15. Curhat

3.3K 186 1
                                    

Happy reading~

.

.

Pikiranmu bisa menjadi boomerang untukmu

***

"Fan. Ekhem kalau menurut lo--"

"Menurut gue apa?" Fano mengunyah makanannya dengan hikmat. Randy berdecak, Fano ini memang sangat tidak sabaran. Randy dan Fano berada di sebuah rumah makan tak jauh dari kantor. Randy berinisiatif untuk cerita tentang masalah percintaan dirinya kepada Fano apalagi Randy lihat Fano ini banyak tahu mengenai agama islam.

"Ekhem ekhem!" Randy berdehem.

"Hoy! Dari tadi lu ekhem ekhem mulu."

"Bentar gua lagi seret nih yaelah sabaran napa!" Randy meneguk es jeruk miliknya. Setelah menghabiskan nya setengah gelas, Randy menggaruk kepalanya. Bingung harus mulai dari mana.

"Menurut lo cara deketin cewek gimana?" Sebenarnya sangat memalukan untuk Randy menanyakan hal ini. Bagaimana tidak! Randy yang predikat playboy cap mangkok ayam Mang Ucup harus menanyakan hal yang sudah sering Randy lakukan.

Masalahnya ini beda cerita, cuy!

"Ya tinggal deketin aja lagian lu kan playboy," ucap Fano santai. Sebentar! Perasaan, Randy tidak pernah mengatakan pada siapapun bahwa dirinya playboy tapi kenapa orang-orang menebaknya dengan benar ya? Apa sebegitu kentaranya kah wajah Randy ini wajah-wajah orang yang suka gonta-ganti pacar? Ya Allah. Tapi itu kan dulu!

"Darimana elo tau? Perasaan gua nggak pernah cerita sama lo!"

"Keliatan dari muke lu, Ran!"

Kan bener.

"Hah! Emang ye bejat gua keliatan banget!" lagi-lagi Fano mengangguk santai masih dengan menguyah ayamnya yang tidak habis-habis sedari tadi. Randy hanya bisa menerima kenyataan ini.

"Balik lagi ke pertanyaan gua yang tadi. Tapi cewek ini beda, Fan! Dia itu sahabat gua dan beberapa bulan ini baru aja hijrah makanya gua mau tanya sama lo. Lo kan ilmu agamanya lebih luas dari gua."

"Hm gitu ya! Kasian juga, lu playboy tapi korban friendzone." Fano mengelap bibirnya. Randy mengusap dadanya mencoba bersabar. Fano adalah orang kedua yang mengatakan Randy adalah korban friendzone setelah Pak Suryanto alias Ayah Randy sendiri.

"Lu salah, ilmu agama gue masih minim. Kalau saran dari gue sih mending lu datengin orang tuanya langsung."

"Tidak semudah itu wahai Fernando! Ada satu masalah lagi, cewek ini benci sama gua tanpa sebab. Dia nggak mau ketemu sama gua. Jadi gua harus gimana?" Fano memegang dagunya. Masalah temannya satu ini cukup berat juga, masalah hati.

"Ya kalau itu sih, lu serahin semuanya sama Allah. Kita nggak pernah tau isi hati orang cuma Allah yang maha mengetahui. Kalau jodoh nggak bakal kemana. Tapi kenapa lu nggak tanya aja sendiri ke dia nya? Eh kagak bisa ya, kan si cewek  pasti udah batesin interaksinya sama cowok." Fano menyeruput es teh manis miliknya. Haus juga ternyata.

"Kok gitu?"

"Yaelah, Ran! Gitu aja masih nanya! Dalam islam itu ya, interaksi cewek sama cowok itu harus dibatesin pake banget." Randy mengangguk sebenarnya Randy tahu akan hal itu tapi Randy tidak mengacuhkannya, pikirnya selama itu tidak mendekati yang iya-iya kan tidak ada salahnya.

"Kalau lu mikirnya nggak ada salahnya selama lu nggak ngelakuin macem-macem, berarti lu salah. Ingat bro masih ada fitnah! Dan masih ada setan sebagai orang ketiga yang nggak ada habisnya buat ngerusak manusia." Fano seolah-olah dapat membaca pikiran Randy.

Detak Waktu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang