Happy Reading~
Masihkah gua jomblo hari ini? Jawabannya nggak, gua single.
-Randy Setiawan-Empat setengah tahun kemudian..
Desi mengelilingi seluruh isi apartemen anaknya. Dari mulai ruang tamu, ruang makan, dapur dan sekarang giliran kamar tidur Randy.
Desi berdecak melihat pakaian anaknya yang berantakan. Bukan cuma berantakan tapi sangat berantakan. Pakaian rumah yang tidak pernah disetrika menumpuk begitu saja di dalam keranjang baju. Desi tak tahu apakah pakaian itu masih bersih atau tidak.
"Randy, ini pakaian kamu berantakan banget. Mama pusing liatnya. Mana yang bersih mana pula yang kotor ini."
"Yang kotor Randy laundry, Ma."
Randy yang berdiri diambang pintu hanya bisa menghembuskan napasnya pasrah. Mamanya ini sudah seperti satpol PP. Setiap dua kali seminggu akan datang ke apartemennya padahal Randy selalu pulang ke Malang saat weekend. Randy bisa menebak apa yang akan Mamanya katakan setelah ini.
"Kamu itu perlu istri."
Kan bener udah ketebak. Istri lagi.
"Ma, istri itu bukan barang. Istri itu tanggung jawab suami."
"Yah apapun itu. Kalau emang belum nemu istri mending pake jasa asisten rumah tangga lah, Ran. Kamu itu kerja, kerja, kerja aja taunya. Apartemen kamu nggak kamu urusi." Desi berkacak pinggang. Sekarang Desi lebih leluasa untuk mengawasi putra tunggalnya, mau se-badung apapun Randy tetap lah anaknya. Ditambah jarak anaknya tidak sejauh dulu saat di Jakarta.
"Randy nggak mau pake jasa ART, Ma. Risih harus berduaan sama yang bukan muhrim di satu ruangan."
"Jadi, mau sampai kapan kamu jomblo terus, Ran?"
"Randy nggak jomblo Ma, Randy single." Desi mendelik dan langsung menjewer telinga putranya yang kalau ngomong suka benar. Itu pun terkadang.
"Aduh. Aduh, Ma. Sakit, ya Allah." Randy memegang tangan mamanya agar sang mama melepaskan jewerannya.
"Mama ngomong tuh jangan dijawab terus, Randy!"
Jika sudah bersama dengan mamanya, Randy suka berpikir sebenarnya dia sudah berumur berapa?
Desi melepaskan tangannya dari telinga Randy dan kembali mengelilingi satu persatu ruangan yang ada di dalam apartemen putranya.
"Kamu mau mama jodohin ga sama anak temen mama?"
Randy menggeleng. Menolak keras untuk dijodohkan.
"Ma, kenapa Mama begitu sadis! Sakit hati Randy Ma! Segitu mengerikannya Randy yang ganteng ini memilih untuk sendiri?" kata Randy mendrama.
Desi memutar bola matanya malas. Randy ini memang jiplakan Pak Suryanto alias suami satu-satunya.
"Ya udah deh terserah! Mungkin ini hukuman buat kamu karna dulu pacarnya kebanyakan."
"Mama kok gitu ngomongnya?" Randy menatap mamanya dengan raut sedih yang dibuat-buat. Desi mendengus.
"Mama serius, Ran. Mama cuma nggak mau kamu sendirian terus. Setidaknya ada yang ngurusin makan kamu, pakaian kamu bukannya malah setiap hari kamu makannya micin mulu. Udah cungkring tambah cungkring lagi," oceh Desi yang membuat Randy harus mengusap dadanya.
"Ma, mau belanja nggak? Randy traktir deh beliin Mama tas."
"Jangan ngalihin topik terus ya, Ran. Yaudah ayuk! Mama siap-siap dulu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak Waktu
General FictionCerita mainstream. Semuanya akan indah pada waktunya.