Happy reading.
Aku bukan orang yang sempurna tapi Insya Allah aku bisa menyempurnakan semua kekuranganmu dan agama mu
-Randy Setiawan-Keringat Randy sudah bercucuran. Tangannya seketika mendingin. Randy berdoa jangan sampai dia lupa kalimat yang sudah dia hafal sejak tadi malam sampai dia pun tidak tidur. Mau jadi apa dirinya kalau sampai lupa hari ini? Walaupun Tari duduk agak sedikit jauh darinya membuat Randy semakin gugup saja.
Ya Allah. Jangan sampai gua mules. Astagfirullah.
Bismillah
Randy mulai membalas jabatan ayah Tari dan ketika ayah Tari mulai berbicara, jantung Randy semakin berdegup saja.
"SAYA TERIMA NIKAHNYA DAN KAWINNYA LESTARI INDRIAN BINTI AGUSTAM LUKMANA DENGAN MASKAWINNYA YANG TERSEBUT TUNAI." akhirnya! Akhirnya kalimat itu keluar juga dari bibir Randy dengan suara yang lantang.
"Sah?"
"Sah!"
"Alhamdulillah."
Randy menangkupkan kedua tangannya dan mengucap syukur sebanyak-banyaknya pada Yang Maha Pencipta, banyak pelajaran yang Randy dapatkan dengan apa yang sudah terjadi padanya selama ini.
***
Randy mencibir saat kedua manusia sableng sibuk menertawakannya.
"Lu tau, Yan? Waktu si Randy mau ijab qobul tadi mukanya tuh kayak orang kebelet boker." Denis terbahak begitu juga dengan Riyan tidak ada bedanya!
"Awas aja lo berdua! Lo terutama Yan! Setelah ini bakal jadi korban kebeler boker! Dan gua yang bakal ketawa paling depan!" seketika Riyan menghentikan ketawanya tapi tidak dengan Denis.
"Selow lah, Yan. Lu kan orang misterius yah. Santai kayak di pantai~" Riyan menjitak kepala Denis. Denis mengerucutkan bibirnya.
"Apaan sih lu!" Denis mencibir. Randy tidak menghiraukan tingkah laku kedua temannya itu. Matanya sibuk mencari sosok yang sudah menjadi tanggung jawabnya.
Istri gua? HAHAHAHAHA
Mana dah istri gua? Ilang mulu yaelah.
Sedari tadi Tari memang tidak terlihat. Usai ijab kabul dan mengerjakan semua kewajiban mereka baik menandatangani buku nikah sampai Tari menyalam tangan Randy. Setelah itu Tari menghilang. Enggak mungkin kan Tari kabur? Ngawur woy!
"Nyari bini baru ya, Pak?" Denis ternyata mengetahui gelagat Randy yang mencari istri barunya. Iya dong masih baru dan fresh, wong ijab kabul aja baru tiga jam yang lalu. Resepsi pernikahan juga tidak terlalu meriah. Randy dan Tari hanya mengundang keluarga dan teman-teman terdekat saja terutama beberapa anak yatim piatu.
Randy melirik Denis dengan tatapan malas. Ditolak Tari diketawain, berhasil nikahin Tari diketawain juga. Benar-benar defenisi teman ter-sableng.
"Hati-hati bininya disambar orang." lagi-lagi kedua manusia yang rasanya ingin Randy buang ke semak belukar tertawa terbahak. Eh enggak usah dibuang ke semak-semak deh mending dibuang aja ke laut bersama kenangan-kenangan masa lalu. Apaan.
Randy tidak memerdulikan kedua manusia yang sibuk terkikik itu, dia memilih untuk melenggang. Mencari tulang rusuknya. Ea.
Saat kakinya akan melangkah menuju dapur di rumah Tari. Tak sengaja Randy mendengar suara manja khas mamanya.
"Ya ampun, sayang! Makasih ya mau nerima anak mama yang badungnya nggak ketulungan itu. Akhirnya mama punya anak perempuan juga."
"Iya, Tan--Eh, Ma."
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak Waktu
General FictionCerita mainstream. Semuanya akan indah pada waktunya.