2

32 2 0
                                    

Reva's Prov

Sebenarnya, malas sekali untuk menceritakan tentang Erlan. Rasanya ingin sekali kembali ke masa lalu, bersamanya selalu indah yang berujung luka. Mungkin Rere tidak akan paham walaupun aku menceritakan panjang lebar tentang Erlan, namun aku hargai dia sebagai sahabat. Bagiku terbuka bersama sahabat adalah hal yang penting.

" Aku enggan menceritakan Erlan" Reva memberi jawaban dengan wajah yang ketus.

" Ayolah, harus cerita, biar gue memahami lo" Rere terus membujuk Reva.

Hujan terus menerus, di hari minggu sudah tidak aneh jika hujan terus mengguyur kota kami.
Aku melanjutkan kisah masa laluku, bertemu bersama Erlan dan kisah lainnya, yang membuat Rere penasaran.
Bagaimanakah sosok Erlan?
.
.
.
.
.
.

Sekolahku, Desember 2015 mengadakan semacam porak. Itu adalah acara rutinitas tahunan sebelum libur tahun baru.
Aku adalah panitia acara tersebut.
Panitia porak selalu duduk dipinggir lapang, tujuannya agar waspada dan mengontrol acara.
Begitupun dengan aku, dengan rasa lelah dan cuaca yang panas, tidak membuat kami putus asa.
Almamater yang kami gunakan membuat kami selalu bersemangat.
Saat itu aku belum mencintai siapapun, tidak dekat dengan siapapun. Sosok Reva terkenal dengan orang yang selalu menjaga harga diri, tidak bisa di usik. Reva adalah wanita yang sangat enggan berurusan dengan laki-laki. Baginya laki-laki hanya perusak kesenangan saat memilih pergi lalu melupakan.

"Arghhhhhhh, kenapa ga gol aja coba?!!" Aku melemparkan sendal ketengah lapang, ini bagian kelasku yang main.

" Aduh, ini sendal siapa nih?" Sendalku langsung dibawa oleh laki-laki.

" Gue" Langsungku ambil sendal tanpa memperhatikan siapakah laki-laki itu.

Sambil menunggu masjid kosong, karena sudah masuk waktu dzuhur, aku membeli minum di kantin.
Disana banyak teman-teman, walaupun beda kelas kami cukup dengan baik, karena aku sedikit terkenal orang yang cukup friendly.

" Rev, gabung !" Teriakan Nesa, langsung mengajakku untuk duduk disebelahnya.

" Rev, balik jam berapa nih acara?" Pertanyaan yang dilontarkan oleh Sisil.

" Paling jam 4, gue ke masjid dulu ya, bentar lagi acara mulai"
Langsung kutinggalkan mereka, menuju masjid untuk melaksanakan solat dzuhur.

15 menit berlalu, acarapun dimulai kembali.

" Bagian kelas apa nih apa ini?" Laki-laki itu bertanya, sambil duduk disebelahku.

" Kelas G" Jawabku singkat, sama sekali tidak menoleh orang yang bertanya tersebut.

"Kalo ditanya tuh liat wajah dong" Dengan lembut laki-laki itu memegang dagu lalu memalingkan wajahku agar melihat wajahnya.

Aku tersontak diam, setelah sekian lama tidak pernah menatap dan ditatap setajam ini, mengapa bisa ada laki-laki yang memperlakukanku seperti ini.

" Aish apaan? Ngapain pegang-pegang? " Aku yang awalnya kaku menjadi galak detik itu, berusaha menghilangkan perasaan kaku.

" Sendal tuh jangan di lempar-lempar, nanti kena orang repot" Laki-laki itu langsung menyamber dan tersenyum, ketika wajah Reva memerah dan matanya membulat, saat ia menatap Reva dari dekat.

" Jangan SKSD!" Aku meninggalkan lapangan, menuju ruang osis.
Berpikir keras, siapa laki-laki itu?
Bikin ilfeel saja.

Acara porak telah selesai, pukul 04.00 seluruh warga sekolah dipersilahkan untuk pulang.
Tapi tidak untuk pengurus osis, kami harus mengadakan evaluasi kegiatan, karena hari ini adalah hari terakhir Porak. Kami akan pergi berlibur sebelum waktu libur akhir semester telah habis.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

" Ahhh akhirnya liburan telah tiba!!!" Aku menghela nafas, menatap pemandangan laut yang indah.
Udara yang sejuk membuat lega karena tugas acara OSIS sudah selesai.

Pantai adalah kunjungan yang tidak boleh dilewatkan saat liburan, disana banyak sekali inspirasi. Rasanya tidak ada masalah yang harus dihadapi ketika melihat senja, dan merasakan sejuknya angin.

" De, coba liat IG nya Ari! Ganteng banget de!" Kakaku, dia memberi gadget nya karena ia tau aku sangat menyukai Ari, selebgram.

" Parah nih ganteng banget!"
Tiba-tiba Ari mengingatkanku pada seseorang. Tapi siapa?

Senja datang, seketika aku mengingat wajah laki-laki yang super SKSD itu.

" Hah? ARI? SAMA DIA MIRIP?" Aku beranjak dari duduk, kenapa tiba-tiba mikirin laki-laki itu coba?
Ngapain dimirip mirip sama Ari?

Seketika wajahnya terbayang, ntah apa yang aku bayangkan.
Terlalu terobsesi Ari? Ga paham.
Yang jelas, kenapa dia yang terbayang?

" Hah? Kocak lu Rev. Lu bayangin dia, mikirin dia gara-gara mirip Ari?" Rere sontak terkejut, ketika Reva bercerita karena kejadian porak, ia memikirkan laki-laki itu.

" Gue belum tau namanya Re" Jawab Reva.

" Oh ya? Terus?"
Rere mempersilahkan agar Reva meneruskan ceritanya. Tentang Erlan.

love story never endsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang