8

27 1 0
                                    

" Erlan tuh gimana si Rev?" Tanya Rere.
Tidak bosannya Rere bertanya agar Reva meneruskan ceritanya tentang Erlan.

" Gue gatau, kata Milda sih dia orangnya cuek banget. Tapi kenapa ke gue dia ngobrol ya? Tapi kalo banyak orang, dia cuek banget ke gue Re!" Jelasku.

" Dia misterius, gue pengen tau akhirnya!" Lanjut Rere meminta Reva melanjutkan ceritanya.

.
.
.
.
.

Saat itu Reva sedang duduk di kantin. Tiba-tiba ada Rey dan kawan-kawan.

" Gue gasuka ya lo deket-deket sama Erlan!" Tiba tiba Rey mendatangiku.
Menarikku dengan kasar lalu mendorongku duduk dipojok kantin.

" Lo gausah kasar bisa ga?!" Nada suaraku terdengar membentak.

** prak* *

Terdengar sedikit kencang tamparan Rey, tangannya mendarat di pipiku.

Aku menatap mata Rey dengan tajam, namun belum sempat membalas Rey. Ia sudah mendorongku kembali, akhirnya aku terjatuh dan terbentur ke tembok.
Disana, geng abstrak tetap diam melihatku ditampar oleh Rey, mereka benar-benar tidak berani untuk memberhentikan Rey.
Bahkan disana, Erlan yang biasanya membantu Reva, kini diam.

Tiba-tiba Riky datang memukul Rey, lalu membawaku. Namun saat Rey kembali memukul Riky, pukulannya terkena kepalaku.
Pusing, yang dirasakanku saat itu. Terasa ada yang mengalir dari hidung, terdengar suara yang terhiang sangat keras, kulihat seseorang yang tak jelas.
Dan lama lama hilang dari tatapan mata, semuanya gelap.

" Rik" Kulihat Riky tertidur lelap di kursi UKS.

" Rev, lo udah sadar?" Riky langsung bangun dari tidurnya.
Terlihat ia sangat khawatir kepadaku.

" Jamberapa Rik? Gue ngerepotin lo ya?" Tanyaku dengan sangat gelisah karena merasa waktu sudah menunjukkan sore hari.

" Ini jam 5 Rev" Jawab Riky.

" Hah? Lo kenapa ga bangunin gue?!" Aku sontak terbangun dari kasur UKS, merapihkan baju untuk bersiap-siap pulang.

" Gue gatega kalo bangunin lo yang lelap banget tidur tadi" Riky yang juga merapihkan baju untuk bersiap-siap pulang.

" Gue balik dulu ya Rik, sorry banget gue ngerepotin lo" Jawabku, langsung meninggalkan UKS.

" Gue anter lo Rev, ini udah sore" Riky berusaha menyusul agar langkahnya sama dengan langkahku.
Akhirnya kami berdua jalan menuju lobby.

Terdapat Erlan disana, ia sedang memainkan handphonenya. Baju sekolah yang keluar sedikit dari celananya, rambut yang sudah tidak teratur karena sudah sore membuat wajahnya terlihat lebih lucu dari biasanya.

" Erlan Rik" Aku memberitahu Riky agar Riky menyapa Erlan. Karena kalo aku yang menyapanya, yang kutakutkan Erlan akan mengganggapku SKSD.

" Gue ga peduli, ayo!" Riky memegang tanganku lalu menuntunku melangkah lebih cepat meninggalkan lobby, seolah ingin lebih cepat meninggalkan Erlan.

Kulihat Erlan memperhatikan kami, Riky yang membawa motor dengan kencang akhirnya berhasil menghilangkan wajah Erlan dari tatapanku.

" Rik makasih ya udah dianter" Langsungku turun dari motor Riky, ia mengantarku sampai gang rumah, karena jarang sekali laki-laki yang aku bawa sampai depan rumah.

" Lu istirahat ya" Riky mengacak acak rambutku. Lalu meninggalkanku.

Saatku berjalan menuju rumah, saat perbelokan gang ada seorang laki-laki yang menggunakan motor, jaket jeansnya sepertiku mengenalnya.
Saat berjalan mendekatinya, ternyata dia adalah Erlan.

love story never endsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang