30. Pergilah. Jangan merasa hutang budi.

32 3 0
                                    

Setelah hari itu. Hari dimana Rey kembali mempermalukanku.
Aku selalu menatap Erlan dengan tatapan acuh, namun ada yang ganjal. Justru kali ini ia lah yang lebih sering menunduk jika bertemu denganku. Rasanya aneh, mana Erlan yang banyak becanda.

" Rev, lo liat postingan Erlan di ig ga? "

Sisil datang kerumah. Hari ini adalah hari minggu.
Ia aku undang untuk menemani hari minggu kali ini.
Bermain basket di lapang basket dekat rumah.
Disana banyak orang yang berolahraga.

" Gue ga liat. Ga follow dua duanya"

Aku merapihkan minum dan bekal kedalam tas untuk bekal nanti.

" Bukannya lo saling follow sama Erlan? "
Sisil bertanya.

" Dia unfol gue. Terpaksa gue unfol dia balik"
Aku berkata secara acuh.

Memang kemarin ketika aku melihat instagram. Erlan berhenti mengikutiku di instagram. Padahal ia duluan yang meminta pertemanan.

" Dia takut lo pasang kata kata galau kali"
Sisil melanjutkan.

" Iya dia risih kali ya sama gue. Sip udah beres yu"

Setelah aku membereskan semua perlengkapan aku mengajak Sisil untuk berangkat menuju lapangan.

Aku menatap setiap sudut lapangan. Dipenuhi orang orang yang berolahraga. Tidak ada teman yang kutemui disini semuanya asing.

" Lo ikut studytour kan? "
Sisil bertanya sambil memainkan bola basket.

Kami akan berangkat ke Jakarta 5 hari lagi untuk acara sekolah rutin yaitu studytour.

Kami akan berangkat ke Jakarta malam hari. Setiap kelas didalam satu bus.

" Ikut Sil. Lo ikut? "
Aku menjawab. Masih sibuk dengan bola.

" Ikut lah"

Setelah kami berbincang kami langsung bermain basket.
Sebelah lapangan basket adalah lapangan futsal, disana adalah tempat rutinitas Riky latihan futsal.

Aku dan Sisil terus bermain. Sesekali tertawa karena bola yang melantur kemana-mana.

" Sil ada Riky. Gue kabur ah"
Aku memperhatikan Riky. Ia menggunaka baju futsalnya.

" Ih Erlan Rev! "

Sisil berteriak. Sehingga membuat Erlan dan Riky menghadap ke arah kami.

" Ih sayang kaya males gitu ketemu gue"
Riky mendekat. Ia menyapaku depan kata sayang didepan Erlan.

" Peang kali. Gue main dulu"

Aku membawa bola basket meninggalkan mereka ber 3.

" Gue ikut"

Riky menyusulku. Ia merebut bola itu dariku.

" Bola gue!!! "
Aku kembali menyerang Riky.

" Yes masuk"
Riky membanggakan dirinya karena berhasil memasukan bola ke ring.

" Mana yang katanya atlet basket? "
Riky mengejekku.

" Gue cuma ngalah"

Aku dan Riky tertawa. Sedangkan Sisil dan Erlan ada di ujung lapang.

Tak lama ketika aku dan Riky masih tertawa. Suara Sisil terdengar begitu jelas.

" Erlan awassssss"

Aku dan Riky langsung memalingkan wajah.
Melihat Erlan yang asik mendengarkan lagu tak sadar akan ada mobil yang lewat.
Didaerah sana memang sering dijadikan tempat balap liar anak anak nakal.

love story never endsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang