9

23 1 0
                                    

" Lu dipukul sama Rey?!" Tanya Rere lagi dan lagi setelah mendengar cerita masa laluku.

" Iya, gue ga lapor dia ke bk tapi Riky klarifikasi semuanya" Jelasku.

" Erlan, nganter lo balik seudah hujan reda?" Tanya Rere.

" Dia anter gue balik" Jawabku.

" Riky ngajak ngobrol Rey apa gimana?" Tanya Rere.

Setelah kejadian Rey memukulku. Besoknya Riky mengajakku Rey untuk keruang OSIS.
Banyak siswa siswi yang melihat dengan aneh mengapa seorang Rey masuk dibawa oleh Ketua Osis ke ruang OSIS.

" Rey, gue ga nyangka lo sampe bikin pingsan Reva!" Riky memulai pembicaraan antara kami.

" Gue kesel, gue gasuka liat Erlan deket sama dia!" Rey menunjukku, maksud dia adalah aku.

" Sebenci itu lo sama gue sampe gue yang gasuka saling sapa sama Erlanpun lo marah sama gue" Aku melanjutkan pembicaraan.

" Lo emang ga suka saling sapa, dianter balik sama Erlan?" Jawab Riky, nada bicaranya tidak terlalu emosi.
Karena ia sudah membuat perjanjian dengan Riky. Jika ada emosi Rey akan dilaporkan ke BK.

" Apa alasan lo tambah benci sama gue karena gue deket sama Erlan?"
Tanyaku.

" Gue gak perlu ngasih tau lo, kalo lo mau Erlan ga kenapa napa lo jauhin Erlan Rev!"

" Gue emang gadeket sama dia, kita ngobrol kalo ada yang diobrolin aja ko" Jawabku.

" Ribet banget Rev, lo jauhin Erlan. Ga rugi kan lo baru kenal sama dia!" Riky memotong pembicaraan.

" Mana mungkin gue bisa jauhin Erlan, gue sayang sama dia. Bahkan gue baru ada celah buat deket sama dia"

Tidak ada jawaban dariku, disaat itu aku sangat sedih tidak bisa kuputuskan saat itu.

Belumku membuat keputusan Rey pergi meninggalkan ruang OSIS.
Riky mendekat lalu mengajakku berbicara.

" Gue tau lo sayang sama Erlan Rev" Riky memecahkan keheningan.

" Kalo lo tau kenapa lo gabiarin gue ada celah buat gue deket sama Erlan?" Jawabku dengan nada pasrah.

" Rey jelas-jelas gasuka lo deket sama Erlan. Kalo Erlan sayang juga sama lo, dia bakal bangkang Rey buat jauhin lo sama Erlan. Nyatanya Erlan bangkang ga? Engga kan?!" Jelas Riky.

" Gue pengen sendiri Rik" Aku menjauh dari Riky. Dan akhirnya Riky meninggalkan ruangan OSIS.

Aku menuju taman sekolah, ingin sekali menangis disana. Taman sekolah pasti kosong karena semua siswa sedang KBM. Aku dimintai dispen oleh Riky tidak mengikuti pelajaran selama 1 jam pelajaran, untuk klarifikasi bersama Rey, tadi.

" Gue benci diri gue!" Aku menggerutu sendiri di taman, air mata yang ditahan akhirnya jatuh.
Perkataan Riky ada benarnya, jika Erlan mencintaiku ia akan membangkang Rey agar aku menjauhinya.

Reva: " Ke taman, gue mau bicara"
Milda:" Dimananya?"
Reva:" Deket kolam"
Milda:" Gue kesana"

Aku mengirimi pesan kepada Milda, pikiranku saat ini benar-benar tidak bisa dikontrol.

Air mataku tidak bisa dibendung, aku menangis merasa tertekan dengan keadaan.
Milda dekat dengan Rey, ia adalah satu-satunya perempuan yang masuk geng Abstrak disekolah.

" Rev, lo kenapa?" Milda memperhatikanku. Sepertinya ia bingung mengapa aku menangis, dan ada apa Reva memanggilnya untuk ke taman sekolah.

" Rey marah sama gue, kemaren dia bikin gue mimisan sampe pingsan. Dia minta gue jauhin Erlan" Aku langsung menceritakan tentang Rey.

" Sumpah? Tega banget tuh anak!" Respon Milda.

" Lo tau, gue ngobrol sama Erlan aja baru-baru.
Kemaren seudah Rey mukul gue, Erlan ke gang rumah gue ngajak ke taman kota Mil" Lanjutku.

" Demi Allah lu? Dia kesana ngapain?"
Milda seolah tidak menyangka, Seorang Erlan melakukan itu.

" Dia minta maaf, kata dia karena dia gue dibikin pingsan sama Rey" Aku sedikit menjelaskan, tidak banyak yang kuceritakan pada Milda tentang Erlan.

" Sumpah, gue ga nyangka Erlan lakuin itu sama lo! Seumur gue kenal sama dia, diatuh cuek banget! Polos, mana mungkin kepikiran buat ngelakuin hal itu, apalagi buat lo!"
Milda sepertinya masih tidak menyangka, seorang Erlan berani melakukan hal itu.

" Gue sayang sama Erlan, kemarin-kemarin kesempatan gue buat deket sama dia. Rey malah minta gue jauhin Erlan"
Aku menunduk, terus menangis karena teringat akan keadaan yang membuatku ingin menangis.

" Lo jangan nangis! Kayanya Erlan suka sama lo juga, buktinya cara dia perlakuin lo beda sama cara dia perlakuin orang lain" Jawab Milda, menenangkanku.

" Gue pikir gitu, gue udah baper.
Tapi bener kata Riky, kalo Erlan balik suka sama gue, dia bakal bangkang Rey yang ngejauhin kita. Ini engga Mil" Jelasku.

" Gue gabisa ngomong apa-apa tentang Erlan dia terlalu misterius. Tapi menurut gue, dia terlalu polos buat bangkang Rey" Jelas Milda.

Di taman belakang sekolah, untuk pertama kalinya seorang Reva Ayla Khanza yang terkenal tangguh, kini meneteskan air matanya karena seorang badboy.
Terik matahari seolah menusuk kulit, hawa dingin yang dihasilkan angin berhembus seperti masuk ke kulit.

Aku yang masih menangis, menatap seluruh isi taman. Mencoba menenangkan diri, untuk bertahan dan mencoba memilih pilihan.

love story never endsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang