7

21 2 0
                                    

" Demi apapun sosweet banget si Erlan!"
Rere menyaut kembali setelah lama bungkam mendengarkanku bercerita.

" Gue penasaran, Apa Erlan emang baik sama semua cewe apa gimana, gue tanya Milda,Re"

Beberapa hari setelah aku memilih menjauh dulu dari Caca,Cici dan Manda. Banyak sekali cerita yang tidak ku ceritakan.
Aku memendam cerita sendiri.
Suatu hari aku mengajak Milda untuk bertemu.
Ingin sekali ku ceritakan pada Milda tentang Rey yang memukul Erlan.
Rasa penasaran terus menghantuiku, yang akhirnya kuputuskan agar Milda mengetahui tentang aku Erlan dan Rey.

" Demi apa lu sumpah Erlan lakuin semua itu buat lo?"
Milda merespon kaget, setelah mendengar ceritaku tentang Erlan yang dipukul Rey.

" Gue berani sumpah" Jawabku.

" Gue gapercaya Erlan lakuin itu buat cewe yang bahkan dia ga pernah ngobrol sama sekali sebelumnya"
Jawab Milda.

" Apa emang Erlan orangnya baik ya? Seneng nolong orang? Tanyaku.

" Hahahahahahaha" Milda tertawa, seperti aneh karena aku bertanya tentang hal itu.

" Kenapa?" Jawabku heran.

" Jelas engga! Gue aja sampe kaget dengernya!
Lo tau? Diatuh orangnya pantang care sama orang yang dia kaga kenal!"
Jawab Milda.

" Ko bisa ya kegue dia gitu?" Masih heran.

" Gatau, bahkan ke orang yang dia suka aja dia cuek Re"
Jelas Milda.

" Gue bingung" Jawabku.

" Jangan-jangan Erlan suka lagi sama lo" Milda menggodaku.

" Kalo dia suka, kenapa dia ga pernah ngedeketin gue?
Lo tau? Kadang dia baik, kadang lagi diatuh ngelirik gue juga males kali, gue ga paham deh sama sikapnya"
Jawabku.

" Ohiya yaa bener juga kata lo, misterius banget tuh anak.
Gue aja yang deket sama dia gangerti sama sikapnya, manusia paling aneh deh pokonya!" Jelas Milda.

" Yaudah makasih ya, gue ke kelas dulu"
Aku meninggalkan Milda, karena ia masih ingin jajan di kantin.

.
.
.
.
.

" Bingung gue" Tak sadar lamunanku tentang Erlan, membuatku mengeluarkan suara, seperti berbicara sendiri.

" Bingung kenapa Rev?" Manda menyadarkanku dalam lamunan.

" Engga hehe" Aku mengalihkan pembicaraanku, enggan bercerita kepada Manda.

Tiba-tiba Cici dan Caca menghampiriku dan Manda.

" Rev, lo kenapa akhir-akhir ini jadi sering sendiri? Jarang cerita lagi!" Caca memulai pembicaraan diantara kami.

" Iya bener, kita aja yang sebangku jadi jarang ngobrol" Lanjut Manda.

" Gue gapapa" Aku menjawab pertanyaan mereka tanpa menatap wajah mereka.

" Kalo ada yang gaenak obrolin dong! Jangan tiba-tiba marah gitu! Aneh banget" Cici membalas dengan nada suara yang agak keras, sepertinya ia sedang kesal kepadaku.

Aku yang sedang tidak enak kepada merekapun terbawa emosi.
Rasanya, ingin sekali berbicara bahwa merekalah yang tidak setia kawan.

" Apaan si, biasa aja bisa ga ngomongnya? Males nih sama kalian tuh gini, main hakim sendiri tanpa intro apa salah kalian!" Aku menjawab sambil berdiri, selesai bicara aku meninggalkan mereka untuk pergi ke masjid, solat Duha.

Setelah solat duha, aku pergi ke kantin. Jam pelajaran kali ini adalah TIK. Guru berhalangan masuk, kuputuskan untuk diam di kantin karena malas untuk berada di kelas.

" Bi pengen beli soto 1 dong" Bi Asih adalah langganan tempat makan, disana basecamp aku dan teman-teman.

" Kemana neng temen-temennya?" Jawab Bi Asih sambil membawa pesanan sotoku.

" Engga, lagi pengen sendiri aja. Bosen sama mereka hahaha kali-kali sendiri aja" Jawabku.

" Aduh, biasanya orang yang pengen sendiri itu lagi jatuh cinta" Bi Asih menggodaku.

" Ahh apaansi, udah sana Bi, mau makan" Jawabku mengusir Bi Asih dengan nada becanda.

Saat itu hanya suara para tukang datang yang terdengar, tidak ada teriakan suara siswa yang ingin lebih dulu diladeni, karena jam ini masih KBM.
Kelasku dapat jam kosong kali ini, hanya beberapa kelas yang tidak melaksanakan KBM saat ini.

" Rev" Terdengar suara seseorang yang asing namun kukenal.

Saat aku menoleh ke arah suara yang memanggilku, terdapat Erlan disana.

" Gak mungkin Erlan" Gerutuku dalam hati.

Tidak kurespon asal suara itu, karena disana hanya ada Erlan.
Saat aku menoleh Erlan memalingkan wajah. Ku kira bukan Erlan yang memanggilku.

" Gue ngomong sama lu" Erlan duduk disebelahku.

" K--e gue-e?" Jawabku terbata bata.

" Lo sendiri?" Tanya Erlan.

" Gue udah gasendiri semenjak lo duduk sebelah gue" Jawabku dengan nada becanda, berusaha menghilangkan rasa gugup depan Erlan.

" Lucu lo" Jawab Erlan.

" Makasih, gue emang lucu!" Jawabku yang juga kembali menggoda Erlan.

" Gila lu dah pusing" Jawab Erlan.

" Hahahhahaah" Aku tertawa, lawakannya memang tidak lucu, namun ia membuatku bahagia.

" Tuhan, hati gue deg degan. Jauhin dong biar gue ga kaku depan Erlan"

" Gue ke kelas lagi ya Rev?" Erlan kembali memulai pembicaraan.

" Iya boleh" Jawabku tanpa melihat mata Erlan.

"Ini gila gue ngobrol sama Erlan? Gemeteran banget jantung gue" Aku tiba-tiba bercerita kepada Bi Asih.

" Erlan? Neng suka?" Jawab bi Asih.

" Kagak!" Aku mengeluarkan uang untuk membayar soto, lalu meninggalkan Bi Asih untuk menuju kelas.

love story never endsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang