" Gila lu, dianter sama Revan? Ke rumah? Lagi hujan?"
" Sejak hari itu, aku benar-benar menyukai Erlan, Re" jawabku secara singkat.
" Apa saat itu Erlan memiliki pacar?" Sahut Rere begitu penasaran.
" Engga, lo tau apa yang gue suka dari dia?" Jawabku
" Apa?"
" Diatuh cuek banget Re sama cewe, gue cari tau lewat temen deketnya.
Ternyata diatuh sekali pacaran lama, sama sosweet lagi Re" jelasku." Oh yaa? Keren dong, udah berapa lama dia jomblo Rev?"
" 2 tahun kalo gasalah"
" Gue pernah foto sama dia" Aku langsung menjelaskan cerita.
" Kapan? Katanya lu baru kenal? Ko bisa?" Tanya Rere penasaran.
Waktu itu Re, sekolah gue lagi ada acara. Disana semua kelas berlomba-lomba untuk jualan.
Mereka bersemangat jualan di stand masing-masing dengan berbagai judul makanan yang menarik, gitu juga sama kelas gue Re.
Ceritanya gue lagi pengen jajan yang lain, yang bukan stand kelas gue, temen gue banyak banget dikelas Erlan." Rev, jajan dong lu ke sini" Sontak suara Sisil yang kencang, disahut teman-temannya ikut menyuruhku untuk jajan.
" Nih gue jajan, dengan sangat terpaksa" Aku langsung menghampiri Stand Kelas Sisil.
Sambil berbincang segala hal, lalu tertawa.
Kami cukup akrab, setelah menyukai Erlan, informasi kutanyakan pada banyak orang. Alhasil kami menjadi dekat, terutama dengan Milda." Duit lo 50 ribu, jajan 2rb. Gaada kembalian!" Milda menyahut setelah lumayan lama kami berbincang.
" Gila lu, 48 ribu. Balikin woy" Aku menghampiri Milda yang menjauh karena membawa uang kembalianku.
" Erlannnnnnn!" Teriak Milda dengan kencang, memanggil Erlan lalu melambaikan tangan agar Erlan menghampiri Stand kelasnya.
Karena Milda adalah teman kelas Erlan." Apaan lagi nihh anak, dia tau gue kalo deket Erlan suka gugup ngapain dia manggil Erlan pas gue lagi disini"
Aku yang menggerutu kesal didalam hati, rasanya ingin sekali pergi sebelum Erlan sampai di Stand kelasnya.
Namun, Erlan telah sampai duluan." Apa?" Erlan menjawab Milda, bertanya mengapa ia dipanggil kesini.
" Ada yang mau foto bareng nih" Jawab Milda.
" Betul tuh Lan" Sahut Sisil yang ikut mengompori Milda.
" Gilaa! Maksud mereka foto sama gue?"
Mataku membulat, Milda menatapku dengan senyuman jahat, ia memberi isyarat "ini kesempatan" .
Langsung kutarik Milda " Gila lu? Gue lagi pake Jas OSIS nanti kalo ketua tau, gue bisa abis!"
" Riky? Gapapa gue nanti yang bilang, lo bakal nyesel kalo ga foto sekarang "
Milda menarik kami berdua untuk foto. Saat kami foto teman-teman kelas Erlan yang juga teman dekatku mengompori kami berdua.Akhirnya, dengan rasa gelisah karena gugup. Tanpa permisi pada siapapun, Aku melangkahkan kaki untuk meninggalkan stand kelas Erlan menuju Toilet.
" Gaaa! Kenapa gue lemes banget, lemah banget gue depan dia! Apaan nihhh, gue kan harusnya cool, jaga harga diri gue depan semua orang, kenapa bisa? Dengan mudah gue lupa sama tugas gue di osis? Karena Erlan "
Aku yang terus berbicara kepada diriku sendiri depan kaca Toilet, masih lemas.
Dan memutuskan untuk diam diruang osis karena rasanya sangat malu jiga nanti aku akan bertemu Erlan." Mau ditaro dimana muka gue!"
" Emang kenapa lo gaboleh foto gara-gara pake jas?
Terus katanya lo sahabat Riky? Kenapa harus takut?" Rere bertanya, setelah menyimak cerita Reva.Menyimak dan bertanya. Itulah yang Rere lakukan saat Reva menceritakan masa lalu singkatnya tentang Erlan.
" Jadi gini Re, di OSIS kita tuh harus bener-bener jaga harga diri terutama, cool dan berwibawa, ketika kita lagi pake almamater. Karena gasembarang orang bisa pake. Butuh proses yang lama juga sulit untuk menjadi pengurus OSIS."
" Oh yaa?" Jawab Rere.
" Kalo masalah Riky, kami belum bersahabat seperti sekarang. Ngobrolpun seperlunya. Tidak ada yang kami bahas selain tentang OSIS"
" Setelah hari itu? Apa kalian sering bertemu? Apa akhirnya Erlan tahu rev, lu suka sama dia?"
" Dia tau. "
KAMU SEDANG MEMBACA
love story never ends
RomanceTernyata cinta yang indah itu adalah bagian akhirnya. Berjuanglah, memang pahit. Karena puncak dari cinta yang indah adalah bukan mencintai. Tetapi ketika salah satu berjuang dan akhirnya kedua belak pihak saling mencintai. Reva Ayla Khanza, perempu...