Keadaan lapangan sekolah terlihat ramai.
Semua orang membawa bola kebanggaannya.
Ada yang sedang persiapan, melatih otot, dan duduk santai saja menggunakan baju ekskulnya.Aku sibuk merapihkan rambut di kaca toilet, rambutku panjang bawah dada. Rambut berwarna kecoklatan.
Banyak orang yang menyukai rambutku, katanya si pantas dengan kulitku yang putihnya cerah.
Bola mataku hitam, belo.
Badanku, tinggi. Ya bisa dipikirkan seorang atlet basket badannya seperti apa?Aku menatap sekitar lapangan membenarkan baju kebanggaan dari basket.
Celana diatas lutut dan baju tangan agak melipat di atas sikut.
Angin menyapu rambutku.
Kali ini aku aku menguncir 1 rambutku.
Nomer punggung 19 dengan nama
" R.Ayla" membuatku selalu bersemangat bermain basket.
Diikuti dengan anggota basket lain, mereka bersemangat untuk melaksanakan " Latihan Gabungan"." Ayo ayo semuanya basket, futsal dan volly kumpul di lapangan!"
Pak Agus berbicara menggunakan Toa.
Memberi intruksi agar semua baris dengan rapih di lapangan.
Memberi motivasi agar kami melaksanakan Latgab ini dengan penuh semangat." Para ketua kedepan"
Pak Agus meminta ketua agar kedepan, memimpin pemanasan terlebih dahulu dengan bersamaan.Aku membariskan anggota basket, .. baris disebelah futsal.
Aku Leon dan ketua volly baris didepan.
Mengarahkan semua anggota agar mengikuti pemanasan kami.Saat aku melihat Erlan, ia memandangku.
Celana sedikit di atas lutut, nomer punggung 5 dibajunya.
Rambutnya yang berjambul sedikit agak tidak rapih, membuat ia lebih tampan saat memulai pemanasan.
Kulitnya yang putih bersih, matanya bening coklat, membuat ia terlihat sempurna dari jarak jauh." 1 2 3 4 5 6 7 8"
Suara kami membuat seisi sekolah menatap ke arah kami.
Pemanasan dilakukan 10 menit sebelum kami memulai Latgab fisik bersama." Reva, ayo basket memimpin lari terlebih dahulu, diikuti futsal dan volly"
Pak Agus memberi intruksi, aku dan anggota basket lainnya mengelilingi lapangan 5 kali putaran.
Setelah pemanasan dilakukan, Pak Agus angkat bicara.
" Terimakasih sudah datang ke Latgab kali ini. Saya senang banyak anggota yang hadir dengan wajah yang semangat.
Cuaca mendung tidak menghalangi kita semua untuk tetap semangat, SIAP?"" SIAP" Serentak suara kami menjawab Pak Agus.
Banyak dari kami yang menyukai latgab.
Karena disini kami diajarkan solidaritas yang tinggi meskipun berbeda kompetensi." Rev, lo cantik" Riky datang menggodaku.
Didepan Leon, disana geng abstarakpun ikut memperhatikan.
Geng perusuh itu adalah anggota futsal." Aduhhh Riky cinlok nih di OSIS"
Goda Yoga.Erlan menatapku, ia memberi senyuman.
Aku tidak membencinya, aku mencintainya.
Tidak peduli ia membenciku, bahkan Rey yang melarangku.Saat aku ingin membalas senyuman Erlan, Leon datang.
" Semangat Rev, gue yakin lo keren kali ini"
Leon memberiku semangat karena kali ini aku harus melawan tim futsal perempuan untuk tanding volly." Makasih Leon, lo liat gue ya"
Aku memasang wajah yang semangat, aku sudah berjanji walaupun tidak menyukai Leon, aku harus menghargainya." Abang juga mau kasih semangat dong"
Yoga menggoda Erlan dan Riky yang memperhatikan aku dan Leon.Riky tertawa, sedangkan Erlan pergi menjauh dari kami.
" Napa tuh anak?" Yoga heran melihat Erlan pergi.
Tidak biasanya ia acuh ketika temannya sedang becanda.Aku memperhatikan Erlan, mengapa raut wajah Erlan berbeda ketika aku digodai oleh teman-teman.
Inginku hapus semua terkaan yang menjurus Erlan menyukaiku, tapi sulit.
Gerak geriknya mengarah kesana.
KAMU SEDANG MEMBACA
love story never ends
RomanceTernyata cinta yang indah itu adalah bagian akhirnya. Berjuanglah, memang pahit. Karena puncak dari cinta yang indah adalah bukan mencintai. Tetapi ketika salah satu berjuang dan akhirnya kedua belak pihak saling mencintai. Reva Ayla Khanza, perempu...