31. Ada apa ini?

43 3 0
                                    

Hari senin.
Kejadian kemarin tidak membuatku izin karena sakit ke sekolah.
Pagi pagi aku sudah ada di sekolah karena hari ini upacara.

" Lo nolongin Erlan buat caper? Cuma dia gaakan milih lo"

Claudia menghampiri aku dan teman kelas. Ketika aku sedang tertawa bercerita.

" Caper? Bukan gue banget sorry"
Aku tersenyum. Lalu mengabaikan Claudia.

" Heh. Dasar ga tau malu"
Claudia membanting bahuku.

" Lo yang gatau malu, nuduh orang kebalikan fakta"
Aku mendekat.

" Dasar ngaku wakil ketua osis tapi gapunya harga diri! "
Claudia tertawa.

" Jaga mulut lo ya! Tanya aja Erlan apa aja yang gue lakuin buat dia. Bahkan gue nyuruh dia lupain semua kejadian kemarin"

Aku membentak Claudia.

" Udah seharusnya Erlan lupain semua nya tentang lo"
Claudia senyum sinis.

" Dan lo juga harus lupain gue ya. Takut lo depresi HAHAHA"

aku tertawa bersama teman-teman meninggalkan Claudia untuk baris di lapangan.

Seperti biasa. Pembina upacara membuat semua siswa bergemuruh karena nasehat yang lama.

" Kepala gue sakit"

Aku memegang kepala. Sakit yang kemaren masih tersisa sampai hari ini.

" UKS ya"

Anggota PMR memintaku agar pergi ke uks.

" Iya"

Aku menerima tawaran. Karena kepalaku sangat sakit.

Di uks ada beberapa orang yang juga tumbang di upacara.
Aku merebahkan badan. Menyenderkan kepala ke bantal yang cukup tinggi.

" Makasih ya"

Petugas PMR itu kembali bekerja. Menjaga jalannya upacara.

Dari tadi. Tidak ku lihat Erlan.
Mungkin iya telat.

" Aduh sakit"

Suara yang tidak asingku dengar.
Aku melihat ke sumber suara itu.

" Erlan"
Suaraku pelan.

Aku langsung memalingkan wajah lagi. Malas untuk melihat Erlan.

Setelah petugas PMR keluar. Erlan mendekat. Di ruangan ini hanya ada adik kelas.

" Rev. Gue minta maaf, please jangan bikin gue ngerasa bersalah sama lo"

Erlan. Ia berani berkata itu. Sebelumnya kami adalah 2 orang yang seperti dekat namun tidak saling mengenal sebenarnya.

" Erlan. Gue bilang lo gausah mikirin tentang kemarin"

Aku menjawab dengan pelan.
Karena adik kelas sudah memperhatikan kami.

" Gimana bisa gue ga mikirin sama orang yang udah nyelamatin gue? "
Erlan tidak menatapku.
Ia memandang objek yang lain.

" Lo bisa. Karena lo bukan siapa siapa gue. Bahkan kita ga pernah saling sama sebelumnya"

Aku menjawab. Lagi dan lagi ingin menangis jika berbicara dengan Erlan.

Erlan diam. Tidak ada ucapan beberapa menit darinya.

" Gue mohon. Izinin gue jaga lo"
Erlan's Prov dalam hati.

" Lan. Cukup lo malu maluin gue karena teka teki lo.
Gue malu lan. Dan lo jangan tambah masalah.
Gue gamau tiap minggu ada aja labrakan dari Claudia yang ga bener tentang gue.
Lo bukan siapa siapa gue.
Gaada masalah buat lo, gausah peduliin gue.
Gue cape ngadepin semua ini setelah ada lo dihidup gue.
Gue cape. Dan lo jangan bikin gue ngerasa lemah banget Lan"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

love story never endsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang