28.empty

20 1 1
                                    

Hari demi hari kulewati dengan penuh ksedihan dan rasa malu.
Apalagi ketika semua geng abstrak menggoda pasangan baru itu.

" Apa maksud Erlan? "

Aku sering melontarkan kata-kata itu ketika kembali menangis.
Belum terbiasa melihat Erlan dan Claudia yang sering berdua di kantin ketika aku sedang jajan.

Setelah hari itu. Aku jarang sekali keluar kelas.
Bahkan untuk rapat osis pun rasanya malu karena banyak orang yang tau bahwa aku dan Erlan dekat.

Kali ini mereka merusak nama baikku.
Hari yang di lewati kini menjadi hampa.

Namun ada satu hal yang mengganjal.
Tatapan Erlan.
Tatapan yang tidak pernah berubah semenjak pertama kali aku mencintainya.

" Tatapan itu masih milikku"

Aku selalu berusaha melupakan semua hal yang membuatku bertahan akan Erlan yang masih menatapku seperti dulu.

Tatapan yang membuatku lupa semua hal yang ada didunia. Kecuali tatapannya.

Sedangkan aku dengan Nesha. Ia sering memperi tatapan tajam tanda ia marah karena aku.
Terkadang ia seperti bahagia karena sejak itu,

Sejak hari itu aku kehilangan 2 orang sekaligus.

Setelah kejadian itu. Aku benar-benar malu.
Apalagi teman kelas Claudia yang sepertinya menatapku dengan ejekan.
Aku tidak tau harus bagaimana setelah ini.

" Udah Rev. Lo jangan murung gini, jangan mikir semua orang muasin lo karena Erlan sama Claudia"
Caca mengajakku mengobrol ketika aku melamun di kelas.

" Lo tau betapa gue malu. Lo tau gimana cara gue pertahanin harga diri gue? Lo tau gimana orang-orang bilang kita berdua cocok? Lo tau? Hal yang gue takutin ternyata jadi kenyataan!
Gue pernah bilang gue takut semua orang nyangka kita deket padahal kita ga deket sama sekali. Dan suatu hari nanti kalo Erlan punya pacar bakal gue yang malu.
Dan sekarang? Pacarnya satu sekolah sama gue. Sekarang gue udah kehilangan 2 orang. Bahkan 3 sama Nesha. Gue harus gimana? Gue lemah Ca"

Aku menundukkan kepala menahan air mata yang jatuh setiap kali membicarakan Erlan.

" Kenapa lo ga coba klarifikasi aja sama Nesha? "
Cici menjawab.

" Gue penat. Harga diri gue seakan diinjek. Nasib hati gue patah Ci. Gue gapeduli apapun yang Nesha pikirin tentang gue sekalipun negatif. Karena akhirnya Nesha bakal tau apa yang gue lakuin buat dia. Gue lepasin orang yang baik ke gue, Leon"

Aku menatap Cici Caca dan Manda.
Mereka memperhatikanku dengan rasa iba.

" Seenggaknya lo jelasin meskipun dia ga denger"
Manda melanjutkan.

" Gue bakal jelasin. Kalo suasana hati gue udah membaik Man"

Caca Cici dan Manda berusaha menghiburku. Mereka mengajakku bermain game menyanyi. Namun itu hanya kesenangan sesaat. Membuatku kembali bersedih ketika tawa kami terhenti.

Akhir-akhir ini Riky sering mengajakku jalan. Katanya ada hal yang ingin dia bicarakan.
Tapi aku selalu menolak.
Hari ke 14 aku masih merenung.
Aku mencoba ingin menemui Riky hari ini, orang yang aku ikut jauhi setelah Erlan dekat dengan Claudia.
Rikypun jahat menurutku. Mengapa ia tidak jujur bahwa Riky dekat dengan Claudia.

" Ky gue mau jalan sama lo hari ini. Kalo lo gabisa gue gamau jalan dilain hari"

Aku mengirim teks pesan kepada Riky.
Melihat di jendela kelas Riky sedang memainkan handphonenya.

" Gue bisa"

Riky dengan cepat membalas pesan dariku.

Setelah pulang sekolah aku menunggu Riky di depan sekolah. Menunggu ia membawa motor di parkiran.

love story never endsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang