17

11 1 0
                                    

" Gaenaknya jadi cewe tuh gini Ky, kalo udah sayang. Dia ngerasa cowo itu suka balik, dan kalo harapan yang cewe itu buat sendiri ternyata patah.
Kita nyalahin cowo php dan minta dia dapet karma"

Aku sudah duduk depan meja makan.
Walaupun kami sudah makan lumpia, tapi perut kami akan jadi perut karet ketika kami berdua.
Kebiasaan kami adalah kuliner.

" Raut wajah lo beda, ayo cerita"
Riky sibuk melihat menu makanan.

" Ribet nya tuh gini, ketika gue sayang sama cowo. Gue ngerasa emang gue orang yang paling sayang sama dia. Padahal diluaran sana banyak yang lebih sayang sama dia"

Aku mulai memasang raut wajah yang galau.

" Puncak masalah lo dimana?"
Riky menatapku.
Memanggil pelayan untuk memesan makanan kesukaan kami.
Di caffe ini kami mulai akrab, banyak hal yang kami ceritakan disini.
Memakan banyak waktu yang tidak sia-sia menurut kami.

" Waktu hari apa gue lagi sedih karena harus jauhin Erlan"

Aku memberhentikan cerita, menyentak Riky karena ia tidak memperhatikan ceritaku.

" Riky! Gue mau balik"
Aku memasang raut wajah marah.

" Gue denger lo sayangku"
Riky mengacak-acak rambutku.
Kami semakin dekat, persahabatan kami tidak diragukan.
Aku harap diantara kami tidak ada yang mencintai.

" Erlan nyamperin gue, spontan kan gue nangis, karena udah aga lama gue kangen sama dia. Matanya bisa buat gue luluh Ky"

" Emm"
Riky mengisyaratkan agar aku melanjutkan cerita.

" Dia manis banget, gue cerita orang yang gue sayang depan dia. Padahal dia yang gue sayang.
2 hari kemudian kalo gasalah gue ke kantin sama temen, ternyata ada Milda sama Erlan. Gue nguping pembicaraan mereka. Erlan bilang najis kalo dia suka sama gue.
Lo tau? Padahal kemarennya dia manis banget sumpah, dari situ gue nangis yang sampe masuk ruang UKS"

Aku menunduk, mataku sudah berkaca-kaca.
Riky mendekat.

" Erlan misterius, gue aja yang temen deketnya ga ngerti"
Riky menggenggam tanganku.

" Tapi Ky apa gue geer gimana ga ngerti, tatapan Erlan tuh"

Riky menyela pembicaraan.

" Gue liat mata Erlan ko, gue kenal dia.
Gimana cara dia perlakuin cewe, natap cewe, beda ke lo.
Diatuh orangnya konyol tapi kalo depan lo mendadak diem"

Riky masih menatapku, menggenggam tanganku memberi kekuatan kepadaku yang masih menangis.

" Gue sayang sama Erlan. Bahkan saat dia bilang najis ke gue. Gue ga benci dia"
Aku menunduk nangis.

" Lo kuat Rev, sumpah gue ganyangka lo bisa gini ke Erlan"
Riky menghapus air mata.

Riky melepas tanganku ketika ada pelayan yang memberikan makanan.
Ia masih memperhatikanku.

" Gue jelek ky, gaada apa-apanya dibanding semua cewe yang menurut dia cantik"

Aku masih menangis, hanya menatap makanan favorit kami.

" Lo cantik Rev. Gue aja suka sama lo"
Riky memalingkan wajahnya.
Aku mengangkat wajahku.
Memperhatikan ucapan Riky.

" Lo suka gue?"
Aku berhenti menangis, terkejut ketika mendengar Riky.

" Kalo lo bukan sahabat gue, kayanya rasa suka naik jadi cinta.
Untung naiknya jadi sayang sahabat"
Riky tertawa lagi dan lagi mengacak rambutku.

" Lu tuh paling bisa bikin gue ketawa"

Aku menghapus air mataku.
Kembali mengumpulkan mood untuk menyantap makanan favorit.

love story never endsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang