Reva memandang jendela kamarnya sambil bersila di atas kasur. Wajah kasurnya masih menghias diwajahnya, libur kali ini menurutnya menyakitkan.
Reva sangat mengenal dirinya, itulah alasan mengapa saat pertama kali melihat Erlan ia memalingkan tatapannya.
Mudah terbawa perasaan oleh orang yang menurutnya adalah tipe idamannya.Hari Minggu libur kali ini, Reva tidak memiliki planning kemana-mana.
Untuk pertama kalinya gelisah karena laki-laki setelah sekian lama istirahat dari sakit hati membuat Reva malas kemana-mana, sulit mengontrol diri.
Namun sebenarnya, Erlan adalah cinta pertamanya.
Sempat sakit hati, tapi itu oleh pandangan pertamanya.
Menurutnya, pandangan pertama dan cinta pertama adalah dua hal yang berbeda.*tringg*
" Leon?"
Aku melihat nama Leon di gadgetku, ia menelponku.
Dengan malas aku mengangkat telpon dari Leon.
Leon adalah salah satu anggota geng abstrak, ia dekat dengan Erlan.
Leon dekat juga dengan Riky, semenjak kejadian Rey yang memukulku, Riky menjadi lebih sering berinteraksi denganku. Mungkin mulai dari situ kami mulai bersahabat, Leon yang dekat dengan Rikypun jadi sering berinteraksi denganku.Leon: " Hallo Reva"
Reva: " Tumben banget nelpon, pagi-pagi lagi. Ada apa On?"
Leon: " Gue depan pager rumah lo nih"
Reva: " Mau apa lo?!"
Leon: " Riky ga bilang sama lo gue mau ajak lo lari?"
Reva: " Gila lo ya!"Aku langsung melangkahkan kaki menuju jendela kamar, melihat apakah benar Leon ada di depan pagar rumah.
Leon: " Cie yang bela-belain liat kaca buat ngecek apa ada gue apa engga"
Reva: " Gaada lo"
Leon: " Emang gaada gue Rev"
Reva: " Lo mau apa si?"
Leon: " Nelpon doang si, tapi kalo lo mau main sama gue ayo"
Reva: " Males kemana-mana"
Leon: " Kenapa? Erlan?"
Reva: " Lo tau dari mana?"
Leon: " Kalo lo mau tau main sama gue ntar siang ya"
Reva: " Gimana ntar ya"Aku mematikan telpon, dengan raut wajah yang tidak semangat kulemparkan gadgetku dan memilih pergi ke kamar mandi untuk mandi.
Sunyi keadaan rumah, tersisa aku dan Bi Asih.
Seisi rumah pergi ke Car Free Day.
Aku memilih diam dirumah.Waktu menunjukkan pukul 11.00 namun belum ada juga orang rumah yang pulang. Hanya detak jam yang terdengar, rumah ini benar-benar sunyi.
Teringat Leon " kenapa dia tau gue sama Erlan ya?"
Pikiran itu sebenarnya membuatku berfikir dari tadi.
Aku mengirim pesan dan mengiyakan tawaran Leon untuk bertemu hari ini.Reva: " Leon, iya deh gue mau main hari ini"
Leon: " Gue jemput ya?"
Reva: " Gausah gue naik gojek"
Leon: " Ga! Gue otw rumah lo!"Kulemparkan gadgetku tanpa mengiyakan Leon.
Aku langsung bersiap-siap akan bertemu dengan Leon.
Kata banyak orang sih Leon naksir sama aku, tapi kayanya engga.
Seorang Leon, diakan banyak yang suka, sampe sahabatkupun menyukai Leon.Tidak lama menunggu, terdengar suara motor dan Bi Asih membukakan pintu gerbang.
" Bi, Reva pergi dulu ya. Kalo ada orang rumah bilang aja Reva main batu keluar jam setengah 12!"
Ucapku meninggalkan bi Asih menuju halaman rumah.
Sautan bi Asih terdengar nyaring, karena aku sudah pergi menjauh dari bi Asih." Eh Reva" Leon membukakan pintu mobilnya.
Ya, dia bermobil. Dia tuh bagian cowo cowo keren di sekolah SMPku.Dengan rasa tidak canggung aku menaiki mobil Leon.
Mobil melaju dengan kecepatan normal, belum ada pembicaraan antara kami.
Tiba-tiba nama Nesha, ia adalah sahabat lamaku yang kini duduk di bangku SMP satu sekolah denganku.
Nesha menyukai Leon, ia bercerita bahwa Leon sering membuatnya bawa perasaan.
" Gila nih kalo Nesha tau gue jalan sama Leon".
KAMU SEDANG MEMBACA
love story never ends
RomanceTernyata cinta yang indah itu adalah bagian akhirnya. Berjuanglah, memang pahit. Karena puncak dari cinta yang indah adalah bukan mencintai. Tetapi ketika salah satu berjuang dan akhirnya kedua belak pihak saling mencintai. Reva Ayla Khanza, perempu...