1

18.3K 908 41
                                    

Suasana diluar sana sedang hujan dan badai. Petir saling bersahutan seolah tak ada yang mau mengalah.

Disebuah rumah kecil, di perkampungan yang sedikit kumuh, sedang berjuang seorang ibu melahirkan dua orang anak yang sudah dinyatakan kembar.

Tepat pada pukul 00:00 lahir lah dua anak laki-laki tetapi satu anak dalam keadaan lemah. Dengan bantuan beberapa tenaga ahli, si anak mampu bertahan hidup sampai akhirnya mereka tiba membawanya di sebuah rumah sakit kecil terdekat.

"Ibunya kemana?" tanya si Dokter.

"Ibunya masih di rumah, dia baru saja melahirkan anak kembar. Dia masih lemah untuk berjalan." jawab Bibi Yook, tetangga dekat Tuan Kim yang merupakan orang tua dari bayi yang dilarikan di rumah sakit itu.

"Keluarga tak ada satu pun?" tanya si Dokter lagi.

"Ah, Nenek. Sebentar, aku akan memanggilnya." jawab Bibi Yook.

Nenek Kim kemudian sedikit berlari menuju ruangan Dokter, berharap tak terjadi apa-apa disana.

"Kami sebelumnya mohon maaf, tapi karena Nyonya Kim tidak pernah sama sekali memeriksakan kandungannya, kami jadi tak tau pasti masalah kehamilannya selama ini. Masalahnya sekarang adalah, Nyonya Kim melahirkan bayi kembar, tetapi yang satunya mengalami kelainan. Kondisi ini memang jaranh sekali terjadi, hanya saja kejadian seperti ini tak akan bertahan lama. Anak yang mengalami kelainan kemungkinan tak dapat bertahan lama karena seluruh organnya lahir dalam keadaan tidak matang. Semuanya." jelas si Dokter.

Nenek Kim jelas hanya bisa menerima keadaan tersebut. Yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah memangisi keadaan cucunya.

"Jadi bagaimana Dokter?" tanya nya.

"Kita hanya bisa melihat dan terus memantau perkembangannya. Waktu pertama yang saya beri adalah satu minggu. Anak ini kami rawat disini selama satu minggu dengan alat bantuan. Dari mulai pernafasan hingga percernaan. Seluruh organnya hanya bisa berfungsi sekitar 40% dari yang normal." jelas Dokter tersebut.

Nenek Kim akhirnya pulang memberitahukan berita tersebut kepada kedua orang tua si bayi. Sementara mereka hanya bisa terus bersedih seraya menggendong anak yang selamat dan sehat.

"Kita harus pisahkan mereka." suara Nenek Kim tiba-tiba berubah menjadi sangat serius. "Menurut kepercayaan nenek moyang, kalau anak lahir kembar dan satunya mengalami kelainan, maka mereka harus dipisahkan. Mereka tak di takdirkan untuk bersama. Akan ada waktu untuk mereka bersama nantinya." sambungnya.

Awalnya, Nyonya Kim sangat tidak menyetujui usul itu, tetapi setelah diberi pengertian oleh suami dan ibunya, akhirnya Nyonya Kim mengalah demi kebaikan anaknya yang sedang berjuang.

Malam itu, Nyonya Kim dan Tuan Kim akhirnya memilih meninggalkan desa itu dan memilih melanjutkan hidup di kota. Meninggalkan satu anak mereka yang masih berjuang untuk hidup. Mereka berjanji akan menjemput anak itu ketika berusia 18 tahun, tapi tak ada yang tahu apakah dia akan bertahan sampai 18 tahun atau tidak.




#




"Taehyung-ah?"

"Ne?"

"Yak. Apa yang kau lakukan?"

"Hehe, maaf."

"Pulang!"

"Auh, hiks. Sakit hyung."

"Dasar cengeng."

#

"Hai, anyonghaseyo. Namaku Yook Taehyung. Aku berasal dari Daegu. Aku tinggal bersama Ibu dan hyung ku, sedangkan nenek ku sudah meninggal sekitar 2 bulan yang lalu. Aku adalah bungsu, tapi aku sedikit berbeda. Aku adalah anak yang mudah capek dan mudah sekali terserang penyakit. Ibu ku adalah seorang petani yang selalu pulang di sore hari, sedangkan hyung ku Yook Sungjae, dia biasanya bersekolah sampai sore hari, jadilah aku yang akan menyiapkan makanan untuk ibu dan hyung ku. Aku sangat menyukai keadaan di desa. Hanya saja aku sangat ingin bersekolah seperti hyung ku."



#

"Oemma." panggil Taehyung begitu melihat ibunya datang.

"Eoh. Mana hyung mu?" tanya sang Oemma.

"Masih di sekolah." jawab Taehyung.

"Ah, anak nakal itu. Ambilkan minum" perintah sang ibu pada Taehyung.

"Aku pulang" teriak Sungjae.

"Yak. Kenapa baru pulang?" tanya sang ibu.

"Aku memang selalu pulang jam segini." balas Sungjae. "Yak. Aku mau minum" perintah Sungjae pada Taehyung.

Selalunya seperti itu setiap hari. Anak dan ibu itu akan selalu bertengkar dan si bungsu menjadi korban setelahnya.

"Yak. Kenapa masakan mu selalu seperti ini? Seperti orang yang baru memasak saja." bentak sang ibu pada Taehyung.

"Maaf Oemma, tapi tadi bahan dapurnya habis, dan Oemma tak menyimpan uang untuk membelinya." jelas Taehyung sambil tertunduk.

"Mana uang hasil bekerja di kebun Tuan Yoon? Apa kau sembunyikan? Oemma kan sudah bilang kau pakai uang mu dulu kalau ada kekurangan." bentak nya.

"Maaf, tapi..." Taehyung menggantungkan kalimatnya lalu melirik hyung nya. Sementara Sungjae sedang memasang wajah menyeramkan seakan mengancam 'awas kalau kau bilang pada Oemma'

"Tapi apa?" bentak sang Oemma. "Sini kamu."

"Auh, sakit Oemma. Hiks. Maaf Oemma." pekik Taehyung begitu kupingnya ditarik sang Oemma.

"Malam ini kau tak dapat jatah makan malam. Mau makan apa kita kalau makanan tak ada rasa seperti itu."

"Oemma, tapi..."

"Tak ada tapi-tapi. Besok bekerja seharian full dan pakai uangnya untuk membeli bahan makanan dan bahan dapur."



Tak.

Pintu kamar Taehyung di banting paksa oleh sang ibu.

Begitulah keseharian Taehyung. Ia terlahir tak sempurna mengakibatkan ia tak bisa bersekolah karena kekurangannya. Sehari-hari akan ia habiskan di kebun Tuan Yoon untuk membantunya membersihkan atau sekedar menjaganya dari hama nakal, dan setelah itu ia akan mendapat bayaran yang lumayan cukup untuk membeli bahan dapur atau malah biasanya memberikannya pada hyung nya untuk jajan tambahan di sekolah.



"Hiks. Aku ingin sekolah."

Itu adalah rintihannya setiap malam sebelum ia tidur.






TBC...

Gimana? Lanjut gak nih?

FF baru dari mas Tae.
Ini menurut reqwest-an beberapa orang yang minta mas Tae di nistain.
Semoga syukak. ❤❤

😂 maaf atas ke-gaje-an cerita.

Jangan lupa vote n comment.

Terimakasih sudah mampir ❤

So That I Love You (REVISI) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang