"Hoseok-ah, bisa kau jemput aku?"
"Dimana?"
"Di Daegu. Di rumah Taehyung."
"Wah, beraninya kau ke Daegu tak mengajakku?"
"Aku sedang tak main-main, bawa kawan untuk membawa mobilku, aku sedang terluka."
"Kenapa bisa?"
"Datang saja. Aku ada hadiah untukmu."
"Baiklah. Aku akan kesana bersama Jimin."
"Siapa dia?"
"Dokter muda."
"Baiklah.
#
"Ada yang mau kau katakan?" tanya Yoongi.
Mereka kini sedang menunggu Hoseok menjemput. Sejak tadi mereka hanya terus berdiam. Sampai akhirnya Yoongi berani membuka suaranya.
"Tolong tetap menyayangiku." jawab Taehyung. Matanya sudah bengkak. Ia memang menangisi ibu dan Hyungnya karena meninggalkannya, tapi tak bisa ia pungkiri bahwa ia sangat menyesal membuat tangan Yoongi sampai terluka.
Yoongi kemudian hanya tersenyum. Begitu polos anak malang di depannya itu.
Hoseok akhirnya tiba bersama dokter juniornya, Jimin. Tak seperti Yoongi dan Hoseok, Jimin berada di departemen yang berbeda, yaitu Bedah. Dia memang dokter muda, tapi sebentar lagi akan selesai dan melanjutkan mengambil profesi nya sebagai Dokter Bedah.
"Anyong Sunbae-nim" sapa Jimin begitu melihat Yoongi.
"Auh. Hoseok membawa manusia yang se-spesies dengannya." omel Yoongi begitu melihat Jimin. Entah kenapa ia merasakan aura-aura ekstra, yah seperti Hoseok. Hyperaktiv.
"Hyung, kenapa tanganmu?" tanya Hoseok sedikit panik begitu melihat Yoongi. Tapi Yoongi hanya membalas dengan lirikan. Melirik anak di sampingnya yang sedang melongo, berharap Hoseok tau akar permasalahannya.
"Mana Taehyung?" tanya Hoseok, membuat Yoongi memutar matanya, jengah. Rupanya Hoseok belum menangkap situasinya.
"Ayo." ajak Yoongi pada Taehyung.
"Yak. Hyung, aku bertanya, Taehyung dimana? Dan siapa anak yang kau ajak itu?" tanya Hoseok.
"Hoseok-ah, bisa kau diam dan angkat barang-barang ini? Ini Taehyung disampingku, dan kau lihat tanganku? Ini disebabkan olehnya, dan dia harus membayar mahal dengan ikut aku ke Seoul. Hidup bersamaku." jelas Yoongi kemudian menarik tangan Taehyung masuk kedalam mobil.
Begitupun dengan Jimin, ia hanya bersikap santai dan mengambil barang-barang Taehyung kemudian memasukkannya kedalam mobil. Meninggalkan Hoseok yang masih bengong.
"Kau tak mau pulang? Kutinggalkan bersama hantu di rumah itu?" tanya Yoongi dari dalam mobil.
#
Kini mereka sedang berada di rumah besar milik Yoongi. Tak terlalu besar, hanya saja disana ada tiga kamar, dikamar utama ada kedua orangtua Yoongi, dan kamar yang lain tentu diisi Yoongi, lalu satu kamar adalah kamar tamu yang selalu dipakai teman Yoongi seperti Hoseok kalau sedang berkunjung.
Dirumah Yoongi juga terbilang ramai, karena ibu Yoongi hanyalah seorang ibu rumah tangga yang mempunyai bisnis kecil, sementara ayah Yoongi adalah seorang dokter senior yang jam kerjanya sudah tak banyak.
Sesampainya mereka di rumah Yoongi, terlebih dahulu Yoongi menyuruh Taehyung untuk membersihkan diri, alasannya agar Yoongi bisa membicarakan keadaan Taehyung pada kedua orangtuanya. Hanya saja, memang dasarnya Taehyung itu anak keterbelakangan mental, ia akan selalu merengek minta ditemani atau mengikut dimana Yoongi pergi.
"Biar aku saja Hyung." tawar Hoseok. "Nanti sementara menunggu Taehyung mandi, akan ku perintahkan Jimin mengobati tanganmu." katanya.
Sebenarnya Yoongi berat, sedikit tak masuk akal bahawa Yoongi membawa anak itu ke rumahnya tetapi malah Hoseok yang menjelaskan keadaannya. Tapi, ia lihat keadaan Taehyung yang terus menempel padanya. "Dia butuh adaptasi, Hyung. Bahkan orang normal pun" tutup Hoseok. Dan akhirnya Yoongi setuju.
Ayah dan ibu Yoongi sama sekali tak keberatan dengan keberadaan Taehyung. Nyonya Min malah senang, berarti nanti ia akan memiliki teman di rumah, walau nanti proses dekat dengan Taehyung mungkin akan memakan waktu yang lama. Sementara Tuan Min juga merasa sama, selain karena rumahnya akan ramai kalau ditinggal Yoongi, Tuan Min juga seorang Dokter syaraf, ia mungkin sedikit tau bagaimana menangani keadaan Taehyung.
Setelah selesai, Yoongi, Taehyung dan Jimin menuju ruang keluarga dimana disana sudah ada Tuan dan Nyonya Min dan juga Hoseok. "Kau sudah mandi?" tanya Nyonya Min.
"Duduk di samping Appa boleh?" kini Tuan Min juga ikut bersuara. Pelan ia ayunkan tangannya ke udara mengisyaratkan agar Taehyung datang padanya. Sementara Taehyung menatap Yoongi, Yoongi hanya bisa tersenyum.
"Itu Appa-nya Ahjussi, bisa kau panggil Appa juga." kata Yoongi. "Dan Itu Eomma." tunjuk Yoongi pada ibunya.
Sempurna. Taehyung menaruh kepercayaan besar pada Yoongi. Dengan sangat pelan dan ragu, Taehyung menuju kedua orangtua Yoongi dan duduk diantara mereka. Sejenak, semua terdiam sampai akhirnya Taehyung membuka suara.
"Boleh aku memeluk Appa dan Eomma?" tanya nya sambil terus menunduk. Beberapa detik kemudia, semua yang disana sudah mengukir senyumnya. "Sini." ucap Nyonya Min sambil memeluk dan mengusap rambut Taehyung yang masih sedikit basah.
"Kau suka?" tanya Nyonya Min, tapi hanya dijawab anggukan oleh Taehyung.
"Aku ingin memeluk Appa, aku tak pernah memeluk Appa."
Tolong perhatikan Jimin. Dia sudah menangis di belakang Hoseok. Hatinya begitu lembut melihat anak didepannya seperti sangat menderita. Tak ia sadari, bahwa tiap hari ia membelah tubuh manusia untuk ia operasi. Itulah Jimin, si lembut yang ganas. 😑
#
Malam ini, kediaman Yoongi benar-benar ramai. Makan malam mereka sangat lengkap dengan adanya Taehyung, Hoseok dan Jimin. Meskipun akhirnya Jimin dan Hoseok harus pamit karena jadwal di Rumah sakit.
"Kau mau tidur sendiri di kamar baru mu atau mau tidur bersama Ahjussi? " tanya Yoongi pada Taehyung begitu mereka selesai makan malam.
Taehyung terlihat sangat ragu menjawab, ingin sekali dirinya tidur bersama Yoongi karena merasa takut, tapi ia malu mengakuinya. "Aku tidur sendiri saja Ahjussi." jawab Taehyung akhirnya.
"Baiklah, disini kamarku." tunjuk Yoongi pada satu pintu berwarna coklat. "Kalau kau tak bisa tidur atau merasa takut, ke kamarku saja." pesannya.
Setelah itu Taehyung hanya mengangguk kecil. "Kamar Appa mana?" tanya nya polos.
"Disana." itu adalah kamar yang di tiduri Taehyung 5 tahun yang lalu ketika ke rumah Yoongi, saat itu orang tua Yoongi sedang pergi ke luar negri. "Kau ingat?" tanya Yoongi.
Taehyung kemudian mengangguk. "Um, kamar yang ku pakai waktu pertama aku kesini." jawab Taehyung kemudian berbalik menuju kamarnya, meninggalkan Yoongi yang masih melongo.
"Appa, bisa kau jelaskan?" tanya Yoongi pada ayahnya. Ya. Tuan Min melihat percakapan itu, dan sekarang keadaan Tuan Min sama saja dengan Yoongi. Bengong.
"Dia ingat? 5 tahun yang lalu?" lirih Tuan Min.
TBC...
Maaf kalau jelek yah..
Vote n comment.
Terimakasih sudah mampir ❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
So That I Love You (REVISI) [END]
Fanfiction"Karena aku mencintai saudaraku." Sad Brothership BTS Kim Taehyung Tentang seseorang yang diasingkan karena kepercayaan keluarga terhadap mitos budaya nenek moyang. Hingga akhirnya ia berkumpul dengan keluarga yang menurutnya asing. Terlebih lagi, d...