33

6K 580 142
                                    

"TAEHYUNG-AH."

Teriak Nyonya Min.

Dibelakang Sungjae ada keluarga Min. Betapa sakitnya hati dan perasaan keluarga itu melihat orang yang mereka sayangi tidur di alam terbuka dengan sangat pucat.

Flashback On.

"Biarkan kami ikut" lirih Tuan Min.

"Maaf Tuan, saya mungkin sudah terlanjur kecewa dengan kalian semua. Uang yang ku dapat dari pekerjaan memang tak banyak, tapi setidaknya aku bahagia bersamanya, dan mungkin dia juga bahagia bersamaku. Tak usah tinggal ditempat mewah kalian dengan fasilitas yang lebih tetapi ternyata ia hanya menjadi patung disana."

"Tolong. Hiks." isak Nyonya Min.

"Tak bisakah kau memafkan kami?" tanya Yoongi.

Sungjae kemudian berbalik, matanya sudah seperti sungai yang terus mengalirkan air. "Bukan aku yang akan memaafkan kalian, tapi dia."

"Kalau begitu bawa kami bersamamu."

"Dia sudah tak bernafas." jawab Sungjae.

Nyonya Min kembali pingsan. Sementara Yoongi mendekati Sungjae sambil menarik kerah bajunya. "Apa maksudmu?" tanya Yoongi.

Sungjae hanya tersenyum. "Siapa yang bermaksud.? Adikku tak sadarkan diri ketika 2 menit setelah menemuiku dan tak bangun lagi hingga saat ini."

"BAWA AKU KESANA." teriak Yoongi.

Flashback Off.

Mobil yang dikendarai Yoongi melaju cepat dengan kecepatan diatas rata-rata. Sementara Nyonya dan Tuan Min hanya bisa menangis berharap ada keajaiban datang membuat Taehyung bangun dan merengek.

"Taehyung-ah." panggil Nyonya Min ditelinga Taehyung.

Sementara Sungjae hanya bisa menatap diam, lurus dan kosong pada jalanan yang dilalui.

"Hiks, hyung. Aku ingin kau peluk untuk yang terakhir kalinya. Belikan aku susu pisang dan kita akan minum bersama. Dadaku terasa sangat sakit. Apakah ini waktunya untuk aku pergi menyusul nenek? Hyung, tolong berbisik padaku dan katakan kalau kau menyayangiku karena aku adalah anak yang baik."

"Aku menyayangimu Taehyung-ah, karena kau anak yang baik." lirih Sungjae. "Taehyung-ah, hari ini ulangtahun hyung, apa ini hadiahmu untuk hyung? Kau tak tau berbalas budi anak bodoh. Aku selalu menghadiahimu sebuah susu pisang atau permen lolipop yang besar. Kita akan minum dan makan berdua di kamarku agar tak ketahuan ibu. Kau janji akan memberiku jajan waktu itu, tapi kenapa kau malah tidur hari ini? Kau tak sayang hyung?"

Gurauan Sungjae terdengar jelas ditelinga Yoongi, hanya saja saat ini ia harus tetap fokus untuk mengendarai mobilnya menuju rumah sakit.

#

Alarm ruang IGD berbunyi menandakan ada pasien yang baru masuk. Suasana tiba-tiba gaduh setelah kedatangan rombongan Yoongi. Jimin langsung mengambil tempat dan melontarkan beberapa perintah.

"Kita langsung ke ruang operasi saja." pinta Jimin pada keluarga Min. Dan langsung di'iya'kan oleh mereka.

"Kami akan ikut proses." Yoongi dan Tuan Min bersamaan.

Proses operasi memakan waktu lama, pertama adalah membedah jantung Taehyung kemudian ke paru-paru dan selanjutnya memasangkan beberapa alat di hati karena hati Taehyung sudah tak ada. Tak ada yang memperdulikan nafas Taehyung, yang mereka mau, lakukan dulu baru boleh dibilang menyerah.

Sementara di luar sudah ada Nyonya Min yang terus dipuk Sungjae karena tak ada tenaga lagi, tak disadarai mereka rambut Nyonya Min sudah basah akibat air mata Sungjae yang juga terus menerus mengalir.

"Selamatkan anakku Tuhan. Aku berjanji tak akan meninggalkannya lagi." lirih Nyonya Min.

Tak lama kemudian, suara tepukan antara sepatu dan lantai terdengar semakin dekat menuju arah mereka.


Plak.


Nyonya Kim menampar Nyonya Min.

"Yak. Apa-apaan anda?" bentak Sungjae.

"Diam kau anak tak berguna." balas Nyonya Kim sambik menarik paksa tubuh lemah milik Nyonya Min. "Kau aoakan anakku?" teriak Nyonya Kim.

"Yak. Lepaskan." teriak Sungjae sambil berusaha melepaskan pegangan Nyonya Kim. Nyonya Min hanya bisa pasrah, tenaga untuk berbicara pun sudah habis.

"Diam kamu." bentak Nyonya Kim. "Yak. Kau bilang kau ini mau menyayangi dan bertanggung jawab atasnya. Kenapa malah seperti ini?"

"Yak, Nyonya, memangnya karena Nyonya ini Taehyung seperti itu? Kau memangnya kemana saja sebagai ibunya?"

Jleb.

Nyonya Kim hanya bisa melemas dan terduduk di lantai, sementara Nyonya Min kembali kedalam pelukan Sungjae.

"Aku memang tak selalu ada untuk anakku. Tapi aku juga seorang ibu. Aku sedang berusaha mengalihkan seluruh harta ayah Taehyung atas nama Taehyung. Sudah cukup ia terpisah dengan keluarganya selama ini. Semua hyung nya sudah bekerja, sementara Kookie sudah merasakan bagaimana hiduo enak itu, apalagi ia kini sudah mendapat donor hati, setidaknya ia akan merasa sedikit lebih enak." lirih Nyonya Kim.

"Tak usah Nyonya. Kemungkinan Taehyung hidup sangat kecil, hatinya sudah ia berikan pada Jungkook, balikkan saja atas nama Jungkook karena kami sudah terbiasa hidup susah tanpa harta."

Serasa disambar petir. Nyonya Kim mengetahui nama depan pendonor Jungkook yaitu 'Min' tak ia sangka kalau itu adalah Taehyung. Ya, Taehyung menggunakan nama Min. Tangisan Nyonya Kim makin menjadi. "Taehyung-ah." panggilnya.

Tak ada yang tak menyesali perbuatan mereka, baik itu perbuatan baik atau tak baik. Keluarga Kim hanya bisa terus menyalahkan diri mereka dan terus menganggap diri mereka berdosa, semenyara keluarga Min tak ada hentinya melontarkan kata maaf atas tindakan mereka yang jelas sekali membahayakan Taehyung.

Sungjae? Ia senang, ia tersenyum, ia bahagia. Setidaknya diakhir hidup Taehyung yang seperti ini, makin banyak yang menyayanginya karena pembawaan Taehyung selama ini yang kuat, baik dan tak pernah mengenal kata lelah.



Ssseerrtt



Pintu ruang operasi terbuka.

"Ada pendonor hati untuk pasien atas nama Min Taehyung."










TBC...

Maaf kalau jelek n gaje.

Vote n comment.

Terimakasih sudah mampir ❤❤❤❤

So That I Love You (REVISI) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang