"Min Taehyung." panggil sang guru.
"Saya Ssaem." jawab Taehyung, semangat.
"Pintar." puji si guru.
Sekolah baru, keadaan baru, dan juga Nama baru.
Taehyung kini mengganti marganya menjadi Min. Jelas, seluruh kehidupannya ditanggung keluarga Min.
Setiap hari, selalu ada hal baru yang Taehyung tunjukkan. Memang kentara kalau Taehyung itu sedikit berbeda.
"Silahkan duduk Nyonya." ujar si kepala sekolah, mempersilahkan Nyonya Min.
"Terima kasih." jawab Nyonya Min.
"Jadi begini, saya mungkin langsung saja. Saya mendengar banyak tentang anak anda. Tak ada guru yang tak memujinya. Mereka menyukainya. Masalahnya adalah, anda salah menilai. Anak anda itu sudah bisa kita naikkan ke kelas berikutnya. Mungkin tahun ini atau tahun depan dia bisa mengikuti ujian seleksi masuk sekolah menengah." tutur si kepala sekolah.
Mendengar itu, jelas membuat Nyonya Min bangga seketika pada Taehyung. Tak sia-sia selama ini sabar mengurusinya atau menemaninya belajar. "Um, apakah baik-baik saja untuknya? Apa ia tak akan kaget melihat pelajarannya?" tanya Nyonya Min, khawatir.
"Anda akan sangat kaget Nyonya. Hari-hari awal memang dia masih kaku, tapi ketika teman-temannya bermain, ia akan berkeliling sekolah mencari guru minta diajari ini-itu. Dan dia sangat cepat mengerti." jawab sang kepala sekolah.
"Um, maaf untuk mengatakan ini, tapi anak saya memang sering seperti itu. Kami juga kadang melihat dia sebagai anak yang cepat tanggap, tapi dalam waktu bersamaan, dia akan terlihat sangat lamban. Biasanya itu akan tergantung pada moodnya."
"Aahhahah, anak-anak memang seperti itu Nyonya. Saya sarankan lebih sering memberi pengertian padanya atau membiasakannya menggunakan barang-barang seusianya, dan masukkan dia ke sekolah umum. Akan sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Percakapan atau tawar menawar antara Nyonya Min dan kepala sekolah akhirnya sampai ke semua keluarganya. Termasuk Hoseok dan Jimin. Tuan Min dan Yoongi jelas saja bangga, melupakan sejenak saran kepala sekolah untuk menyekolahkan Taehyung di sekolah umum, mereka memilih mengajak Taehyung jalan-jalan mengelilingi kota Seoul.
#
Hari-hari sekolah Taehyung sangat indah. Di antar dan di tunggui ibunya setiap hari, seperti anak-anak pada umumnya.
Satu hari, Nyonya Min ada pertemuan bersama teman-temannya sesama pemilik toko roti. Bisnis kecil milik Nyonya Min adalah mengelola toko roti.
"Sayang, Eomma tinggal sebentar yah? Nanti setelah selesai, baru Eomma jemput." ucap Nyonya Min.
Taehyung kemudian menggeleng keras memasang muka tak sukanya dan sudah siap untuk menangis.
"Sebentar saja. eomma janji." katanya.
Tapi Taehyung masih teguh pendirian. Ia masih terus menggeleng dengan ekspresi wajah yang siap menangis kapan saja.
"Tae tak mau sekolah?" tanya Nyonya Min.
"Mau. Tapi tak mau ditinggal." jawab Taehyung.
"Eomma pergi bersama teman-teman dan Tae sekolah dulu ne?" kini sang kepala sekolah juga ikut merayu.
"Tidak mau. Huuaaaa Eomma mau meninggalkan Tae." teriak Taehyung. Ya, saat ini tangisnya sudah pecah.
"Moodnya sedang tak baik?" tanya kepala sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
So That I Love You (REVISI) [END]
Fanfic"Karena aku mencintai saudaraku." Sad Brothership BTS Kim Taehyung Tentang seseorang yang diasingkan karena kepercayaan keluarga terhadap mitos budaya nenek moyang. Hingga akhirnya ia berkumpul dengan keluarga yang menurutnya asing. Terlebih lagi, d...