16

5.7K 593 86
                                    

Taehyung cemburu.

Taehyung tak suka melihat Yoongi menyayangi orang lain. Taehyung hanya mau Yoongi menyayangi dirinya.

Tangisan Taehyung masih berlanjut. Untung saja ini sedang jam istirahat. Sudah berapa metode yang mereka keluarkan untuk merayu dan membujuk Taehyung, tapi Taehyung masih betah membasahi baju Nyonya Kim dengan airmatanya.

"Sayang..." lirih Nyonya Min sambil membelai rambut Taehyung. Ia sungguh Tak mengerti.

"Ahjuuussiiiii huuuaaaa." kata pertama yang keluar. Bingo. Itu Yoongi.

Tanpa berfikir, Tuan Min meraih gagang telfon di ruangannya dan menekan tombol menghubungi ruangan Yoongi.

"Kau dengar tangisan?" katanya pada telfon. "Datanglah, dia terus meneriakkan namamu." Tuan Min salah faham.


Ceklek.


Pintu ruang kerja Tuan Min terbuka.

"Taehyung-ah?" tegur Yoongi sambil menatap kedua orangtuanya meminta penjelasan.

Mendengar suara Yoongi membuat tangis Taehyung makin menjadi, ia kini lebih mengeratkan pelukannya dan menanam dalam wajahnya agar tak melihat Yoongi sambik menggoyang-goyangkan kaki dan badannya tanda tak mau melihat atau menyentuh Yoongi.

Fiks. Keluarga itu bingung. Akhirnya mereka memilih mendengar tangisan itu sampai reda dengan sendirinya. Biarkan dia mengeluarkan uneg-uneg nya melalui air mata. Sekitar 20 menit, suaranya kini melemah, ya, dia pasti cepek berteriak. Pelukannya kian melonggar meskipun masih sering sesegukan. Sampai akhirnya ia tertidur.

"Ada apa?" bisik Yoongi.

"Harusnya kita bertanya padamu." jawab Tuan Min.

"Yak. Appa, aku belum bertemu dengannya hari ini. Kenapa malah aku yang disalahkan. Dia menangis di ruangan ini bersama kalian, berarti kalian penyebabnya." ucap Yoongi, tak mau disalahkan.

Kemudian Nyonya Min menceritakan bagaimana ia datang sampai Taehyung menangis keras. Kompak saja ayah dan anak itu menyebut satu nama.

"Park Jimin." RIP Jimin.

Jimin sama kagetnya, ia juga sedikit heboh ketika dijadikan tersangka. "Itu Eomma-nim, dia tak mau melihat aku disiksa." kata Jimin.

"Yak." bentak mereka bertiga.

Mereka akhirnya mulai mengira-ngira, tapi nihil, tak ada yang bisa menebak. Dan jalan satu-satunya hanyalah menunggu Taehyung bangun.

#

Tak lama akhirnya Taehyung bangun. Dengan mata sembabnya, ia mulai menggeliat menyesuaikan ruangan tempatnya terbaring.

"Eomma." panggilnya.

Mendengar suara Taehyung, Nyonya Min kemudian mengisyaratkan anak dan suaminya untuk diam, lalu ia menuju Taehyung yang sedang tidur di ranjang pemeriksaan pasien.

"Ne, sayang?" jawab Nyonya Min.

"Hiks." oh tidak baik, Taehyung anak keterbelakangan yang ajaib. Bahkan ketika bangun dari tidurnya, ia masih akan menangiskan hal yang tak diketahui semua orang.

"Hush.. Hush.. Jangan menangis Tae-nya Eomma tersayang." ucap Nyonya Min sambil berusaha memeluk Taehyung.

"Ahjussi." lirihnya.

"Kenapa? Apa dia membuatmu menangis?" tanya Nyonya Min. Sementara Tuan Min dan Yoongi masih setia menguping.

"Um." jawab Taehyung sambil mengangguk kecil.

So That I Love You (REVISI) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang