Keadaan Jungkook makin hari makin tak baik. Dia kini makin sering merasakan sakitnya. Ia juga makin pucat dan sering sekaki merasa lemas. Keluarga Kim sedang berusaha mencari donor jantung. Itu sebenarnya adalah hal yang selalu mereka usahakan, namun belum terealisasi sampi saat ini.
"Kookie" panggil Seokjin, lembut.
"Ne hyung." jawab Jungkook.
"Masih sakit sayang?" tanya Seokjin sambil memegang tangan Jungkook.
Dengan gelengannya, Jungkook menjawab "Tidak lagi Hyung."
Jungkook sedang menerima donor darah, setelah pingsan dan muntah, dirinya kini di diagnosa menderita kanker darah. Sungguh anak yang malang.
"Eomma kemana?" tanya Jungkook.
"Tak usah mencari yang tak ada, Kookie." kini Namjoon bersuara.
"Namjoon-ah." tegur Seokjin.
Namjoon kemudian mendekat ke arah Jungkook. Memegang satu tangannya dan kemudian membelai rambut adiknya.
"Kami akan selalu ada untuk Kookie, jangan sakiti kami hanya karena mencari Eomma yang selalu saja tak ada di saat kau sakit." pinta Namjoon. Suara beratnya menandakan bahwa ia sedang tak main-main.
"Namjoon-ah." tegur Seokjin lagi.
"Sudah lah hyung, aku sedang tak mau ribut. Aku hanya memberitahu Kookie kalau ia harus bisa memilih antara yang selalu ada dan yang selalu pergi." Namjoon kemudian beranjak menciumi kening Jungkook. "Hyung membayar administrasi dulu." pamitnya kemudian.
Seokjin kini hanya bisa memandang tak enak pada Jungkook. "Jangan di ambil hati ne?" tapi Jungkook hanya menggeleng.
"Kookie faham. Kookie salah, harusnya Kookie mencari Hyung-deul. Karena hyung-deul yang selalu ada." jawab Jungkook.
"Kookie." Seokjin sedikit membentak. "Hyung tak pernah mengajarimu untuk tak baik pada orang tua. Dia itu Eomma nya Kookie. Hyung tak suka."
"Maaf Hyung." lirih Jungkook.
"Tidurlah." pinta Seokjin.
"Jangan tinggalkan Kookie."
"Tidak akan pernah."
Sementara Namjoon sedang bertemu dengan seseorang sesudah ia membayar administrasi rumah sakit Jungkook.
"Apa ada sesuatu hari ini?" tanya Namjoon.
"Ne, Tuan." jawab si pria. "Satu unit mobil."
"Apa!" seru Namjoon, tak peduli banyak orang yang sedang melihatnya.
"Ne, tuan. Sebelumnya ia mentransfer uang sebanyak 50 juta won di sebuah rekening baru."
Mendengar itu, Namjoon memang sedikit geram. Tapi ia memilih diam dan meminta beberapa bukti. "Ini apa?" tanya Namjoon menunjuk satu bukti pengeluaran.
"Itu beliau diketahui membeli sebuah kue ulangtahun besar dan beberapa kado pada tanggal 30 Desember." jawab si pria.
Namjoon kemudian menerawang, tapi ia lupa tanggal 30 desember itu Eomma-nya memang terlambat pulang dengan alasan temannya ulang tahun.
"Baiklah." kata Namjoon. "Aku tunggu berikutnya."
#
"Eomma."
KAMU SEDANG MEMBACA
So That I Love You (REVISI) [END]
Fanfiction"Karena aku mencintai saudaraku." Sad Brothership BTS Kim Taehyung Tentang seseorang yang diasingkan karena kepercayaan keluarga terhadap mitos budaya nenek moyang. Hingga akhirnya ia berkumpul dengan keluarga yang menurutnya asing. Terlebih lagi, d...