Pekerjaan Taehyung sekarang adalah meminta-minta pada semua orang yang ia temui. Baik buruknya hasil pekerjaannya kali ini ditentukan dari belas kasih orang-orang yang Taehyung temui. Setiap hari ia dapat melihat bagaimana karakter orang-orang di dunia ini.
Taehyung memang hanya perlu berkeliling di kota itu. Meminta dan terus meminta kepada setiap orang. Tak jarang ia temui orang yang malah memarahinya atau bahkan sampai memukulinya kalau ia tak kunjung pergi ketika di usir.
Jaman sekarang bukan lagi jaman dimana orang-orang akan peduli melihat anak kecil seperti Taehyung dengan sedikit keterbelakangan mental. Akan sangat jarang ditemui orang yang mengasihaninya. Bukan masalah orang sekitar yang tak lagi punya rasa manusiawi atau hati nurani. Masalahnya sudah banyak pekerjaan seperti yang Taehyung kerjakan tetapi sebenarnya mereka tak benar-benar dalam keadaan seperti itu. Bisa dibilang itu hanya sandiwara.
Taehyung hanya akan pulang dengan beberapa cambukan atau pukulan di tubuhnya kalau-kalau ia pulang dengan tangan kosong. Ya. Sering sekali ia pulang dengan tak membawa uang se sen pun.
"Aaakkkhhhhhh"
Hanya teriakan itu yang akan selalu terdengar ketika malam tiba. Dimana waktu yang paling ditakuti Taehyung itu tiba, ia akan selalu merasa kesakitan.
"Anak bodoh. Di Seoul itu banyak manusia, tak bisakah kau mengambil hati mereka walau hanya satu orang?"
Ah, Seoul. Itukah nama kota yang sedang Taehyung tinggali saat ini? Begitu mewah dan megah, berbeda dengan Daegu yang nyaman bagi Taehyung. Seoul? Taehyung ingat Sungjae pernah belajar dan berkata. 'Negara kita adalah Korea, dengan Ibukota Seoul.' jadi apakah Taehyung sekarang berada di ibukota?
'Hyung, apa itu ibu kota? Mengapa disini sangat ramai tak seperti di Daegu? eomma aku ingin sekolah, agar aku bisa membaca semua tulisan yang terpampang di setiap bangunan. Nenek, aku merindukanmu'
#
Krucukk..
Perut tipis milik Taehyung berbunyi menandakan isi dalamnya meminta asupan saat itu juga. Tapi Taehyung hanya bisa memegangi perutnya sambil terus duduk di pinggir jalan, memeluk lututnya dan bergoyang-goyang untuk mengusir rasa dingin.
Ia lelah berjalan meminta belas kasih pemilik toko makanan atau hanya sekedar menonton orang-orang yang sedang makan di restoran atau di pinggir jalan. Ia lelah, sampai akhirnya ia memilih tidur disana, di pinggiran toko yang sudah gelap karena tutup.
'Eomma aku ingin sekolah'
#
"Eomma bisa berhenti sebentar?" tanya Jungkook.
"Untuk apa sayang? Ini sudah larut malam. Kita harus pulang." jawab sang Eomma.
"Sebentar saja." mohon Jungkook.
Nyonya Kim terpaksa menepikan mobilnya, memenuhi permintaan anak bungsunya. Kemudian, Jungkook turun dari mobil dan berlari menuju toko yang masih buka, membeli roti dan minuman.
Nyonya Kim hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya. "Di rumah kan masih banyak cemilan." tetapi, prasangka Nyonya Kim salah. Jungkook malah berbelok ke lain arah setelah keluar dari toko. Melihat itu Nyonya Kim kemudian berlari mengejar anaknya.
"Ini untukmu."
Taehyung yang sedang tertidur kemudian merasa terganggu dengan suara itu. Tapi kemudian dengan sangat berat, ia membuka matanya dan melihat ada anak yang menyodorkan roti dan minuman padanya.
"Jungkook-ie." teriak Nyonya Kim.
Taehyung dengan ragu menerima pemberian itu. Pemberian anak yang diketahuinya bernama Jungkook.
"Jungkook-ie, kenapa kesini?" tanya Nyonya Kim begitu menemukan Jungkook sedang bersama anak lain.
"Eomma, kenapa kepala ku tiba-tiba sakit?" tanya Jungkook begitu Eomma nya berada disisinya.
"Ayo kita pulang saja, jangan suka bermain bersama orang yang tak kau kenal." ajak Nyonya Kim.
Taehyung hanya diam memerhatikan ibu dan anak itu yang sedang membicarakan dirinya. Taehyung hanya malas sekali berbicara bahkan mengucap terimakasih, karena kepalanya juga tiba-tiba terasa sakit.
"Aku lapar." lirih Taehyung. "Tapi kenapa aku tak bisa memakan ini?" sambungnya. Ia hanya heran, sebelum tertidur, ia yakin ia merasa lapar. Tetapi, kenapa roti di depannya itu tak membuatnya bernafsu untuk makan? Akhirnya ia lebih memilih memeluk roti itu dan segera tidur walau dalam keadaan sakit kepala berat.
#
"Sudah berapa lama ia merasakannya?" tanya dokter Min, dokter pribadi keluarga Kim.
"Baru saja tadi. Apa mungkin dia kedinginan?" tanya Nyonya Kim.
"Menurut pemeriksaan, jantungnya yang memiliki masalah. Kemungkinan tadi dia merasa kaget atau sehingga jantungnya bekerja lebih cepat." tebang dokter Min.
"Ah, aku tak melihat mereka bertengkar. Mereka hanya saling tatap. Kookie hanya memberi roti pada anak itu."
"Siapa?" tanya dokter Min.
"Anak jalanan. Kookie memberikannya roti. Stelah itu dia malah merasa pusing." jawab Nyonya Kim.
Setelah beberapa nasehat dari dokter Min, Jungkook akhirnya tertidur dan dokter Min kemudian pamit kepada Nyonya Kim untuk pulang.
"Eomma, apa terjadi sesuatu pada Kookie?" tanya Namjoon yang baru saja pulang, mobilnya berpapasan dengan mobil dokter Min.
"Um, dia tiba-tiba mengeluh sakit dan sangat pucat." jawab Nyonya Kim lemah.
"Aku ke kamarnya dulu." pinta Namjoon.
"Jangan, adikmu baru tertidur." teriak Nyonya Kim.
#
Matahari akhirnya menampakkan dirinya. Pagi sudah tiba dan Taehyung siap untuk bekerja, setelah ia sarapan dengan roti dan air yang diberi orang asing semalam bernama Jungkook-ie.
"Terimakasih Jungkook-ie." ucapnya setelah selesai dengan dua bungkus roti dan satu botol air mineral.
"Apakah aku harus mencari Kookie? Tanya nya pada diri sendiri. "Hihihi" ia kemudian terkekeh dan melanjutkan perjalanannya kemana saja kakinya melangkah. "Yook Taehyung imnida." bisiknya.
TBC...
Maaf kalau jelek yah.
Vote n comment.
Terimakasih sudah mampir ❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
So That I Love You (REVISI) [END]
Fanfic"Karena aku mencintai saudaraku." Sad Brothership BTS Kim Taehyung Tentang seseorang yang diasingkan karena kepercayaan keluarga terhadap mitos budaya nenek moyang. Hingga akhirnya ia berkumpul dengan keluarga yang menurutnya asing. Terlebih lagi, d...