5

7K 616 39
                                    

"Taehyung-ah." teriak Sungjae.

Hari ini adalah hari minggu, dimana ketika libur sekolah, Sungjae akan ikut dengan ibunya di sawah. Alasannya tak mau ikut Taehyung bekerja, simple. Karena kalau bersama ibunya, ia pasti tak akan di biarkan bekerja.

"Taehyung-ah." panggilnya lagi. "Apa sekarang dia mau bermalas-malasan? Sekarang sudah jam tujuh dan dia belum juga bangun?" monolog Sungjae sambil menuju kamar Taehyung.

Brakkk..

Sungjae mendobrak pintu kamar Taehyung.

"Hm, tak ada? Apa sudah berangkat?"

#

Taehyung bekerja di sebuah toko yang menjual alat pertanian. Karena memang daerah ini adalah daerah pertanian, maka toko yang menjual alat pertanian akan sedikit ramah dibanding toko lain. Taehyung memilih bekerja disitu karena toko itu adalah toko yang paling dekat dengan desanya. Ia hanya butuh berjalan kaki sekitar 30 menit untuk sampai disana. Dan pekerjaan Taehyung adalah seorang buruh angkat.

"Nak, tolong angkat yang itu dan pindahkan ke belakang." perintah si bos seraya menunjuk beberapa peralatan tani yang terbuat dari besi.

"Ne." jawab Taehyung mantap.

Pekerjaan Taehyung tak memandang usia dan ukuran tubuh. Jika kau bekerja disitu, maka kau akan mengerjakan semuanya tanpa terkecuali. Tak memandang barang yang harus di angkat atau dipindahkan massa nya lebih berat atau ukurannya lebih besar dari tubuh si pekerja.

Taehyung sendiri nampak tak apa dengan hal itu. Yang ia fikirkan, bagaimana bisa mendapatkan uang untuk makan dirinya dan keluarganya, kadang juga untuk jajan sang kakak.

"Ahjussi, bolehkan saya bekerja sampai sore hari?" tanya Taehyung.

"Tidak Nak, kau harus pulang. Bahaya berjalan di malam hari sendirian." jawab si bos.

Taehyung hanya sedikit menunduk. Apa dia harus menunggu menjadi tinggi agar dipercaya bahwa ia bisa pulang berjalan kaki walau malam hari? 'Gajiku tak akan cukup untuk membeli beras dan bahan dapur kalau bekerja setengah hari' batinnya.

#

Sementara di Seoul, ada seorang dokter muda yang sedang memeriksa pasiennya. Pasien langganannya yang sudah ia anggap seperti keluarga sendiri.

"Oke, kau sudah lumayan kuat." kata Yoongi. "Apa kau masih sering merasa deg-degan hebat?" tanya nya kemudian pada pasiennya.

"Tidak." Jawab Jungkook. Kim Jungkook, bungsu keluarga Kim yang lahir dengan penyakit jantung bawaan. Membuat fisiknya menjadi lemah dan tak boleh capek atau kaget sedikit pun. Terlebih lagi, Jungkook mempunyai penyakit lain yang masih dini tetapi terus dipantau karena penyakit itu sama-sama ia dapatkan dari gen orang tuanya.

"Apa kau sering merasa gatal?" tanya Yoongi lagi.

"Ne." Jawab Jungkook. "Tapi hanya sebentar sekali." sambungnya.

"Kau harus tetap melaporkan itu kepada ibu atau hyung mu. Biar segera di antar kemari walai itu hanya sebentar. Kau tak mau minum obat yang banyak kan?" tanya Yoongi.

Jungkook hanya bisa menggeleng kuat mendapat pertanyaan itu. Jungkook meskipun termasuk anak yang patuh, ia kadang menyembunyikan gejala sakitnya karena takut minum obat.

"Oke, kau bisa keluar, ingat pesan hyung, jangan di sembunyikan." pesan Yoongi.

Jungkook kemudian berlari ke arah Seokjin, hyungnya yang mengantarnya hari ini. "Sudah selesai?" tanya Seokjin.

So That I Love You (REVISI) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang