Orang lain mungkin melihat Taehyung sebagai anak dengan keterbelakangan mental yang sempurna. Dengan bisa belajar dan terus mengingat beberapa kejadian, Taehyung memang beda dari teman sebayanya yang mengidap penyakit yang sama dengannya. Tapi, jauh dari itu dia tetaplah seorang anak dengan kekurangan.
Waktunya untuk tidur pun tiba. Taehyung masih saja berguling di tempat tidurnya dan terus terbayang wajah ibu dan kakaknya. "Eomma. Hiks." lirihnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 4 pagi, dan Taehyung belum juga bisa tertidur. Matanya sembab karena menangis dan tatapan matanya tampak lemah karena sebenarnya ia mengantuk tapi entah kenapa, ia sama sekali tak bisa tertidur. Akhirnya ia memutuskan untuk bangun dan meninggalkan kamarnya.
Tok tok tok
Ketukan berbunyi di salah satu kamar rumah Yoongi.
Ceklek
"Oh, Tae. Kenapa nak?" tanya lembut Nyonya Min begitu melihat Taehyung.
"Tae mau tidur bersama Appa. Tae tidak bisa tidur." lirih Tae yang masih setia menunduk.
"Ayo masuk sini." ajak Nyonya Min. Ia baru bertemu Taehyung sekitar sepuluh jam, tapi dia sudah merasa sayang pada anak malang itu.
"Siapa?" suara berat milik Tuan Min kini terdengar.
"Taehyung." jawab Nyonya Min. "Katanya ia ingin tidur bersamamu, dia tidak bisa tidur."
Dengan senang hati, akhirnya Tuan Min mengijinkan Taehyung untuk tidur bersamanya dan istrinya. Membiarkan Taehyung tidur di antara mereka berdua.
"Kau nyaman?" tanya Tuan Min.
"Uhum" jawab Taehyung sambil sedikit mengangguk. Dan benar saja, baru sekitar 15 menit, Taehyung sudah tertidur.
"Kasihan sekali dia." lirih Tuan Min.
"Tapi kenapa dia selalu mencari Appa? Kata Hoseok dia hanya mempunyai ibu dan hyung." tanya Nyonya Min, heran.
"Mungkin ia merindukan sosok ayah." jawab Tuan Min. "Anakmu menginginkan adik yang kekurangan. Aku kira dengan sifatnya yang seperti itu, ia akan memilih adik yang sempurna."
"Tidak. Dia memilih adik yang benar. Dia tak mungkin salah menilai. Aku yakin, ada satu hal yang membuatnya tertarik pada anak ini. Dan kau tau sendiri, anak ini bukan anak keterbelakangan yang biasa." ucap Nyonya Min.
#
Pagi akhirnya tiba. Sudah ada Nyonya dan Tuan Min yang menunggu anaknya di meja makan.
"Eomma.. Appa.." panggil Yoongi.
"Ya. Kenapa berteriak pagi-pagi?" Tanya Nyonya Min.
Yoongi kemudian buru-buru menyusul kedua orang tuanya dengan wajah panik. "Taehyung hilang. Dia tak dikamarnya." ucap Yoongi.
"Dia di kamar Appa, dia pindah semalam karena tak bisa tidur. Jangan bangunkan dia, dia baru tertidur sekitar pukul 4 pagi." ucap Tuan Min.
Yoongi akhirnya bisa bernafas lega. "Ku kira dia kabur." ucapnya. "Pantas sebelum tidur dia menanyakan kamar Oemma dan Appa." sambungnya.
"Bisa kau jelaskan lebih dalam tentang anak itu? Appa sedikit penasaran." tanya Tuan Min.
Yoongi kini mendudukkan dirinya di kursi makan yang kosong. Mendekatkan segelas kopi dan mengambil sepotong roti buatan ibunya.
"Aku juga hanya mendengar dari ibu angkatnya, katanya Taehyung itu lahir kembar dan dipisahkan karena sebuah mitos. Dimana, Taehyung terlahir dengan sedikit kekurangan. Saat lahir, organ-organnya serba tak sehat membuat tumbuh kembangnya menjadi terganggu. Sampai saat ini, organ yang masih lemah adalah jantung dan parunya. Katanya, kalau dia merasa capek atau banyak fikiran, dadanya akan sakit dan tidak lama lagi, nafasnya akan sesak. Dia memiliki obat jantung yang selalu di konsumsinya." Yoongi sedikit menjeda untuk memasukkan roti kedalam mulutnya.
"Masalahnya, nenek yang memisahkan mereka sudah meninggal 5 tahun yang lalu. Dan kata ibu angkat Taehyung, neneknya meninggal karena perutnya yang membengkak mengerikan. Dari situ aku menimbang keanehan dalam diri Taehyung. Ia harusnya memiliki turunan penyakit dari sang nenek, apalagi imun Taehyung itu 10 kali lipat lemahnya dari orang yang sehat. Tapi, ayah bisa lihat sendiri, tak ada apa-apa disana."
Tuan Min mulai tertarik dengan topiknya.
"Dan lagi, saat itu Taehyung membuatku kaget hanya karena dia mengaku menghafal beberapa kata dalam jangka waktu lima hari. Ingin rasanya aku menolak mengatakan anak itu memikiki keterbelakangan mental, tapi dari tingkahnya, kita tak bisa pungkiri itu."
"Terus kenapa bisa kau menemukannya?" tanya Nyonya Min.
"Waktu itu, aku sedang membeli sesuatu di sebuah supermarket. Tetapi aku mendengar keributan dan ternyata ada anak yang menyebrang jalan disaat belum waktunya. Itu adalah Taehyung. Aku membawanya di sebuah kafe dan memberikannya makan, disana mulai kutanyai dan ternyata dia berasal dari Daegu dan ke Seoul karena di culik." jelas Yoongi.
"Diculik?" ulang Nyonya Min.
"Um, diculik. Dan akhirnya ku bawa ke keluarganya. Setelah ku dalami sedikit ternyata Ibu angkatnya sedikit kejam, ia memiliki anak kandung yang ia sekolahkan sementara anak angkatnya ia suruh bekerja dan mengurus rumah. Ayah tau? Setiap aku kesana, selalu kutanyai dia maukah dia ikut denganku? Tetapi dia selalu menolak karena sayang kepada ibunya. Dan pernah satu hari aku meminta pada ibu angkatnya, ia malah bilang akan dijemput jika berumur 17 atau 18 tahun. Hanya saja, aku mulai curiga, kenapa malah dia meninggalkan Taehyung sendirian."
"Apa kau tak tanya dimana orang tuanya sekarang.?" tanya Tuan Min.
"Seoul." jawab Yoongi.
"Apa kita harus mencaritau?"
"Harusnya memang seperti itu, Taehyung bukan siapa-siapa kita."
"Tapi, kalau mereka tak mau, biarkan dia disini." lirih Nyonya Min.
Yoongi kemudian hanya tersenyum menatap ibunya. "Aku tak akan membiarkan sekalipun itu ibu angkatnya yang meminta." jawab Yoongi.
"Berapa umurnya?" tanya Nyonya Min.
"14 tahun. Sekitar 3 atau 4 tahun lagi orangtuanya menjemput. Entah bagaimana cara mereka menjemput nanti." ucap Yoongi.
"Aku pernah mendengar mitos itu, dan kalau si anak yang sakit itu menjadi sehat, berarti kembarannya sudah meninggal." Tuan Min kini bersuara.
"Kalau memang sudah meninggal, kenapa tak dijemput? Taehyung sudah kurasa aneh sejak 5 tahun yang lalu." ucap Yoongi.
"Benar juga."
TBC...
Maaf kalau jelek n gaje.
Vote n comment.
Terimakasih sudah mampir ❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
So That I Love You (REVISI) [END]
Fanfic"Karena aku mencintai saudaraku." Sad Brothership BTS Kim Taehyung Tentang seseorang yang diasingkan karena kepercayaan keluarga terhadap mitos budaya nenek moyang. Hingga akhirnya ia berkumpul dengan keluarga yang menurutnya asing. Terlebih lagi, d...