Bab 31

1.1K 148 5
                                    

Jungkook segera memacu montornya ke rumah Nayeon. Tidak sampai 10 menit, sekarang dia sudah bisa melihat gerbang mewah rumah Nayeon.

Tapi dari jauh dia melihat yeoja itu mondar mandir sambil menempelkan ponsel di telingannya.

"Nayeon-a!"

Tanpa pikir panjang, Nayeon naik ke montor Jungkook.

"Ayo jalan cepat!"

Jungkook semakin bingung.

"Pakai dulu helemnya" kata Jungkook sambil memberikan helm pada Nayeon yg sudah duduk di belakangnya.

Klik

"Ayo jalan!" Kata Nayeon khawatir

"Kemana?"

"Rumah Jeongyeon! Palli!!" Kata Nayeon dgn nada yg sedikit di tinggikan sambil mengguncangbguncangkan bahu Jungkook

"Cepat! Sebelum terlambat!"

Jungkook yg masih setengah bingung itu kembali memacu montornya ke rumah Jeongyeon.

"Jungkook! Palliwa!" Nayeon

"Jalannya licin, tadi salju turun sebentar. Bahaya" Jungkook

Nayeon nampak semakin khawatir. Perasaannya mengatakan sesuatu yg buruk akan terjadi.

*Seokjin POV

Setelah Jungkook keluar kamar untuk menerima telfon, pikiranku kembali tertuju pada Appaku.

"Appa. Sebenarnya kau kemana? Kasihan eomma"

"Kenapa Appa belum pulang? Appa tdk rindu pada kami?"

Ddrtt..drrt..ddrt..

1 Call from Jeongyeon

"Yeobose..."

"Oppa!"

Suara orang menangis terdengar dari sebrang sana. Siapa lagi kalau bukan Jeongyeon

"Jeongyeon-a. Kau kenapa?"

"Oppa! Tolong aku! hiks.."

"Jeongyeon-a! Kau.. kau dimana sekarang? Jeongyeon-a!"

Tuut..tuut..tuutt..

Aku tdk perduli. Tanpa pikir panjang, aku mengambil mantel dan kunci motorku. Aku khawatir pada wanita yg sekarang sedang terperangkap dlm hatiku. Aku tdk perduli walau ini sangat dingin, bahkan salju juga turun tadi. Yg aku pikirkan sekarang hanya Jeongyeon.

Aku mendengar Jungkook berteriak padaku. Tp lagi² aku tdk perduli. Aku tdk mau menjawabnya.

Aku memacu motorku dengan kecepatan tinggi. Tdk terlalu tinggi sebetulnya. Aku juga takut sebelum aku bisa bertemu Jeongyeon aku dulu yg bertemu malaikat.

Tapi sial, bensinku habis. Lebih sialnya tdk ada pom bensin di sekitar sini. Aku memutuskan berlari, karena rumahnya hanya berjarak beberapa kilo lagi.

Jarak yg cukup jauh, sebenarnya. Tp bagaimana? Bensinku habis, tdk ada pom bensin dan bahkan aku tdk bawa uang. (Efek keburu gaes😅)

Akhirnya aku sampai di rumahnya. Rumahnya terlihat gelap dan sepi. Aku jadi tambah khawatir padanya.

Dengan dada yg masih naik turun, aku berjalan ke arah pintu rumahnya yg sederhana.

Kenapa sepi sekali? Gumamku

Klek

Pintunya tdk dikunci? Kataku dlm hati

"Jeongyeon-a!" Teriakku agak pelan

INDIGO I Can See You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang