28. Bringing Hyunsu Home (2)

231 77 9
                                    

Sunggyu bangkit dan duduk, ia melepaskan Woohyun. "Apa wajahmu sudah baik-baik saja sekarang?"

"H-hah?"

"Saat wajahmu terhantup tadi... apa itu masih sakit? Kutebak itu pasti masih nyeri, jadi aku hanya mencoba membuatnya lebih baik."

"W-wajah...?" Woohyun duduk perlahan, mengerjap bodoh kearah Sunggyu.

"Astaga, apa otakmu tergeser saat kau jatuh?" canda Sunggyu sambil mengacak rambut Woohyun.

Woohyun hanya menunduk dan memainkan kain lengan bajunya, wajahnya masih memanas dan jantungnya masih berdebar. Ia tak tahu apa yang baru saja terjadi. Atau mengapa ia merasa begitu gugup karena Sunggyu. Atau mengapa ia ingin sekali mencium Sunggyu.

Ia menggigit bibirnya, sambil memikirkannya, dan kemudian sadar jika jawabannya jelas sekali. Itulah yang ia katakan ke Sungyeol sebelum ini. Kehidupan percintaannya sudah lama tak ada, jadi tentu saja ia berkeinginan mencium seseorang. Dia sudah lama tak jalan dengan seorang gadis selama berbulan-bulan, dan itu membuatnya jadi... well kau tahulah.

Pemikiran ini membuatnya merasa lega dan tersenyum pada dirinya sendiri sambil mengangguk senang.

"Kau ini kenapa?" Sunggyu menaikkan satu alisnya.

"Hm?" Woohyun tersenyum lebar, tepat saat sebuah ide memasuki kepalanya. "Oh bukan apa-apa~"

"Benarkah?" Sunggyu melipat lengannya dan mengamati Woohyun dengan curiga. Tiba-tiba Woohyun menoleh padanya dan menunjukkan senyum yang aneh. "Tunggu... kau mau apa?" Sunggyu menjauh secara spontan.

"Serang!" teriak Woohyun, dengan cepat menimpa dirinya ke Sunggyu, membuat mereka berdua terjatuh dari kasur ke lantai.

"Ahh, apa yang kau lakukan?!" Sunggyu tertawa saat Woohyun menyerangnya dengan gelitikan.

"Ini adalah balas dendamku!" ucap Woohyun dengan seringaian. Ia menusuk perut Sunggyu dengan jarinya, membuat namja itu mengeluarkan suara desahan pelan. Woohyun mendadak merona dan bangun dari atas Sunggyu.

"Apa?" tanya Sunggyu, dengan polos mendongak ke Woohyun. "Hanya itu?"

"Uh... k-kita harus tidur sekarang. Ini sudah larut." Kata Woohyun yang sudah kembali katas kasur.

"Ah, kau benar." Sunggyu mengangguk dan mengikutinya. "Selamat malam Woohyunie."

"M-malam hyung."

***

Pagi berikutnya, mereka pergi ke Panti Asuhan untuk menjalankan ujian. Manajer mereka datang menjemput mereka dan mereka berempat masuk ke mobil van hitam yang sering digunakan Sunggyu. Sanghyun mengemudi, sementara Mansuk duduk di sebelahnya, dan Woohyun serta Sunggyu duduk di belakang.

Woohyun mengetukkan jarinya ke lutut dengan gugup. Ia penasaran apakah semalam belajarnya sudah cukup. Ia memikirkan apa yang akan terjadi jika ia tak lulus tes.

Bagaimana jika Sunggyu berhasil dan dia gagal? Apa mereka akan memecatnya dan melanjutkan hanya dengan Hyunsu dan Sunggyu saja? Apakah ada kesempatan lain untuknya melakukan ujian ini lagi? Dia lupa mengecek itu, dan mulai panik saat menyadari banyak yang seharusnya perlu tapi tidak ditanyakannya mengenai tes itu. Ia terlalu menganggapnya enteng. Ia ingin menampar diri sendiri karena tidak konsentrasi dan seharusnya lebih banyak belajar.

Seketika ia merasakan sebuah tangan di pangkuannya, ia menoleh kesamping dan melihat Sunggyu yang sedang menepuk pelan paha Woohyun sekali lagi sebelum mengulurkan tangannya ke Woohyun. Woohyun tersenyum dan menggenggam erat tangan Sunggyu.

Babysitting With The Stars 🌟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang