01 : Sell

1K 185 25
                                        

Aku menganga melihat ruangan tempat aku dan ibu berlibur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menganga melihat ruangan tempat aku dan ibu berlibur. Ibu langsung duduk di salah satu kursi, lalu sibuk dengan ponselnya.

Mau tidak mau aku ikut duduk di sebelah ibu. Koperku kuletakkan di sampingku, lalu duduk manis sambil memperhatikan isi ruangan. Ini semacam restoran, tetapi sepi. Jujur, aku tak pernah datang ke tempat seperti ini. Ibu selalu mengurungku sebelumnya, tepat setelah kelulusan sekolah dasar di Busan.

Ah, tidak. Aku saja yang tidak tahu dunia luar. Hanya sibuk belajar dan membuat beberapa tulisan seperti puisi, lalu menyimpannya di tas kecil hadiah ulang tahunku yang ke-8 tahun.

Sekarang aku membawanya, di koperku. Karena ibu bilang aku harus membawa semua barangku, jadi ibu meminjamkanku satu koper besar---yang kuduga milik ayah.

Tiba-tiba, pintu terbuka. Ibu langsung berdiri, lalu menatapku tajam dengan artian menyuruhku ikut berdiri dan memberi hormat pada orang yang datang.

Aku berdiri, lalu berbalik ke arah pintu masuk. Disana, kulihat seorang pria dengan wajah datar dan kesan yang dingin, berjalan dengan angkuhnya tanpa membalas salam kami.

Sombong sekali.

Ia duduk berseberangan dengan ibu. Aku kembali duduk. Ibu terlihat senang menyambut kedatangan pria itu.

"Aku akan mengganti rugi kemejamu yang terkena tumpahan kopi."

"Kau ingin membayarku dengan sekoper uang?"

"Ah, tidak Tuan."

Pria itu mendengus, lalu kembali menatap ibu. "Kau membuatku harus membatalkan meeting-ku dengan klien-ku."

"Maaf, Tuan. Saya akan menggantinya dengan anak ini."

Mataku membelalak mendengar perkataan ibu. Aku menoleh, mendapati ibu yang tersenyum manis kepada pria itu.

Apa ini?

"Ibu. Apa yang---"

"Saya memberikan hak asuhnya pada Tuan sebagai ganti rugi,"

Aku menatap ibu tak percaya. Lalu aku meraih tangannya dan membawanya keluar dari ruangan.

Ibu terlihat marah sekaligus terkejut melihat tingkahku. Ia menghempas tanganku, lalu menatapku tajam.

"Ibu kenapa?! Kita kesini untuk jalan-jalan, Bu. Kenapa ibu--"

"Siapa yang bilang aku ingin mengajak anjing penjaga sepertimu jalan-jalan?"

DEG!

Hatiku mencelos mendengar ucapan ibu yang dingin untuk kedua kalinya. Ibu bilang, anjing?

"Ibu? Kenapa ibu seperti ini? Yang ibu katakan tadi hanya bercanda, kan?"

Ibu memutar bola matanya malas. Aku mulai merasakan mataku yang memanas.

"Diam dan ikuti perintahku. Aku tak suka anjing yang membantah,"

Serenity ; jjk+kshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang