07 : A Strange Jungkook

663 129 32
                                    

     Tiga puluh menit adalah waktu yang cukup untuk menenangkan diri di kubangan air hangat dalam bathup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Tiga puluh menit adalah waktu yang cukup untuk menenangkan diri di kubangan air hangat dalam bathup.

Setelah perjuangan mencari taksi yang memakan waktu kurang lebih lima belas menit, aku sampai di rumah dengan tubuh yang menggigil. Aku tak menemukan tanda-tanda kehidupan dua makhluk kejam di rumah itu. Mungkin mereka jalan-jalan ke tempat lain.

Berakhirlah diriku dengan merendam tubuh di air hangat seperti sekarang.

Setelah merasa cukup, aku bangkit dan memutuskan untuk mengeringkan diri. Cuaca yang dingin membuatku ingin sekali menikmati coklat panas ditemani dengan buku-buku novel yang entah kenapa milik siapa ada di laci nakasku.

Lebih baik dibaca daripada dibiarkan berdebu.

Aku tak yakin bila Jungkook benar-benar senang menghabiskan waktunya dengan membaca novel. Jadi sepertinya, novel ini milik keluarganya.

Banyak novel bagus dalam laci itu. Tak semuanya ber-genre roman. Beberapa lebih condong ke fantasi dan sejarah, juga ilmu kedokteran yang menyisip diantara buku-buku tebal itu.

Aku melangkahkan kaki keluar dari kamar mandi setelah sebelumnya mengenakan bathrobe yang ada di kamar mandi. Cukup terkejut saat netraku menangkap kehadiran sosok yang dapat membuat jantungku keluar dari tempatnya dalam satu sekon.

Aku memutar bola mata malas, melihat pria itu tengah merebahkan dirinya di ranjang dengan buku di tangannya. Saat merasakan kehadiranku dalam ruangan, ia meletakkan buku itu di nakas. Senyum miring tercetak jelas di wajahnya.

Itu tak cocok di wajahnya.

Jelas begitu. Dia terlihat menakutkan bila menyematkan senyum sejenis smirk--yang sialnya terlihat menggoda. Tapi bersyukurlah bahwa aku termasuk hamba yang beriman kuat, sehingga tak mudah tergoda dengan iblis seperti Jungkook.

Aku menatapnya datar. Sepertinya tak ada hal penting yang akan dibicarakannya, sehingga aku bisa mengusirnya keluar dari kamarku dengan alasan yang jelas.

Tapi sebelum aku menendangnya keluar, ia mengeluarkan suaranya. Sepertinya Jungkook sudah membaca rencanaku dari awal.

Licik.

"Sebelum kau menendangku, aku hanya ingin memberitahumu. Ara mau menginap di kamarku, jadi---"

"Yasudah. Cepat keluar," serbuku tak sabar. Aku sudah cukup sabar menghadapi omongannya yang tak lebih dari sekadar berbasa-basi. Aku tahu dirimu, Jungkook.

"Oh, begitukah? Kau tahu aku sejauh apa?" tanyanya saat aku mendorong bahunya, menyeretnya keluar dari kamar.

Aku mengendikkan bahu. "Setahuku hanya sebatas nama dan status. Sudah cukup? Silakan pergi."

"Kau mengusirku dari rumahku sendiri?"

"Berisik."

"Ini, kan, termasuk kamarku."

Serenity ; jjk+kshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang