03 : Tragedy

844 154 27
                                    

     Jungkook jahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Jungkook jahat.

Kalian tahu? Aku sibuk mencari kamarku, dan baru tidur jam 11 malam. Sedangkan pria itu hanya duduk santai di ruangannya dan berkutat dengan laptop.

Hei, apa bicara dengan laptop lebih asyik daripada bicara denganku?

Aku bangun kesiangan pagi ini. Dan itu semua karena pria keparat itu. Sungguh, aku sangat kesal padanya. Tapi apalah daya, aku hanya seorang gadis yang menumpang tinggal di rumahnya.

Ah, aku jadi ingat ibu lagi. Ibu... ambil aku lagi, kumohon!

Aku benar-benar tak percaya ibu melakukannya. Kupikir ibu memang niat melahirkanku, lalu merawatku. Apa tugas seorang ibu memang hanya melahirkan? Lalu menelantarkan anaknya saat ia sudah selesai dengan tugasnya--melahirkan?

Kalau benar begitu, aku tidak mau jadi ibu. Aku mau jadi ibu yang benar-benar ibu. Bukan ibu seperti ibuku.

Aku mengucek-ucek mataku kasar. Masih mengumpulkan nyawa yang melayang, aku bangkit dari kasur dan berjalan sempoyongan keluar kamar.

Kamarnya tidak terlalu buruk untuk ukuran pembantu. Setidaknya masih ada ranjang yang nyaman untuk ditiduri. Aku bersyukur Jungkook masih punya hati setelah apa yang dilakukannya padaku tadi malam.

Ngomong-ngomong, aku baru sadar sikap Jungkook yang berubah drastis. Padahal dia terlihat manis tadi malam, dan setelahnya ia kembali dingin. Ah, sebenarnya dia itu apa, sih?!

Aku berjalan keluar kamar. Suasananya sepi. Mungkin Jungkook sudah pergi bekerja. Entah kemana, tapi aku yakin Jungkook pergi ke kantornya. Secara, Jungkook pernah menyebut meeting saat pertemuan jual-beli itu. Dan juga, dia selalu memakai pakaian yang rapi dan sopan. Selalu seperti itu. Aku tak pernah melihatnya memakai kaos di rumah.

Tentu saja! Kau baru tinggal kemarin, Sohyun bodoh!

Perjalanan untuk mencapai dapur membuatku agak kelelahan. Ditambah kamarku berada hampir di ujung lorong kiri--kemarin aku salah lorong. Lebih tepatnya, di sebelah ruangan dengan meja dan buku-buku yang tersusun rapi di rak dekat sofa. Dan dari barang-barangnya, bisa disimpulkan itu adalah ruangan kerja Jungkook.

Aku membuka kulkas pelan. Tenagaku masih belum terkumpul sepenuhnya.

"Ah, sial! Apa aku harus belanja hari ini?" aku menggerutu.

Kututup kembali pintu kulkas dengan kasar, mengerucutkan bibir dan berjalan sambil menghentak-hentakkan kaki.

"Kau jelek jika begitu."

Aku menoleh, lalu terkejut mendapati pria yang tengah duduk di kursi makan dengan secangkir kopi di depannya.

Jungkook. Siapa lagi kalau bukan Jeon Jungkook?

Pria itu bangkit dari kursinya, setelah sebelumnya ia menyesap kopinya yang hangat. Ia berjalan ke arahku, lalu menatapku datar.

"Kau mau belanja?" tanya Jungkook.

Serenity ; jjk+kshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang