10 : A Bid

573 118 13
                                    

     Aku merasakan badanku digoyangkan berkali-kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Aku merasakan badanku digoyangkan berkali-kali. Agak kesal, aku memaksakan diri untuk membuka mata. Kudapati Ara yang sudah terduduk di sampingku. Wajahnya terlihat khas bangun tidur.

Ara mengucek matanya pelan. "Eonnie, Ara lapar..."

Aku mengulas senyum tipis. Setelah berdiri di samping ranjang, kubawa gadis itu ke dalam pelukanku. Aku melangkah ragu mendekati pintu.

Apa wanita itu masih disini?

Cklek.

Pintu berderit pelan. Kepalaku melongok keluar, mengamati keadaan sekitar. Aku tak mau lagi terlibat dalam masalah Jungkook. Sudah cukup kejadian tadi pagi. Aku tak ingin menimbulkan banyak kesalahpahaman lagi antara Jungkook dengan kekasihnya.

Merasa aman, aku bergerak keluar dan berjalan cepat menuju dapur. Kududukkan Ara di kursi makan, lantas meninggalkannya dan mulai berkutat dengan alat dapur. Aku memutuskan untuk memasak nasi goreng kimchi. Ara harus makan nasi setelah kemarin-kemarin perutnya tak terisi oleh karbohidrat. Jika ia sakit, maka pekerjaanku akan dua kali lipat lebih banyak dari biasanya.

Aku menjauhkan hidungku saat bau bawang yang tajam menusuk indra penciumanku. Dengan santainya, aku bersin ke sebelah kananku. Setelah bersin, aku kembali menumis bawang tadi. Saat ingin mengambil nasi, aku terkejut melihat Jungkook yang menatapku datar.

"Sejak kapan kau disitu?"

"Terima kasih sambutannya. Aku terharu," Jungkook berlagak menyeka sudut matanya. Kemudian menatapku tajam seraya mengusap wajahnya menggunakan ujung bajunya.

Aku mengalihkan pandangan ke arah lain. Tak sengaja melihat bentuk perut Jungkook yang terlihat karena bajunya tersingkap.

"Santai, Hyun-ah. Perut ini tak mengandung monster yang akan melahapmu,"

Aku merasakan wajahku memanas. Aku bergegas mengambil nasi, menumpahkannya di atas tumisan bawang tadi. "Berisik. Duduklah disana bersama Ara. Sebentar lagi selesai,"

"Kalau kau ingin melihatnya lagi, jangan ragu untuk memintanya padaku." timpal Jungkook. Kali ini ia mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum lebar. Aku melotot, ingin memukul wajah tampannya jika saja aku tidak ingat bahwa aku harus menjaga jarak. Ditambah hubungan majikan-pembantu yang menurutku sudah melebihi batas wajarnya.

Aku membuang muka, kembali fokus pada masakanku. Kudengar tawa Ara sambil meneriakkan, "Berhenti, oppa! Kau membuat perutku sakit!" Gadis itu terus menjerit diselingi tawa Sang Kakak.

Senyum kecil terulas di wajahku. Entah kenapa aku tersenyum. Melihat keduanya akrab membuatku senang. Mungkin dengan begitu, aku tidak perlu repot-repot mengurus keduanya di sela pekerjaanku membereskan rumah.

Setelah matang, aku menuangkan nasi goreng itu di dua piring. Lalu berjalan sambil membawa wajan kotor tadi dan meletakkannya di wastafel. Kubawa dua piring nasi goreng itu ke meja makan, membuat deru tawa kedua manusia itu terhenti. Keduanya berebut mengambil posisi makan, seperti takut kehabisan bila tidak gesit. Aku hanya bisa tertawa melihatnya.

Serenity ; jjk+kshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang