21: Fact

503 89 6
                                    

Mata Sohyun mengerjap pelan, berusaha menerima cahaya yang masuk tiba-tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Sohyun mengerjap pelan, berusaha menerima cahaya yang masuk tiba-tiba. Setelah beradaptasi, matanya menelisik isi ruangan. Bau obat-obatan menyergap indra penciumannya. Dinding putih serta televisi sebesar jendela terpampang jelas di hadapannya. Ia menelisik kembali, menemukan sosok pria yang tertidur di sofa yang berada tepat di depan televisi itu. Posisinya membelakangi Sohyun, tetapi dari punggungnya sendiri Sohyun mengetahui siapa pria itu.

Sekilas ia tersenyum. Pemandangan ini. Lama sekali Sohyun tidak melihatnya. Jungkook jarang berada di rumah. Ia selalu menjawab, "Pekerjaanku menuntutku untuk berada di luar rumah." setiap Sohyun menanyakan mengapa pria itu keluar rumah pada dini hari.

Sosok itu menggeliat dalam tidurnya. Terlihat seperti kelinci yang tengah mencari kehangatan. Sohyun gemas sendiri saat memperhatikannya. Terlebih ketika wajah bangun tidur itu menoleh ke jendela. Meski sedikit, tetapi Sohyun masih bisa melihatnya.

Ibu, kenapa dia begitu tampan?

Sohyun kembali memejam, pura-pura tertidur ketika ia melihat gelagat Jungkook akan menghampirinya. Dan benar saja, ia sudah merasakan tangan hangat itu menggenggam tangannya yang diinfus.

"Sohyun, bangunlah. Apa kau tidak lelah tidur dua hari tanpa mengucapkan selamat tidur padaku?" Terdengar helaan napas gusar, sebelum akhirnya suara kursi berderit memecah keheningan ruangan.

Sohyun diam. Ia ingin mengerjai Jungkook. Gadis itu menahan senyum ketika membayangkan reaksi terkejut pria bermarga Jeon itu ketika melihatnya sudah sadar.

"So, aku minta maaf." Jungkook akhirnya bersuara kembali. Tapi yang keluar kali ini justru permintaan maaf.

Atas dasar apa? Ini terjadi karena kebodohanku. Kenapa kau yang minta maaf?

"Aku minta maaf karena sudah melukai Ibumu. Aku pengemudi mobil itu."

Tercekat. Ia terdiam seribu bahasa. Seakan dihantam batu besar yang keras, tubuhnya membeku. Bukankah ini terlalu cepat? Mengetahui pelaku tabrak lari yang menyebabkan Ibunya tiada disaat ia baru saja sadar?

Ini gila. Jungkook tidak mungkin menabrak Ibunya. Apa dia punya dendam tersendiri? Kenapa harus melibatkan nyawa?

Tak sadar, Sohyun membuka matanya. Ia menangkap raut terkejut yang tergambar dari wajah Jungkook. Tangannya tetap terkepal, meski ia berusaha melemaskannya.

"K-kau..."

Manik Jungkook melebar, menunggu ucapan Sohyun berikutnya. Padahal pria itu tahu apa yang akan diucapkannya.

Bodohnya, Jungkook tidak berkepikiran membaca raut Sohyun sebelum berbicara tadi. Pria itu kalut. Semuanya terjadi secara bersamaan. Tidak sadarnya Sohyun, tuntutan atas nama pelaku tabrak lari--yang dengan jelas bisa merusak citra kerjanya, tak lupa perjodohannya dengan wanita ular itu.

Ayahnya gila. Sangat. Jungkook bersumpah akan membunuh anak buahnya jika mereka mengejarnya lagi.

"...pembunuh Ibuku?"

Serenity ; jjk+kshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang