Aku mengerjap, menemukan langit-langit kamar yang terang karena terkena sinar matahari.
Sudah pagi? Mengapa rasanya cepat sekali?
Aku menoleh ke samping. Kemudian teringat sosok Chanyeol dan Jungkook ketika melihat kemejaku yang robek. Rasa khawatir kembali menyelimutiku. Sungguh, aku tidak tahu bagaimana selama ini Jungkook selalu membawa pistol di sakunya.
Yah, aku tak bisa berhenti membahasnya. Tentu saja! Kejadian kemarin itu bukan kejadian biasa. Jungkook bahkan melibatkan pistol dalam masalah kami.
Aku bertanya-tanya bagaimana Chanyeol sekarang. Apa dia baik-baik saja? Jungkook tidak macam-macam, kan?
Kuputuskan untuk beranjak keluar dari kamar. Tenggorokanku terasa kering sekali. Aku bahkan baru ingat jika kemarin belum ada satupun asupan yang masuk kedalam tubuhku.
Sepi. Dan berantakan. Itu yang kulihat dari atas sini. Ruang tengah terlihat kacau sekali. Barang-barang berserakan di lantai, dan beberapa diantaranya pecah dengan serpihan yang berserakan di lantai.
"Dia yang menyebabkan, dan aku yang harus membereskan. Huh!" Aku menggerutu sendiri, kemudian bergerak malas mengambil sapu dan membersihkan ruang tengah. Kali ini, aku lebih berhati-hati agar serpihan itu tidak mengenaiku. Aku tidak mau Jungkook dengan sikap sok perhatiannya itu berpura-pura mengobati lukaku.
Omong-omong, dimana Jungkook?
Mataku memencar ke seluruh sudut, berusaha mencari keberadaan pria itu. Hasilnya nihil. Dia tidak ada disini.
Mungkin saja di kamarnya.
Aku kembali meneruskan pekerjaanku, tanpa sadar menghela napas gusar. Kurasa ini memerlukan waktu lebih dari satu jam. Lihat, ternyata dia mengacaukan dapurnya juga.
Pagi yang bagus, Sohyun.
*****
"Astaga!"
Aku nyaris melempar wajan terakhir ketika melihat kemunculan Jungkook di pintu dapur. Penampilannya kacau sekali. Rambut yang biasanya ditata rapi, kini terlihat berantakan. Wajahnya pun kusut. Tidak seperti Jungkook yang suka memerintahku.
Kuletakkan wajan itu di tempatnya, kemudian berjalan mendekati Jungkook yang masih melamun---entah apa itu.
"Ada masalah?"
Pria itu diam. Sepertinya dia tidak mendengarku. Aku menepuk pundaknya pelan, membuat Jungkook refleks menoleh kearahku dengan pandangan terkejutnya yang lucu.
"Kau---kenapa kau disini?"
Pertanyaan dibalas pertanyaan.
Mungkin aku akan menjawabnya begitu jika saja keadaan Jungkook tidak seburuk ini untuk diajak bercanda. Dia benar-benar tidak terlihat berwibawa dengan wajah blank seperti itu.
"Membereskan kekacauan di dapurku. Kau sendiri, kenapa kesini?" aku membalasnya dengan nada---yang kuusahakan tidak mengandung unsur kesinisan. Kau tahu, aku tidak mau terkena amukan Jungkook setelah melihat sisi lain dari dirinya semalam. Itu cukup menyiutkan nyaliku untuk melakukan kebiasaan membantah ucapannya setiap hari.
![](https://img.wattpad.com/cover/141297194-288-k621359.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenity ; jjk+ksh
FanfictionKim Yeri tak sengaja menumpahkan segelas kopi di kemeja pelanggannya. Bosnya marah dan mengancam untuk memecatnya bila Yeri tidak mengganti rugi kemeja milik pelanggan yang menuntut kafe mereka agar segera ditutup. Yeri menjual anaknya, Kim Sohyun...