24 : Keputusan Akhir

341 71 8
                                    

"Besok kau diperbolehkan pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Besok kau diperbolehkan pulang."

Sohyun yang baru selesai mandi, beralih menatap Jungkook yang tengah sibuk dengan laptopnya di sofa kamar. Mata gadis itu seketika berbinar.

"Kau serius?!"

Jungkook hanya membalasnya dengan deheman. Matanya tak beralih sedikit pun dari layar laptop.

Sohyun yang mendengarnya, sontak berteriak girang. Ia melompat kecil saking senangnya. Dengan sigap, tubuh mungilnya berlari kecil menghampiri Jungkook.

BUGH!

"Terima kasih." ujarnya lembut. Tersirat nada gembira dalam ucapannya barusan.

Tubuh Jungkook seketika menegang. Jantungnya berdetak lebih cepat dari beberapa detik sebelum Sohyun memeluknya.

Kurang ajar kau, jantung!

"Oh, hei! Bagaimana jika besok kita pergi bersama Ara?"

Jungkook mengerjap. Sambil menetralkan detak jantungnya, ia tersenyum tipis. Tangannya bergerak mengusap puncak kepala Sohyun lembut. "Tentu. Memang kau ingin kemana?"

Sohyun terlihat berpikir. Bibirnya yang maju beberapa senti jelas membuat Jungkook gemas. Bagian dari Jungkook yang paling dalam bahkan menjerit melihatnya.

"Mungkin ke taman lagi." putus Sohyun. Ia membayangkan akan bertemu dengan teman lamanya lagi. Jujur saja, Sohyun jarang berinteraksi dengan teman-temannyaㅡkecuali Chanyeol. Dilihat dari kesehariannya yang dikurung di rumah bagai Putri Rapunzel di film Tangled yang ditontonnya sebelum masuk rumah sakit. Jelas saja tidak ada waktu untuk bermain-main, atau bahkan berbicara lewat telepon. Karena mirisnya, gadis itu tidak memiliki telepon sama sekali dulu.

"Kau tidak takut bila nantinya akan kutinggal lagi?" tanya Jungkook jahil.

Sohyun tertawa. "Setidaknya musim dingin sudah berlalu, bukan?"

Melihatnya, Jungkook tersenyum lebar. Hatinya berdebar ketika melihat tawa Sohyun. Sudah lama sekali rasanya tidak melihat itu.

"Baiklah. Aku akan meminta izin Ibunya nanti."

Tak berselang lama, ponselnya berdering. Diliriknya nama penelepon yang sialnya mengganggu waktunya bersama gadisnya.

Tunggu, gadisnya? Sejak kapan Jungkook mengklaim Sohyun sebagai miliknya?

Ayah

"Ah, sial." Jungkook mengumpat pelan, tetapi masih terdengar jelas di telinga Sohyun karena jarak keduanya yang cukup dekat.

Sohyun tercekat. "Kenapa?"

"Ayahku menelepon. Aku yakin aku dipanggil ke perusahaannya."

Gadis itu mengernyit. "Lalu apa masalahnya? Kau tinggal berangkat saja."

Serenity ; jjk+kshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang