Bolehkah aku berharap kamu menjadi milikku? Walaupun itu hanya sekedar di dalam mimpi?
Thalia Novenda
***
"Tha! Kantin yuk!" Alisa membangunkan Thalia yang kembali tertidur setelah mendengar ceritanya. Namun, perempuan itu seolah enggan untuk beranjak dari tidurnya. Alhasil, hanya Alisa dan Debby yang pergi ke sana dengan sekotak susu titipan dari Thalia.
"Thalia, jangan dengarkan omongan mereka, percayalah jika aku hanya mencintaimu. Pangeranmu ini mencintaimu, Thalia."
Thalia menatap sang pangeran yang berjongkok di hadapannya sambil membawa sebuah cincin berlian. "Will you marry me?"
Thalia tersenyum. Tanpa perlu berpikir, Thalia sudah tau apa yang harus ia katakan. "Yes, I will."
"Thaliaaa! Kamu tidur di jam pelajaran saya lagi?" Pak Dwi dengan penggaris panjangnya mengetuk meja Thalia dengan keras.
"Oh Pangeranku!" Thalia yang belum sepenuhnya sadar segera berdiri lalu menangkup wajah Pak Dwi sambil memonyongkan bibirnya.
Pak Dwi yang terkejut dengan sikap murid didiknya tersebut segera memukul bibir Thalia dengan penggaris. "Sadar Thalia! Sadar! Kerasukan jin apa kamu!"
Mendengar gelak tawa dari seisi kelas membuat mata Thalia terbuka sepenuhnya. "Lho, perasaan pangeran gue ganteng kok sekarang jadi buruk rupa gini," celetuk Thalia tanpa sadar, menambah gelak tawa teman-temannya.
"Thalia! Cepat cuci muka kamu lalu kerjakan semua soal yang ada di papan tulis!" titah Pak Dwi sambil memelintir kumis tebalnya yang panjang. Tak habis pikir dengan tingkah absurd salah satu muridnya itu.
Thalia berjalan dengan malas menuju kamar mandi. Matanya masih mengantuk dan ia terus menyumpah serapahi Pak Dwi yang membangunkannya di saat yang tidak tepat. Seharusnya jika mimpinya dilanjutkan sedikit lagi pasti Thalia dapat merasakan benda kenyal nan manis itu lagi. Argh! Semua ini gara-gara guru tua berkumis itu!
Thalia menatap pantulan dirinya di cermin kamar mandi. Setelah dirasa cukup, gadis itu segera keluar dari kamar mandi yang kebetulan kosong tersebut. Baru beberapa langkah saja tiba-tiba tubuhnya terhuyung ketika seseorang secara tak sengaja menabraknya. Seperti halnya dengan Thalia, orang itu juga baru saja keluar dari toilet laki-laki yang memang bersebelahan dengan toilet perempuan.
Thalia memekik keras karena terkejut. Namun, anehnya ia tak merasakan tubuhnya terhempas ke lantai. Matanya yang memejam membuka perlahan. Nafas Thalia tercekat. Matanya membelalak terkejut ketika sosok Athan ada di hadapannya, tengah memegangi tubuh Thalia dengan lengan kokohnya agar gadis itu tak jatuh mencium lantai. Perempuan itu tak bisa menyembunyikan senyumnya. Ingin sekali ia berlama-lama menatap wajah tampan itu, namun harapannya seolah lenyap ketika dalam sepersekian detik tubuh Thalia sudah ditarik agar dapat berdiri dengan tegak. "Athan! Makasih ya udah nolongin Thalia!"
Athan hanya bergumam lalu pergi meninggalkan Thalia yang jantungnya berdetak kencang lagi. Jika Alisa hanya dibantu merapikan buku, bukankah Thalia lebih beruntung karena tubuhnya disentuh Athan?
***
Bel pulang sekolah sudah berdering nyaring, menandakan bahwa kegiatan belajar mengajar telah usai. Thalia merapikan seluruh buku pelajarannya, lalu tiba-tiba ponselnya berdering karena ada panggilan masuk.
"Halo Ma, ada apa?"
"Tha, Mama nggak bisa jemput kamu sekarang. Mama masih arisan di rumah temen. Kamu bareng Athan ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable [REVISI]
Teen FictionThalia Novenda, gadis bodoh dan ceroboh. Sering kali bermimpi bertemu dengan pangeran. Lalu tiba-tiba ia kedatangan tetangga baru yang mirip sekali dengan pangeran yang ada di dalam mimpinya! Berbagai cara ia lakukan untuk menaklukkan Athanabil Adve...
![Irreplaceable [REVISI]](https://img.wattpad.com/cover/142192580-64-k213563.jpg)