Apa perlu aku jadi mastin biar selalu good di matamu?
Thalia Novenda
***
"Than lo beneran nggak mau? Sumpah ini nasi goreng paling enak yang pernah gue makan!" Farell menyuapkan sesendok penuh nasi goreng ke mulutnya diikuti Reza yang menimpali dengan mulut yang penuh dengan makanan. "Rhugi lo khagak makhan inhi! Shumpah enhak banghet!" Reza menimpali membuat nasi yang ada di mulutnya meluncur keluar lalu mendarat mulus di meja kantin.
"Yaudah makan aja kali!" tutur Athan malas. Kejadian tadi benar-benar membuat lelaki itu tak selera makan. Apalagi bayangan wajah Thalia yang berubah saat ia tadi menggebrak meja membuatnya perasaannya tak enak, seperti merasa sedikit bersalah. Sedikit, garis bawahi itu
"Lho Athan! Kenapa yang makan malah duo curut ini sih! Kan itu buat Athan." Baru saja Athan merasa hidupnya tenang karena tak mendengar suara cempreng itu, tiba-tiba gadis itu datang. Sambil marah-marah pula. Lama-lama ia harus periksa ke dokter apakah telinganya masih bisa berfungsi dengan baik jika gadis bermulut besar itu masih terus berada di dekatnya. Jika tidak, siap-siap saja Thalia akan dikubur hidup-hidup di rawa-rawa!
"Athan nggak suka nasi gorengnya?" tanya Thalia halus, merendahkan intonasinya untuk mencoba sesabar mungkin agar lelaki itu mau meresponnya. Namun, usahanya tetap sia-sia, Athan tetap diam, memilih membaca buku seriesnya yang terlihat lebih menyenangkan dari pada menjawab pertanyaannya.
"Suka Tha! Enak! Enak banget malah!" jawab Farell menggebu-gebu karena merasa iba melihat Thalia dikacangin oleh Athan. Bahkan tanpa sadar nasi yang ada di mulutnya keluar lalu hinggap di tangan Thalia.
"Ih jorok lo!" Thalia mengambil tisu yang ada di dekatnya lalu mengelap tangannya dengan penuh perasaan jijik. "Athan sukanya apa sih? Biar besok dimasakin nyokap."
Athan menutup bukunya dengan kasar. "Nggak usah!" tegas Athan, muak dengan segala pertanyaan yang dilontarkan gadis itu.
"Kalo susu tadi udah diminum?"
Reza mengambil susu di kantongnya. "Ini Athan ngasih ke gue."
Thalia buru-buru merebut susu kotak di tangan Reza. "Ini buat Athan! Bukan buat kalian!"
Athan hanya mendengus lalu berjalan menjauhi area tersebut dengan perasaan kesal yang tak tertahankan. Ia hanya ingin kedamaian dalam hidupnya, tetapi mengapa semua hal terasa bising semenjak gadis itu selalu ada di sekitarnya? Benar-benar sangat mengganggu. Mungkin sebentar lagi hidupnya yang tenang akan hancur dengan makhluk halus bernama Thalia Novenda. Apa perlu ia ke dukun kalau begini caranya?
"Athan mau kemana? Thalia ikut ya!" seru Thalia ketika Athan memilih pergi daripada duduk di kantin seperti biasanya.
Athan menggeram. Tangannya mengepal kuat karena menahan amarah yang bergejolak. "Gue mau ke kamar mandi! Mau ikut juga!?"
***
"Tha? Gimana? Berhasil nggak?" tanya Debby ketika sahabatnya itu memasuki kelasnya dengan wajah yang ditekuk. Bahkan wajahnya terlihat kusut, tak seperti biasanya.
"Dia nolak gue terus, anjir! Gue harus gimana dong?"
Alisa mengetuk-ketukkan dagunya, nampak berpikir. Sebenarnya mereka berdua sudah mengira hal ini akan terjadi mengingat begitu dinginnya lelaki itu, tetapi mereka juga yakin, dibalik kegagalan pasti ada percapaian besar yang akan didapatkan. Dibalik jutaan kegagalan, pasti ada satu kemungkinan keberhasilan yang terjadi. "Pepetin terus aja, Tha! Kalo bisa bikin dia terbiasa dengan keberadaan lo. Lama-lama gue yakin dia bakalan suka bahkan nyaman sama lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable [REVISI]
Teen FictionThalia Novenda, gadis bodoh dan ceroboh. Sering kali bermimpi bertemu dengan pangeran. Lalu tiba-tiba ia kedatangan tetangga baru yang mirip sekali dengan pangeran yang ada di dalam mimpinya! Berbagai cara ia lakukan untuk menaklukkan Athanabil Adve...
![Irreplaceable [REVISI]](https://img.wattpad.com/cover/142192580-64-k213563.jpg)