Waktuku terasa lebih sempurna jika ada kamu. Cuma kamu.
Irreplaceable
***
Thalia melirik jam tangan warna hitam yang melingkar di pergelangan tangannya lalu beralih menatap sang guru yang menjelaskan materi di depan kelas semenjak tiga puluh menit yang lalu. Kini pikirannya bukan lagi tentang pelajaran melainkan hal lain yang entah mengapa ia lupa lakukan.
Gadis itu melirik jam tangannya sekali lagi lalu senyum cerah terpancar di wajahnya. Ia mulai menghitung dalam hati.
Lima
Empat
Tiga
Dua
Satu
Kriiing!
"ASAAAA!" Thalia refleks berdiri dengan tangan yang mengepal di udara ketika bel tanda istirahat berbunyi sehingga semua siswa-siswi kelas itu langsung berpaling menatap Thalia, tak terkecuali bagi Pak Joko, sang guru Fisika yang sedang memelintir kumis panjangnya dengan menatap Thalia geram.
"Ada apa Thalia?" tanya Pak Joko dengan sedikit geram.
Thalia menatap sekelilingnya dengan cengiran, menurunkan tangannya pelan-pelan untuk berpindah di bagian dada sembari menari heboh. "Saya lagi nyanyi lagunya Rhoma Irama pak, Asa... Asa asa... Hooo asaaaa!!"
Pak Joko yang semula geram langsung tersenyum menatap murid didiknya yang menari bak orang gila. "Ternyata selera kita sama Tha! Mari kapan-kapan kita karaoke bersama."
Shit!
Mendengar respon dari pria tua itu membuat semua siswa di sana nampak menahan tawa ketika kalimat itu terlontar dari bibir Pak Joko yang hitam karena terlalu banyak merokok. Thalia hanya mengangguk dengan terpaksa. Mengiyakan agar ia bisa terbebas dari penjara ini.
Setelah guru berkumis tebal itu pergi, barulah semua siswa tertawa puas meratapi nasib Thalia yang selalu saja apes.
"Apa Tha? Asa... Asa asa," goda Fadli yang melewati meja Thalia dengan tawa yang menggelegar.
Thalia hanya mendengus sembari menelungkupkan wajahnya di meja. "Bodoh, tolol, goblok!"
Debby mengusap punggung Thalia sembari menahan tawa yang membuncah hebat jika tak ditahan. "Mau ketawa? Ketawa aja anjir!" langsung saja Debby menyemburkan tawanya yang menggelegar disertai Alisa yang ada di hadapannya.
"Lo pinter banget sih buat alesan," goda Alisa.
"Diem lo Al!" Dengus Thalia sebal.
Lalu dalam sepersekian detik, Thalia langsung berdiri dari kursinya. "Ya Tuhan, gue lupa lagi kan!?"
"Lupa apa sih Tha?" Debby sontak berdiri karena ikut terkejut atas tindakan Thalia yang diluar dugaan.
Thalia segera mengemasi barang-barangnya yang berserakan di meja. "Gue ada urusan, kalo ada guru yang tanya bilang aja perut gue sakit," gadis itu segera membuka jendela kelasnya yang ada di lantai dua lalu celana leging hitam yang ia sembunyikan di balik rok selututnya ia tarik keluar. "Bye gaes!" ucap Thalia sebelum akhirnya ia melompat ke luar jendela dengan sigap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable [REVISI]
Fiksi RemajaThalia Novenda, gadis bodoh dan ceroboh. Sering kali bermimpi bertemu dengan pangeran. Lalu tiba-tiba ia kedatangan tetangga baru yang mirip sekali dengan pangeran yang ada di dalam mimpinya! Berbagai cara ia lakukan untuk menaklukkan Athanabil Adve...