Lo itu emang ceroboh atau sengaja cari perhatian ke gue sih?
Athanabil Adventiano
***
Athan mengikuti langkah kaki wanita yang ada di depannya. Ia mendengus pelan, jika bukan karena Darwis—papanya dipindahtugaskan di Bandung, mungkin lelaki itu tak akan mau berpisah dengan kota kesayangannya, Jakarta. Karena Jakarta memiliki kenangan tersendiri di dalam hidupnya, entah itu kenangan yang indah maupun kenangan yang menyayat hati.
Athan bukannya tak menyukai kepindahan yang kebetulan sangat tepat dengan situasi hatinya saat ini, tetapi ia hanya malas untuk beradaptasi lagi, menjadi pusat perhatian lagi, dan memulai semuanya dari awal lagi. Entahlah menurutnya ia sudah terlalu nyaman dengan sekolah lamanya, nyaman dengan hidupnya bersama teman-teman lamanya, dan nyaman dengan kenangan yang selalu silih berganti di benaknya.
Seluruh kaum hawa memekik ketika Bu Yulita masuk ke dalam kelas membawa seorang cogan di sampingnya. Bahkan, Athan dapat melihat mereka semua menatap dirinya tanpa berkedip sedetikpun, tatapan memuja seperti biasanya. Bahkan Athan sampai bosan melihatnya.
"Kita kedatangan murid baru dari Jakarta. Silahkan kenalin diri kamu." Bu Yulita mempersilahkan Athan untuk berbicara. Lelaki itu menatap seisi kelas dengan sorot dingin dan malas. "Athanabil Adventiano. Athan," ucapnya singkat, padat, jelas, serta tanpa ada embel-embel lain yang menyertai.
"Udah? Gitu doang?" tanya Bu Yulita yang tak percaya jika yang dikatakan murid barunya sesimple itu. Hanya tiga kata dan itu hanya mencakup nama saja. Jika biasanya siswa lain pasti akan memberikan deskripsi sepanjang mungkin untuk menarik perhatian, justru Athan melakukan sebaliknya. Buat apa ia mencari perhatian jika akhirnya hal itu akan datang dengan sendirinya? Buang-buang tenaga saja.
Athan mengangguk yakin sebagai jawaban. Bu Yulita tak bisa memaksa. Akhirnya ia mempersilahkan lelaki itu untuk duduk di bangku kosong yanga ada di pojok kanan kelas.
Mata gadis-gadis di sana terus menatap gerak-gerik Athan layaknya sebuah CCTV memantau maling. Mulai dari cara lelaki itu berjalan hingga duduk di bangkunya, semua tak luput dari perhatian, sedangkan Athan hanya cuek, tak menanggapi.
"Athan! Lo inget gue kagak?" lelaki di depan Athan menoleh. Diikuti dengan lelaki yang ada di sampingnya.
Dahi Athan mengernyit sebentar, ia berpikir. Namun dengan otak cerdasnya, dalam hitungan detik ia sudah mampu mengenal kedua orang tersebut sekaligus. "Reza, Farell."
"Daebak! Ingatan lo cukup kuat ya! Kalo nggak gara-gara nama lengkap lo, gue mana inget sama lo, Than! Duh, temen SD gue udah gede." Farell berdecak kagum. Pasalnya, ternyata Athan adalah teman SD Farell dan Reza di Jakarta sebelum akhirnya kedua sobat itu juga pindah ke Bandung. Maklum, kedua orang tua Farell dan Reza berada di perusahaan yang sama dan bersahabat baik dari dulu hingga sekarang. Jadi, jika salah satu pindah, maka lainnya juga akan pindah. Coba bayangkan, sudah berapa tahun berlalu tetapi Athan masih mengingatnya dengan baik. Benar-benar lelaki jenius!
"Beruntung banget ya lo Than! Baru pertama—"
"Reza! Farell! Kalau kalian tetap berisik lebih baik keluar kelas sekarang juga!" Bu Yulita berteriak di depan kelas, membuat kedua lelaki itu refleks memutar tubuhnya ke depan karena tak ingin kena semprot guru killer tersebut untuk kesekian kalinya.
Diam-diam Athan bernafas lega. Setidaknya di sini ada Reza dan Farell yang akan menemaninya melalui hari-hari barunya yang pasti lebih membosankan daripada hidupnya di Jakarta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable [REVISI]
Genç KurguThalia Novenda, gadis bodoh dan ceroboh. Sering kali bermimpi bertemu dengan pangeran. Lalu tiba-tiba ia kedatangan tetangga baru yang mirip sekali dengan pangeran yang ada di dalam mimpinya! Berbagai cara ia lakukan untuk menaklukkan Athanabil Adve...
![Irreplaceable [REVISI]](https://img.wattpad.com/cover/142192580-64-k213563.jpg)