√23

36K 2.1K 114
                                        

Aku hanya butuh waktu sebentar bersamamu. Tapi walaupun sebentar, itu udah buat aku bahagia kok. Asal aku sama kamu.

Thalia Novenda

***

"Athan! Nonton yuk!" Thalia berusaha menyamai laju jalan Athan yang semakin cepat ketika suara Thalia muncul tiba-tiba di koridor.

"Ih Athan! Jangan cepet-cepet dong jalannya. Thalia kan kakinya pendek, jadi susah ngejar Athan!"

Thalia mengoceh sembari terus berjalan, menghiraukan tatapan tak suka dari orang-orang di sekitarnya yang mengganggap dirinya ganjen dengan Athan. Toh, Thalia juga tak peduli orang mau bilang apa. Ini kan kehidupannya, kenapa mereka sibuk mengurusi?

"Athan, ayooo! Kan kemarin Athan udah nggak mau ngajak Thalia keluar! Jadi sekarang harus mau," rengek Thalia terus menerus hingga keduanya sampai di parkiran SMA Gajah Mada yang luasnya minta ampun. Parkiran itu dibagi menjadi beberapa sekat, sekat pertama untuk para pengguna mobil, sekat kedua untuk pengguna kendaraan bermotor, dan sekat terakhir untuk pengendara sepeda. Athan yang biasanya berada di sekat terakhir kini berjalan menuju sekat pertama yang lebih luas dari sekat lainnya lantaran dirinya tadi membawa mobil.

"Athan! Thalia mau nonton, temenin ya. Ya Athan? Ya? Mau ya? Sekali ini aja? Ya?" Thalia mengayunkan lengan Athan yang hendak membuka pintu mobil dengan rengekan manjanya. Athan tak menjawab sedari tadi karena mendengar gadis itu mengoceh sungguh membuat telinganya panas.

Athan sangat lelah hari ini. Selain ada ulangan dadakan yang menguras energi, tadi ia harus mengikuti bimbingan Olimpiade Biologi bersama Kiren dan Bu Endang di Laboratorium Biologi. Apalagi cuaca hari ini lumayan panas hingga lelaki itu mager untuk lebih berlama-lama di luar ruangan. Ia merindukan kamarnya yang dingin dan ber-AC.

Thalia yang tak mendapat respon langsung merengut seketika. Ia menendang kerikil yang ada di sana sambil berpikir bagaimana cara membujuk lelaki itu agar mau menuruti kemauannya. Lalu sebuah senyuman terbit di bibir Thalia. Gadis itu segera merogoh saku tasnya sambil tersenyum jahil sembari memanggil Athan yang sudah hendak masuk ke dalam mobil. Lalu ia mengucir rambut depannya sembari tertawa geli. "Athan liat! Thalia mirip siapa?" Thalia tersenyum imut sembari mendekatkan sebuah foto di samping wajahnya. Di sana sudah ada foto seorang anak yang dikucir sama persis dengan kuciran milik Thalia. Bedanya, kuciran anak itu lebih mekar bak air mancur.

Athan yang melihat itu segera menutup mobilnya dengan keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Athan yang melihat itu segera menutup mobilnya dengan keras. Giginya bergemelatuk menahan amarah. Kakinya melangkah pasti menuju Thalia dengan tangan yang sudah ia sodorkan tepat di hadapan perempuan itu. "Balikin!"

Thalia nyengir sembari memeluk foto itu, menyembunyikannya dari sang pemilik yang sudah memerah wajahnya, marah. "Gak mau! Wle!" bukannya takut Thalia malah menjulurkan lidahnya mengejek. Athan semakin geram dibuatnya.

Irreplaceable [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang