Stay With Me-10

3.6K 354 19
                                    

IM YOONA POV

Aku keluar lagi dari kamar setelah membawa Daniel masuk, aku tidak ingin anak kecil itu melihat prilaku buruk ayahnya. Dia berani menyalahkan putranya atas kehilangan tifanny. Tapi apa yang ia lakukan saat ini, membawa wanita ke rumah. Aku tak tau kenapa rasa sakit itu muncul lagi, padahal uda berulang kali aku mengatakan untuk jangan mencintainya lagi.

Aku berjalan ke ruang tamu untuk mengambil barang-barang Daniel, aku melihat pria itu dengan kejam menendang barang-barang itu. wanita itu masih saja dalam pelukan Siwon. Aku mengambil barang yang ditendangnya itu,

"Siapa wanita itu oppa?" tanya wanita itu saat aku sudah berjalan menjauhi mereka dan langkahku terhenti sekejap. Aku ingin tau apa jawaban Siwon oppa.

"Wanita yang merawat anak sial itu" ujar Siwon oppa dan saat itu juga air mataku menetes. Luka itu semakin melebar, rasa sakit itu semakin aku rasakan. Bagaimana bisa ia menganggapku hanya sebatas itu. aku melanjutkan langkahku masuk ke kamar Daniel.

"Im Yoona babo, apa yang kamu harapkan dari dia. Apa kamu mengharapkan dia mengakui kamu sebagai seorang yeoja? Kamu hanya pelayan yang merawat putra yang tidak ia inginkan itu, kamu bukan wanita yang special untuknya" gumamku dan air mataku tidak berhenti mengalir, beruntung Daniel sudah tidur, jika tidak aku tidak tau harus menjelaskan apa jika ia melihatku menangis.

Aku menghapus air mataku, ponselku berbunyi, aku teringat henry. Aku melupakannya karena Daniel, aku segera meraih ponselku untuk menghubunginya. Ponselnya tidak aktif, lalu aku mendengar bunyi bel. Beberapa kali berbunyi tapi tidak ada yang membuka, mungkin pria itu sedang sibuk dengan wanitanya. Aku melangkah keluar untuk melihat siapa tamu yang datang.

Aku terkejut saat melihat henry berdiri di depan pintu, ia menatapku dengan tatapan yang aneh. Aku tau ia kecewa padaku. Ia mengetahui tempat tinggalku, mungkin saja dia sudah tau semuanya.

"Oppa, mianhae" aku merasa bersalah padanya, bahkan sudah 3 tahun aku belum bisa mencintainya. Dan sekarang aku mengecewakannya, 3 tahun ini aku membohonginya. Aku tidak pernah mengatakan aku tidak bisa kembali ke New York karena aku merawat Daniel, aku mengatakan appa tidak mengijinkanku kembali kesana.

"Gwenchana" ujarnya, ia sudah berubah. Ia bukan lagi Henry yang suka menyalahkan orang, ia bahkan mengatakan gwenchana atas kebohonganku selama ini. ia mengeluarkan sesuatu dari sakunya, sebuah kotak, aku takut saat melihatnya. Ia membukanya dan ketakutanku menjadi nyata, itu sebuah cincin. Aku tidak siap,,

"Yoong, aku rasa sudah cukup lama kamu menggantung hubungan kita. apa kamu bersedia menikah denganku?" tanyanya

Air mataku mengalir, seharusnya aku berbahagia tapi aku tidak merasakan itu. Aku ketakutan, aku tidak ingin melukai pria sebaik Henry tapi apa yang bisa aku lakukan? Aku bahkan tidak bisa mencintainya.

"Aku sudah menyiapkan tiket untukmu, temuilah aku besok di airport jika kamu bersedia. Jika kamu tidak datang, aku sudah tau jawabannya" ujarnya

"Oppa"

"Jangan menangis, aku tidak memaksamu" ia menghapus air mataku, aku memeluknya. Bagaimana bisa aku menyia-nyiakan pria sebaik Henry, bagaimana bisa aku tidak membuka hatiku untuknya. Apa yang harus aku lakukan?

"Masuk dan istirahatlah, aku akan pulang"

"Oppa,,"

"Gwenchana, aku tau kamu tidak akan mengecewakanku bukan?" Henry masih saja tersenyum padaku, aku bahkan tidak tau aku harus bagaimana tapi ia begitu yakin aku tidak akan mengecewakannya.

***

Aku masuk ke dalam dan aku melihat Siwon oppa sedang mengambil minuman di kulkas, ia berbalik dan menatapku.

"Apakah kamu selalu membiarkan semua pria masuk kesini saat aku tidak ada?" tanyanya, abaikan saja karena dia memang tidak memiliki hati. Aku tidak ingin berbicara dengan orang seperti itu, "Apakah kamu tidak punya mulut untuk menjawab Im Yoona?"

"Ne, aku selalu membawa pria masuk kesini saat kamu tidak ada, lalu masalahnya apa denganmu?"

"Apakah kamu melupakan di tempat siapa kamu tinggal nona?" tanyanya. Oh baiklah, dia mulai mempersoalkan tempat siapa ini. "Kamu jangan lupa kalau kamu hanya sekretaris eksklusifku yang berubah menjadi perawat anak sialan itu" aku tau hal itu, tapi apa perlu ia mengingatkanku lagi membuatku jauh lebih sakit dan apa perlu ia mengatakan putranya sebagai anak sialan? Dia tidak akan ada jika bukan karena ayah sialannya ini. Karena dia, aku jadi seseorang yang pandai mengumpat. "Jangan hanya karena dia memanggilmu mommy, kamu melupakan statusmu nona" ujarnya "Aku tidak pernah menjanjikan apa pun padamu, kamu yang dengan sukarela memilih untuk merawatnya, jangan pernah berharap dan jangan pernah melupakan statusmu"

"Aku mengerti sajangnim, aku tidak ingin bekerja padamu lagi. aku berhenti" ujarku, dia benar Daniel selamanya bukan anakku, bagaimanapun aku merawatnya dan menyayanginya itu tidak bisa melawan takdir kalau dia bukan anakku, bukan milikku. Dan satu hal yang paling menyakitkan adalah apa yang dia katakan itu benar kalau dia juga tidak pernah menjanjikan aku apa pun, aku yang terlalu banyak berharap.

Bukankah ini alasan yang cukup jelas buat aku berhenti, aku tidak perlu mengkhawatirkan apa pun tentang Daniel lagi, karena bagaimana pun Siwon itu ayahnya ia tidak mungkin menyakitinya. mengapa aku begitu bodoh selama ini, mengkhawatirkan sesuatu yang tidak perlu aku khawatirkan.

Aku masuk ke dalam kamar, membuka lemari dan aku mulai memasukan bajuku ke dalam koper. Setelah itu aku menelepon Henry,

"Ne yoong?"

"Oppa, aku akan ikut denganmu ke New York besok" ujarku, aku tidak tahan lagi. aku menangis setelah mengatakannya.

"Yoong, aku tidak memaksamu. Jangan lakukan jika kamu tidak ingin"

"Mianhae oppa, aku akan pergi denganmu. Aku akan menikah denganmu, aku berjanji hanya akan menatapmu mulai saat ini"

"Yoong,,"

"Oppa, aku akan memulai semuanya dari awal denganmu, aku berjanji setelah ini hanya kamu yang aku cintai"

"Yoong, kamu tau? Saat mendengarmu mengatakan ini, hatiku sangat sakit"

"Oppa,,"

"Besok aku menunggumu di airport" aku mengangguk, walaupun ia tidak bisa melihatku aku tetap mengangguk.

***

AUTHOR POV

Yoona menarik kopernya keluar kamar, Ahjumma Jung yang baru datang untuk membersihkan apartemen pun terkejut melihatnya. Ahjumma Jung bekerja di mansion choi dan ia setiap pagi akan datang kesini untuk membantu Yoona.

"Ahjumma, tolong bantu aku untuk menjaga Daniel" ujar Yoona

"Nona mau kemana?"

"Aku akan ke New York beberapa saat"

"Apa ahjumma sebaiknya membawa Daniel ke mansion?"

"Aku tidak tau ahjumma, sebaiknya ahjumma tanyakan ke ayahnya saja. Jika ia tidak menginginkan Daniel, terserah apa yang ingin ia lakukan. Tidak akan ada yang melarangnya lagi" ujar Yoona

Yoona kembali masuk ke kamar Daniel untuk mengambil ponselnya, ia menatap bocah yang sedang terlelap itu, ia merawatnya sejak kecil. Apakah ia sanggup melepaskannya. Ia menghampiri Daniel untuk menciumnya tapi saat tangannya menyentuh badan Daniel, ia terkejut. Tubuh Daniel kembali panas, Yoona membawa Daniel ke rumah sakit bersama ahjumma Jung.

Di perjalanan ia menghubungi Sehun, ia harus segera berangkat ke airport. Walaupun tidak tega, tapi ia harus melakukannya. Setidaknya ada Sehun yang membantunya menjaga Daniel. Tadi saat akan membawa Daniel ke rumah sakit, ia bahkan tidak ingin memanggil Siwon lagi.

"Sehun a, aku akan berangkat ke New York. Jika bisa bantu aku untuk menjaga Daniel" ujar Yoona

"Ne, pergilah Yoong. Aku akan merawatnya. Kamu juga harus mencari kebahagiaanmu"

Yoona mengangguk dan kemudian ia melangkahkan kakinya meninggalkan rumah sakit.





TBC

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang