IM YOONA POV
"Aku tidak akan mati hanya karena mengonsumsi obat itu, aku hanya akan mati jika Yoona meninggalkanku" ujar Siwon oppa, ia belum menyadari kehadiranku. Ia masih menatap obat yang ditunjukkan Sehun tadi "Aku mencintainya, sangat mencintainya Sehun a"
"Jika oppa mencintaiku, maukah oppa berbagi denganku kesakitan oppa? Bisakah oppa percaya padaku?" Aku menangis, bolehkah sekali ini lagi saja aku mempercayai dia mencintaiku. Ia menatap ke arahku terkejut. Aku menghampirinya karena ia tidak menunjukkan tanda-tanda ingin mendekatiku.
Sehun menatapku dan memberiku kode seolah ini giliranku bertanya. Aku mengungkapkan terima kasihku dengan senyuman. Ia meninggalkan kita berdua.
"Oppa, bicaralah padaku. Apa yang membuat oppa mengonsumsi obat seperti ini?"
"Aku tidak akan mengatakannya" ujarnya, tampaknya ia memang tidak pernah bisa mempercayaiku sehingga ia memilih menutupi ini semua dariku.
"Aku tidak akan memaksamu lagi" aku membalikkan badanku. Air mata sialan ini tidak mau berhenti mengalir, aku tidak tau alasan aku menangis. Tidak tau ini karena dia sakit atau karena aku kembali tersakiti.
"Kamu akan meninggalkanku jika aku memberitahumu" ujarnya
"Dan oppa memilih aku meninggalkan oppa karena tidak ingin memberitahumu" ujarku "Aku tidak akan bertahan disini lagi, karena kamu tidak mempercayaiku. Aku tidak akan bertahan walaupun kamu mengatakan mencintaiku"
"Baik" ujarnya "Jika kamu ingin tau aku akan memberitahumu"
"Tidak perlu jika itu karena terpaksa" aku meninggalkan ruangannya
***
AUTHOR POV
Yoona menangis sendirian di dalam kamar. Siwon baru kembali ke kamar setelah hampir tengah malam. Ia melihat istrinya belum terlelap tapi malah duduk di lantai bersandar di dekat ranjang sambil menangis.
Ia menghampiri Yoona dan meraihnya dalam pelukannya.
"Jangan menangis" bisik Siwon "Aku akan menceritakannya"
"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu oppa. Walaupun apa pun yang terjadi, aku tidak akan meninggalkanmu kecuali oppa yang memintanya"
"Yoong"
"Percayalah padaku"
Siwon mengusap wajahnya, ia tidak tau harus bagaimana menceritakan semua aibnya. Ia begitu malu dan takut.
"Aku akan di sisimu, kita akan mengatasi semua ini bersama. Aku mencintaimu oppa" yoona memeluknya
"Aku seorang hyper" ujar Siwon, ia berhenti untuk melihat reaksi Yoona. Tapi istrinya itu tidak mengatakan apa pun, air matanya masih mengalir. Siwon menghapusnya dan ia melepaskan pelukannya. Ia tertawa "See, aku baru saja memulainya dan kamu sudah menangis ketakutan"
Siwon akan pergi, ia tidak ingin melanjutkannya lagi. Yoona mengenggam tangannya.
"Lanjutkan oppa"
"Aku tidak ingin kamu takut padaku"
"Mianhae atas reaksiku, aku tidak bermaksud seperti itu"
"Itu mengapa aku merasa sangat bersalah pada Tifanny. Aku menikahinya tanpa mencintainya, aku tidak berniat menyentuhnya karena aku tidak ingin ia mengandung karena rahimnya tidak akan kuat. Aku mengira semuanya akan baik-baik saja, aku melupakan kebutuhan biologisku apalagi aku seorang hyper" ia kembali berhenti lalu Yoona menatapnya.
"Lanjutkanlah oppa"
"Aku selalu mencari wanita jalang untuk memuaskan diriku dan itu melukai Tifanny, ia memintaku untuk menuntaskan semua nafsuku hanya padanya, jangan ada wanita lain. Aku tau ia hanya takut jika wanita itu adalah kamu" ujarnya "Dia mengandung dan karena aku tidak mencari wanita lain lagi, ia yang selalu menjadi pelampiasanku. Malam itu ia pendarahan, awal dari aku mengetahui kehamilannya. Dokter mengatakan tidak boleh sering melakukannya"
"Oppa kembali mencari wanita lain?"
Siwon mengangguk
"Aku merasa bersalah karena semua ini terjadi karenaku"
Yoona memeluk suaminya
"Akhirnya aku menikahimu. Aku bersumpah tidak akan mencari wanita mana pun untuk menuntaskan nafsuku lagi. Aku tidak ingin melukaimu" bisik Siwon "Aku tidak ingin melakukannya karena aku mencintaimu"
Yoona menangis
"Itu alasan mengapa aku memberimu obat kb, aku takut jika kamu mengandung, kita tidak bisa melakukannya lagi" ujarnya "Dan akhirnya semua itu melukaimu sampai kamu membenciku"
"Aku tidak pernah membencimu oppa, aku hanya terluka. Aku berpikir oppa begitu tidak menginginkanku sehingga tidak ingin aku mengandung anakmu"
"Aku tidak pernah bermaksud begitu. Aku hanya tidak ingin melukaimu jika aku masih bersama wanita lain, aku begitu jahat karena tidak memikirkan perasaanmu, aku hanya memikirkan diriku. Di satu sisi aku tidak ingin mengkhianatimu, aku tidak menyadari jika di sisi lain aku sudah melukaimu dengan luka yang begitu dalam" ia mempererat pelukannya "mianhae"
"Aku mulai mengonsumsi obat itu sejak tau kamu mengatakan akan memilih baby kita dari pada tetap menjadi nyonya choi. Aku ketakutan. Aku memutuskan untuk menerima kehamilanmu dan aku juga tidak akan mengkhianatimu, aku memutuskan untuk meminum obat ini, aku mengetahui obat ini berfungsi sebagai penurun hormon dan juga pencegah depresi saat aku tidak bisa menyentuhmu"
"Mianhae" bisik Yoona dan ia masih saja menangis
"Jangan menangis Yoong"
"Seharusnya aku tau,," Yoona masih saja menangis "Kita akan mengatasinya bersama-sama oppa"
"Tidak ada solusi yoong. Aku akan mengonsumsi obat itu, itu tidak masalah"
"Kita bisa berkonsultasi ke dokter. Aku akan melayanimu oppa, aku akan menjagamu dan baby kita. Aku sanggup mengatasinya" Yoona mencium Siwon
"Aku tidak ingin melukaimu yoong"
"Tidak akan ada yang terluka, semua akan baik-baik saja" Yoona berpindah ke pangkuan suaminya dan menciumnya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
FanfictionNothing to lose, your love to win, hoping so bad that you'll love me in,, i'm at your feet waiting for you.. Setetes air mataku menetes dari mataku. Saat mendengarkan lirik lagu kesukaanku ini, Aku masih saja merindukannya, dan dia juga menjadi alas...