AUTHOR POV
Tuan dan Nyonya Park menunggu di depan ruang operasi. Beberapa menit yang lalu, suara tangisan bayi sudah terdengar. Keduanya tersenyum, bayinya tidak masalah. Tapi mereka masih mengkhawatirkan kondisi Yoona.
"Tenanglah sayang, Yoona akan baik-baik saja" Tuan Park menghibur istrinya
"Yeobo, Yoona memberikanku nomor telepon oppanya. Apa aku harus menghubunginya?"
"Yoona akan baik-baik saja, setelah dia sembuh. Kita tanyakan saja pendapatnya"
"Baiklah"
Beberapa menit kemudian, seorang dokter keluar membawa bayinya yang sudah berada dalam inkubator. Kondisinya cukup mengkhawatirkan. Seorang suster berhenti untuk menjelaskan kondisi dan satu lagi mendorong bayi tersebut ke ruang bayi.
"Apa yang terjadi dengan bayinya?" tanya Tuan Park
"Kami terpaksa mengeluarkan bayi dari perut ibunya, umurnya belum cukup matang untuk hidup diluar. Terpaksa kami masukan ke dalam inkubator. Kelahirannya prematur dan berat badannya begitu mengkhawatirkan, bayi harus mendapat pengawasan dokter"
"Lalu bagaimana keadaan ibunya?"
"Operasi telah selesai, dan sedang dalam pengaruh obat bius. Tidak ada yang mengkhawatirkan kecuali luka memar di punggungnya karena terjatuh tadi"
"Syukurlah"
"Pasien akan segera dipindahkan ke ruang rawat"
"Terima kasih"
***
Siwon berusaha untuk tidak terpuruk lagi, ia bekerja seperti biasa dan memerintahkan beberapa detektif untuk mencari keberadaan Yoona. Ia masih rutin menemui dokter untuk konsultasi. Ia akan berjuang melawan kelainannya.
"Daddy" Daniel mengunjunginya, sudah dua bulan lebih putranya tidak tinggal bersamanya, putra kecilnya memilih tinggal bersama Sehun dan Soojung. Keduanya sangat menyayanginya. Terkadang ia juga menginap di mansion Im bersama Chanyeol.
"Daniel, siapa yang membawamu kesini?" tanyanya
"Uncle Chanyeol, Uncle mengatakan daddy merindukanku. Jadi aku mau temani daddy makan siang"
"Lalu dimana uncle?"
"Uncle sudah pergi dengan aunty, katanya mereka mau berkencan"
"Ayo kita makan siang" ujarnya sambil menggandeng tangan putranya.
***
Yoona terbangun dan ia memegang perutnya. Perutnya menjadi kecil, ia menangis.
"Yoona, kamu sudah sadar" ujar nyonya park yang menemaninya satu malam ini "Kenapa menangis sayang?"
Yoona masih menangis tanpa menjawab apa pun yang nyonya park katakan
"Bayimu sudah lahir. Dia seorang putra,,"
"Lalu dimana dia ahjumma?" Yoona berhenti menangis saat mengatakan bayinya telah lahir. Kandungannya masih berusia 7 bulan.
"Dia terlahir prematur jadi dokter memasukkannya dalam inkubator"
"Aku ingin melihatnya"
"Kamu belum boleh bergerak,"
"Aku mohon ahjumma"
"Yoong, dia baik-baik saja selama berada dalam inkubator. Ahjumma janji akan membawamu menemuinya nanti. Setelah kamu boleh bergerak"
"Ahjumma,," ia menangis
"Yoong, wanita yang baru melahirkan itu tidak boleh menangis" ujar Nyonya Park
"Aku mau menemui bayiku"
"Ahjumma akan minta tolong suster. Kamu tenang dulu"
***
Yoona didorong dengan kursi roda menuju ke ruang bayi. Disana ia melihat putranya tertidur dalam kotak kecil dengan seluruh tubuh dipasang selang. Ia menangis, bayinya pasti kesakitan. Itu yang ia pikirkan.
"Ia harus di tempat yang hangat sampai ia mampu beradaptasi" ujar nyonya park "Dokter mengatakan mungkin ia harus berada disana sampai 3 bulan ke depan atau jika berat badannya naik dengan cepat"
"Ini salah mommy, mommy tidak merawatmu dengan baik saat dalam kandungan mommy. Mianhae" Yoona masih saja menangis
"Kita kembali ke kamar, kita akan kesini lagi besok" ujar nyonya park dan kali ini yoona tidak menolak. Ia butuh energi untuk menghidupi bayinya. Ia harus kuat untuk bekerja, ia butuh uang untuk perawatan bayinya.
***
Setelah Yoona keluar dari rumah sakit, ia tidak peduli jika ia masih butuh perawatan. Ia bekerja siang malam untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Setelah pulang kerja ia akan mengunjungi bayinya. Seminggu ini bayinya menunjukkan perkembangan, berat badannya sudah naik dan sekarang sudah menjadi 2kg. hanya saja kesehatan Yoona yang drop. Ia terlalu lelah,
Yoona kembali ke rumah dalam keadaan demam tinggi dan akhirnya ia pingsan. Nyonya park memutuskan untuk menghubungi nomor yang diberikan Yoona saat itu.
Kebetulan Seulong sedang rapat dan ponselnya tertinggal di meja, Yuri melihat ponsel suaminya berbunyi. Ia pun mengangkatnya.
"Halo" sapa Yuri, ia melihat nomor asing. Ia memutuskan menggunakan bahasa inggris
"Bisa bicara dengan Im Seulong?" tanyanya
"Ini darimana?"
"Saya pemilik rumah tempat Im Yoona tinggal" ujar nyonya park
"Im yoona, dimana adik ipar saya nyonya?"
Nyonya Park menjelaskan keadaan Yoona, Yuri menangis. Ia sangat menyayangi adik iparnya ini dan kini adik iparnya berjuang seorang diri untuk anaknya. Yuri memutuskan menelepon Siwon. sesaat setelah memutuskan panggilan nyonya park. Bagaimana pun Siwon berhak tau.
***
Siwon melakukan penerbangan ke New York hari itu juga. Ia bagai mendapatkan undian berhadiah. Tentu saja ini lebih berharga daripada itu.
"Aku akan mendapatkanmu kembali" gumamnya. Ia bahagia. Seandainya jarak Seoul-New York bisa dipersingkat maka ia akan melakukan itu.
14 jam berada di pesawat tidak membuat Siwon kehilangan semangat juangnya. Ia dengan begitu semangat mencari taxi untuk membawanya ke kota Saugerties. 2 jam perjalanan, akhirnya ia tiba di kota persembunyian Yoona.
Ia menghubungi Nyonya Park untuk mengetahui keberadaannya, nyonya park memintanya untuk ke café tempat yoona bekerja. ia harus bertemu Yoona lebih dulu.
"Tolong berikan rekeningmu nyonya. Aku akan mengirimimu uang untuk biaya anakku. Aku harus kembali ke Korea saat ini" baru beberapa saat Siwon menghubungi Nyonya Park untuk mengetahui letak rumah sakitnya, ia kembali menelepon Nyonya park untuk mengatakan akan kembali ke Seoul.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
FanfictionNothing to lose, your love to win, hoping so bad that you'll love me in,, i'm at your feet waiting for you.. Setetes air mataku menetes dari mataku. Saat mendengarkan lirik lagu kesukaanku ini, Aku masih saja merindukannya, dan dia juga menjadi alas...