IM YOONA POV
Sehun menghampiriku saat aku duduk melamun di dekat kolam renang, ia memang sahabat terbaikku. Mungkin karena ia terlalu baik padaku maka Soojung mencurigai kita. tapi sekarang semua sudah berlalu, mereka sudah menjadi suami istri.
"Apa yang kamu pikirkan Yoong?" tanyanya dan ia mengambil posisi duduk di sampingku. Seandainya saja aku bisa bicara padanya, semua ini akan lebih baik. Tapi aku tidak bisa, bagaimana mungkin aku menceritakan semua ini padanya. Aku tidak mungkin menceritakan aib keluargaku dan aku tidak mungkin menceritakan tentang dokter memintaku menggugurkan kandunganku demi keselamatanku. Sehun akan berada di pihak Siwon oppa jika mengetahui keadaan sebenarnya.
"Aniy,,"
"Apa hyung melukaimu lagi?" tanyanya dan aku menggeleng, aku tersakiti karena keadaan.
"Kamu bisa cerita padaku yoong"
"Tidak ada apa pun Sehun a, aku akan berbicara padamu jika aku memiliki sesuatu" ujarku dan ia mengangguk
"Aku melihat sesuatu yang aneh padamu, jika kamu tidak bersedia berbicara padaku, sebaiknya kamu bicaralah pada hyung" ujar Sehun, dia benar. Aku harus berbagi dengan suamiku. Hanya saja itu bukan keputusan yang tepat, aku sudah memutuskannya siang tadi. Sebuah keputusan yang baik untukku dan oppa.
Aku hanya mengangguk menganggapi Sehun.
***
Aku masuk ke kamar dan melihat Siwon oppa sudah terlelap. Mungkin dia kelelahan, aku tidak akan mengganggunya. Aku mengeluarkan ponselku dan mengetik sesuatu untuk Chanyeol.
Setelahnya aku berbaring di sebelah Siwon oppa, aku harus melewati sesuatu yang panjang besok. Aku harus memiliki banyak tenaga. Aku memegang pipi suamiku, seharusnya aku mengatakannya padanya tapi aku tidak bisa, aku tidak bisa melihatnya merasa bersalah. Aku tau ia sudah berusaha untuk tidak takluk dari gairahnya, hanya saja ia masih belajar mengendalikannya. Aku tidak ingin ia kembali mengonsumsi obat tapi aku tak bisa melayaninya. Aku tak bisa jika itu melukai bayiku.
"Oppa, mianhae" air mataku menetes "Aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu"
***
Paginya aku melihat ia bangun cukup pagi, ia harus berangkat ke Busan. Aku membantunya menyiapkan pakaiannya, aku ingin tampil lebih baik pagi ini. mungkin ini terakhir kalinya aku bisa melayaninya sebagai seorang istri. Memikirkan hal ini, hatiku cukup terluka. hanya saja ini keputusanku, keputusan terbaik untuknya. Dia bisa melindungi dirinya sendiri. Tapi babyku tidak, babyku butuh aku untuk melindunginya. Jika aku pergi, setidaknya ia tidak perlu merasa bersalah jika bersama wanita lain dan aku tidak terluka karena tidak melihatnya.
"Kenapa bangun sepagi ini yeobo?" ia memeluk pinggangku saat aku tengah memilih baju untuknya sambil melamun
"Oppa harus berangkat pagi-pagi, aku harus membantu oppa bersiap-siap" ujarku
"Gwenchana, aku bisa sendiri. Kamu butuh banyak istirahat" ujarnya dan aku mengangguk,
Setelah selesai ia berpakaian, aku memasangkan dasinya. Aku ingin mengingat setiap detik kebersamaan kami untuk selamanya.
"Suamiku sudah ganteng" ujarku sambil merapikan pakaiannya "Ayo aku siapin sarapan untuk oppa"
"Aku bisa meminta ahjumma untuk siapin"
"Apakah masakanku tidak enak oppa?"
"Bukan begitu yeobo, oppa hanya tidak ingin kamu kelelahan"
"Membuat sedikit sarapan tidak bisa membuatku lelah oppa"
"Baiklah"
Siwon oppa menikmati sarapan buatanku dengan lahap. Setelahnya, ia pun berangkat. Aku mengantarnya sampai ke mobil. Ia berangkat dengan Kyuhyun.
"Jangan kemana-mana sendirian, arraseo?"
"Ne,"
"Minta Sehun atau Soojung temani jika mau keluar" ujarnya lagi
"Aku akan meminta chanyeol menemaniku hari ini oppa" ujarku dan ia mengangguk, ia lebih mempercayai Chanyeol menjagaku daripada siapapun. Ntah sejak kapan hubungannya dengan adikku begitu akrab.
***
Chanyeol datang menjemputku saat hampir jam makan siang. Aku memintanya membawa Daniel ke rumah appa saja. Di mansion choi sedang tidak ada orang. Appa dan eomma berangkat ke Jepang tadi malam. Jika Chanyeol membantuku menjaga Daniel, maka aku bisa tenang.
Aku masuk ke kamar dan mengambil koper yang sudah aku siapkan tadi malam. Aku meninggalkan ponselku dan sebuah surat untuk Siwon oppa. Aku akan pergi jauh tanpa meninggalkan bekas apa pun, aku juga meletakkan surat cerai yang sudah aku tanda tangani. Siwon oppa bisa mengurusnya untukku.
***
AUTHOR POV
Siwon yang telah menyelesaikan tandatangan kontrak dengan clientnya pun segera menghubungi istrinya, tapi sampai beberapa kali panggilannya tidak ada jawaban. Ia memutuskan menghubungi Chanyeol, tadi pagi Yoona mengatakan akan keluar dengan Chanyeol.
"Ne hyung, ada apa?"
"Apakah noonamu sedang bersamamu?"
"Aniy hyung, tadi noona hanya memintaku untuk menjemput Daniel. Ia mengatakan ia ingin istirahat dan tidak ada yang menemani Daniel"
"Aku meneleponnya tapi tidak diangkat, aku mengkhawatirkannya. Bisakah kamu tolong ke mansion untuk mengeceknya Chan? Aku dalam perjalanan kembali ke Seoul" ujar Siwon
"Oh ne,"
Chanyeol tidak menemukan siapa pun di mansion, Siwon sejak tadi menghubunginya dan ia tidak tau harus mengatakan apa. Ia melihat surat cerai yang ditinggalkan Yoona dengan sebuah tanda tangan.
Jarak Busan ke Seoul yang ditempuh 4 jam membuat Siwon gelisah, ia meminta Kyuhyun untuk turun dan ia yang mengendarai mobil. Siwon menginjak gas dengan kecepatan tinggi dan membuat Kyuhyun ketakutan di sampingnya.
"Hyung, Yoona akan baik-baik saja" ujar Kyuhyun dan Siwon hanya diam.
***
Setibanya di mansion, Siwon berlari ke kamarnya. Ia melihat ponsel istrinya di atas meja rias dan ada dua kertas di bawah ponselnya itu. Ia berjalan mendekati meja rias dan meraih kertas itu.
Oppa, mianhae. Aku mengatakan akan menemanimu melewati semuanya tapi aku malah pergi begitu saja. Maafkan aku, aku tidak sanggup. Saat aku mengatakan semuanya akan baik-baik saja, tapi sebenarnya tidak. Aku takut padamu. Aku berusaha membohongi diriku sendiri karena aku mengira aku mencintaimu dan sekali lagi aku salah. Aku tidak begitu mencintaimu sehingga tidak ada alasan untuk aku bertahan di sisimu lagi. mianhae, aku mempermainkan kepercayaanmu.
Saat pertama kali aku hamil, aku bahagia dan kamu menghancurkannya. Aku menyadari obat KB itu dan aku sangat terluka, tapi oppa tenang saja. Saat oppa membaca surat ini, aku sudah membunuhnya. Bukankah oppa pernah mengatakan jika aku ingin pergi maka aku tidak boleh membawa apa pun milikmu, jadi aku memutuskan untuk membunuhnya. Aku tidak akan menggunakan alasan apa pun untuk bertemu denganmu lagi nantinya. Mianhae, aku membawa cincin pernikahan kita, aku akan menjualnya untuk biaya hidupku nantinya.
Jangan menyalahkan dirimu atas apa yang terjadi. Aku pergi karena aku tidak mencintaimu, aku tidak ingin terikat seumur hidup denganmu. Mianhae. aku sudah menandatangani surat cerai itu, kamu bisa membantuku mengurusnya kan? Carilah wanita lain yang bisa menerimamu apa adanya oppa. dan orang itu bukan lagi aku. Aku mendoakanmu untuk bahagia...
Maaf,
Im Yoona.
Air mata Siwon menetes membasahi surat itu. Yoona tidak mencintainya sehingga bersedia membunuh babynya agar bisa pergi darinya. Ia menangis. Siwon juga merobek surat cerainya.
"Walaupun kamu tidak mencintaiku, aku tidak akan menceraikanmu" ujarnya
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
FanfictionNothing to lose, your love to win, hoping so bad that you'll love me in,, i'm at your feet waiting for you.. Setetes air mataku menetes dari mataku. Saat mendengarkan lirik lagu kesukaanku ini, Aku masih saja merindukannya, dan dia juga menjadi alas...