IM YOONA POV
Setiba di Korea, Siwon oppa mulai sibuk dengan pekerjaan yang ia tinggalkan selama sepuluh hari ini. banyak pekerjaan yang ditinggalkan apalagi Sehun juga sedang cuti. Hanya sisa appa dan Kyuhyun saja di perusahaan. sehari setelah natal, Siwon oppa juga akan berangkat ke Busan untuk tanda tangan kontrak dengan clientnya. Setelah itu kita akan berlibur ke Hongkong bersama Daniel.
Aku terbangun pagi ini karena perutku yang begitu sakit, sudah beberapa hari terakhir ini aku merasakannya. Hanya saja tidak sesakit pagi ini, aku merasakan basah di selangkanganku dan aku cepat-cepat menuju ke kamar mandi.
DARAH,,
Walau tidak banyak, tapi aku takut sesuatu terjadi pada kandunganku. Tanpa memberitahu Siwon oppa, aku segera menuju ke rumah sakit.
"Apakah sesuatu yang berbahaya terjadi eonni?" tanyaku sesaat setelah pemeriksaan selesai.
"Apa kamu masih sering berhubungan dengan suamimu?" tanyanya dan aku hanya bisa mengangguk
"Kandunganmu terlalu lemah yoong, kamu tidak akan sanggup jika kalian masih sering berhubungan" ujarnya, aku harus bagaimana? Aku tidak bisa menyaksikan Siwon oppa mengonsumsi obat-obatan untuk mengontrol gairahnya, dan aku juga tidak bisa melihatnya masih berhubungan dengan wanita lain. "Satu masalah lagi"
"Apa eonni?" aku penasaran
"Babymu tidak mengalami perkembangan Yoong" ujar dokter Kwon, dia adalah kakak dari Yuri. "Aku sarankan saja sebaiknya gugurkan saja, ini sangat berbahaya yoong. Jika kamu memaksa melahirkannya, kemungkinan ia cacat ataupun nyawa kamu menjadi taruhannya"
Aku hanya bisa menangis
"Bagaimana caranya aku membunuhnya, Siwon oppa baru saja bersedia menerimanya"
"Yoong, ini sangat,,"
"Aku tidak bisa melakukannya" aku sangat terluka, bagaimana bisa aku membunuhnya, dia darah dagingku. Walaupun dia terlahir tidak sempurna, aku bisa menerimanya tapi tidak dengan membunuhnya. Aku menyayanginya.
"Sebaiknya kamu rundingkan dengan suamimu dulu yoong. Jika sekarang kamu membuangnya masih belum terlambat. Kamu masih bisa mengandung lagi ke depannya"
"Jangan memaksaku, aku tidak akan pernah sanggup melakukannya"
"Yoong"
Aku melangkahkan kakiku meninggalkan ruangannya, aku harus bagaimana.
"Apa yang harus aku lakukan?" air mataku tidak bisa berhenti mengalir.
***
AUTHOR POV
Siwon pulang agak cepat, mereka harus berkumpul di mansion Choi untuk melewati malam natal. Ia melihat ada yang berbeda dengan istrinya, wanita itu tidak ceria seperti akhir-akhir ini. ia lebih banyak diam,
"Yoong, wae?" tanya Siwon
"Aniy" ujarnya singkat dan kemudian ia kembali menatap keluar jendela mobil, ntah apa yang ia lihat. Pandangannya kosong dan hatinya kacau. Ia tidak bisa menceritakan semua ini ke Siwon. bagaimana bisa ia bicara jika ia tau kalau suaminya itu pasti akan memaksanya untuk menggugurkannya.
"Apa kamu kurang sehat?"
"Aku hanya sedikit lelah"
"Nanti tiba di rumah aboeji, kamu istirahat dulu" ujar Siwon dan Yoona hanya mengangguk
Semua anggota keluarga menikmati acara dengan gembira, hanya Yoona yang tampak tidak bersemangat.
"Yoong, ayo kita ke kamar istirahat" ajak Siwon
"Hmm" Yoona mengikutinya, ia butuh tidur. Ia terlalu lelah, mungkin semua ini karenanya. Jika ia tidak berpikir terlalu banyak maka kandungannya tidak akan begitu.
Setelah tiba di kamar, Yoona meminta Siwon untuk bergabung dengan keluargnya. Siwon hanya mematuhinya, ia juga tidak ingin mengganggu tidur istrinya.
***
IM YOONA POV
Sepanjang malam aku tidak bisa tidur, aku mengamati wajah Siwon oppa yang terlelap di sampingku. Aku menahan tangisanku, aku tidak ingin ia tahu apa yang sedang terjadi. Aku mencintainya dan aku juga mencintai babyku.
Aku mencoba memejamkan mataku, aku tidak ingin memikirkannya lagi. setidaknya untuk malam saja aku tidak ingin memikirkannya. Aku harus menemani Daniel melewati hari natal besok.
"Apa yang membuatmu tidak bisa tidur yeobo?" aku terkejut mendengar suaranya, jadi dia tidak tidur
"Aku tadi tertidur cukup lama, jadi belum mengantuk" ujarku dan tentu saja itu bohong besar.
"Tidurlah, baby juga butuh tidur" Siwon oppa meraihku dalam pelukannya, pelukannya selalu membuatku nyaman.
"Saranghae yeobo" bisiknya
***
Paginya kami melewati natal dengan berkunjung ke gereja. Aku berdoa disana, aku berharap Tuhan memberikan aku petunjuk.
"Tuhan, aku tidak sanggup jika harus kehilangan babyku. Aku mohon berikanlah aku sebuah mujizat, aku tidak bisa membuangnya begitu saja. Aku mencintainya. Dan aku juga mencintai suamiku" gumamku "Aku menginginkan mereka berdua"
Selesai berdoa, aku melihat mereka tengah menjadikan Daniel pusat perhatian. Mereka tertawa gembira bersama Daniel. Melihat itu aku mendapatkan jawabanku, aku telah membuat sebuah keputusan. Aku menghampiri mereka dan bergabung dengan mereka.
"Mommy, Daniel memberi hadiah ini untuk mommy" ujar Daniel, ia memberikan aku sebuah kado
"gomawo baby" aku menciumnya
"mommy suka?"
"Tentu"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
FanfictionNothing to lose, your love to win, hoping so bad that you'll love me in,, i'm at your feet waiting for you.. Setetes air mataku menetes dari mataku. Saat mendengarkan lirik lagu kesukaanku ini, Aku masih saja merindukannya, dan dia juga menjadi alas...