Stay With Me-11

3.5K 340 23
                                    

AUTHOR POV

Seminggu Yoona meninggalkan Daniel, Daniel masih sakit dan Tuan Choi meminta Siwon menjenguk anaknya.

"Aku tidak akan melakukan itu" ujar Siwon

"Setelah kamu mengusir Yoona, kamu juga tidak mau mengurus anakmu. Apa maksudmu itu?" Tuan Choi tampak begitu marah karena Siwon tidak peduli pada anaknya sama sekali.

"Aku tidak mengusirnya, dia pergi tanpa minta ijin padaku"

"Kamu masih belum sadar? Membawa wanita ke rumah dan menyakitinya, jika aboeji yang menjadi Yoona, sudah sejak dulu aboeji melepaskan perasaan itu"

"Aku tidak pernah memberikan harapan padanya"

"Dan kamu juga tidak pernah menolaknya" ujar Tuan Choi "Anakmu sakit, hanya Yoona yang bisa membuatnya sembuh"

"Aku tidak bisa memaksa orang lain untuk tetap menjadi pengasuh anak itu"

"Dia bukan orang lain, dia adik sepupu istrimu. Daniel juga keponakannya" ujar tuan choi, Siwon hanya diam.

"Kamu bisa menikahinya, menjadikan ia ibu dari anakmu. Sehingga ia tidak akan pergi begitu saja" ujar tuan choi "Dia pasangan yang sempurna, dia juga sangat menyayangi Daniel, apa lagi yang kamu ragukan?"

"Aku,,"

"Kamu masih muda, jangan menyiksa diri dengan begini" ujar tuan choi "Kamu butuh seorang istri untuk melayanimu"

***

CHOI SIWON POV

Aku tidak bisa melupakan apa yang aku perbuat sampai aku harus kehilangan Tifanny. Jika bukan karena nafsuku, aku tidak akan kehilangan dirinya. Jika saja aku bisa menahannya, aku tidak akan pernah membuatnya mengandung anakku.

Sejak aku mengajaknya menikah secara mendadak, aku sudah tau ia tidak boleh mengandung. Semua ini karena rahimnya yang tidak kuat karena history yang ia miliki. Aku tidak pernah mempermasalahkan hal itu dan aku juga tidak pernah memberitahu ke Aboeji dan eomma. Aku berpikir, aku akan bebas dari masalahku setelah pernikahan. Jika masalah keturunan, aku tidak bertanggungjawab atas hal itu mengingat masih ada Choi Sehun. Walaupun ia memilih untuk meninggalkan Seoul sejak malam pertengkaran kita. aku tidak tau mengapa ia begitu marah malam itu, hanya saja pertengkaran itu terjadi tanpa bisa dihentikan. Sejak malam itu, ia memusuhiku.

Semuanya bukan masalah bagiku, tapi aku melupakan kebutuhan biologisku. Aku pria dewasa yang butuh pelepasan, aku tidak pernah menyentuh istriku. Aku memilih bermain di luar. Dan itu menyakiti tifanny. Ia pernah melihatku sedang bercumbu dengan wanita sewaanku. Ia menangis malam itu, ia memintaku untuk tidak melakukan itu lagi. Ia yang akan melayaniku, aku takut membuatnya hamil. Ia berjanji padaku akan memasang alat pencegah kehamilan. Aku seharusnya mengantarnya ke rumah sakit untuk bertemu dokter, tapi aku membiarkannya pergi sendiri. ia pulang dan mengatakan siap bercinta denganku tanpa perlu khawatir ia hamil. Malam itu aku melakukannya dengan semangat, dan tidak sadar banyak benih masuk ke dalam rahimnya. Ia hamil, ia menipuku soal alat kontrasepsi itu. ia tidak pernah memasangnya, ia malah meminum vitamin agar cepat hamil. Ia menyembunyikan kehamilannya sampai kandungannya berusia 5 bulan, ia tau jika sudah besar dokter tidak mungkin akan menggugurkannya.

Aku begitu bodoh sampai tidak menyadari kehamilan istriku. Aku terus menyalahkan diriku atas apa yang menimpa tifanny. Jika aku tidak meniduri wanita lain, ia tidak akan memaksa untuk aku tiduri, ia tidak akan hamil dan meninggalkan aku.

"Aku takut jika kamu pada akhirnya bukan hanya saja tidur dengan wanita-wanita jalang itu. aku lebih takut kalau kamu kembali padanya oppa" itu yang ia katakan padaku, dia tau aku mencintai wanita lain dan aku menikahinya karena tidak mempunyai pilihan lain. Wanita yang aku cintai itu lebih memilih adikku.

***

IM YOONA POV

Sudah seminggu kami kembali ke New York, dia tidak mengatakan apa pun lagi tentang lamarannya malam itu. Bahkan cincin itu tidak ia tunjukkan lagi. aku mulai bertanya-tanya apakah dia mulai bosan.

Aku menangis seharian sejak Chanyeol memberitahuku kondisi Daniel, ia mengatakan Sehun memintanya untuk tidak bicara padaku hanya saja ia tidak tega. Ia memutuskan memberitahuku.

Aku menangis sehingga tidak sadar ada yang masuk ke kamarku. Aku tau itu Henry, ia memelukku. Hanya dia yang peduli padaku walaupun aku sakiti. Aku sangat jahat jika terus menyakitinya dengan mencintai pria lain. Aku berbalik dan membalas pelukannya.

"Mianhae" ujarku

"Kenapa menangis dan mengatakan maaf? Aku tidak memaksamu" ujarnya, ia begitu baik. Aku terus menangis karena aku selalu menyakitinya. "Jika menikah denganku begitu menyakitkan, aku tidak memintamu menikah denganku lagi" ujarnya, ia berbeda. Jika dulu ia selalu merajuk dan tidak mau kalah. Sekarang ia menjadi begitu dewasa.

"Nikahi aku, aku akan mencintaimu hanya kamu saja" ujarku dan ia melepaskan pelukanku. Ia menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak bisa menikahimu, hatimu tidak akan pernah ada aku" ujarnya, ia menghapus air mataku "Air mata ini bukan untukku. Saat kamu mengatakan hanya akan mencintaiku, itu terdengar sangat menyakitkan, itu membuatku lebih sadar lagi. seberapa besarpun aku berusaha, aku tidak pernah mendapatkan hatimu. Aku berusaha berubah menjadi lebih dewasa dan kamu juga tidak pernah menatapku" ia tertawa tapi air matanya tampak di sudut matanya. Terkutuklah Im Yoona, kamu membuat pria sebaik Henry menangis.

"Oppa, aku sudah pulang ke New York bersamamu, itu artinya aku setuju. Aku akan menikah denganmu dan menjadi milikmu saja" ujarku

"Jika hanya badanmu saja yang ikut denganku, apakah kamu pikir aku akan bahagia? Seandainya aku tidak datang malam itu, aku tidak akan pernah sadar jika dia lah pria yang kamu cintai selama ini. aku akan menjadi manusia yang paling bodoh karena tidak menyadari bahwa kekasihku tidak bisa mencintaiku bukan karena sifat konyolku dan tidak dewasa, tapi karena sejak awal hatinya sudah menjadi milik orang lain. Itu sangat menyakitkan" ia meneteskan air mata dan ia langsung menghapusnya

"Aku memutuskan memaafkanmu saat kamu meminta maaf dan menyakini diriku. Kamu akan menerimaku. Aku membeli cincin dan melamarmu. Dan kamu kembali menolakku walaupun secara tidak langsung, aku tau arti tangisanmu itu. Kamu ketakutan, kamu tidak tau bagaimana menolakku tanpa menyakitimu dan pada akhirnya kamu memilih menyakiti dirimu sendiri. Jika aku tidak tau arti pria itu bagimu, pria yang membuatmu menggantungkan perasaanku selama 3 tahun ini, aku akan sangat gembira saat melihatmu berada di airport untuk pulang bersamaku ke New York. Tapi karena aku sudah tau bagaimana hatimu, aku tau maksud dari tindakanmu itu. Kamu masih berharap yang melamarmu itu bukan aku tapi dia. Tapi karena dia tidak melakukannya, dia malah meneriakimu untuk tidak berharap padanya karena dia tidak pernah menjanjikan apa pun, itu alasanmu menerimaku"

Aku menangis, hanya bisa menangis karena apa yang ia katakan semuanya adalah kenyataan. Mengapa aku bisa melukai hati pria yang begitu baik. Mengapa sampai saat ini aku masih mencintai Siwon.

"Aku sudah memutuskanmu. Jangan menangis lagi" ia menghapus air mataku, aku memeluknya.

"Oppa" Aku memegang tangan Henry dan air mataku terus mengalir "Kamu tidak menginginkan aku lagi kah? Dia tidak pernah menginginkan aku, jika bukan kamu, aku tidak memiliki siapa pun lagi"

"Istirahatlah, kita sudah terlalu banyak bicara hari ini" ujar Henry, ia melepaskan tanganku dan meninggalkan kamarku.






TBC

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang