IM YOONA POV
Aku menangis sambil tertawa, menertawakan kebodohanku. Bodoh karena mempercayai apa pun yang ia lakukan. Melihat bungkusan obat di depanku, aku semakin merasa bodoh. Ia memberikan aku obat KB dalam kemasan vitamin. Aku dengan bodoh mengira itu adalah vitamin dan aku mengonsumsinya selama hampir 2 tahun ini. itulah alasan kenapa aku baru mengandung setelah hampir 2 tahun pernikahan kita, aku selalu menyalahkan diri karena belum juga mengandung selama ini, aku berpikir jika diriku lah yang bermasalah. Dan benar memang diriku bermasalah karena dengan begitu bodohnya aku menelan obat yang membuat rahimku tidak subur. Sekarang aku merasa diriku seperti pelacur. Dia meniduriku setiap saat dan memberiku obat KB karena takut aku mengandung.
"Im Yoona, apa lagi yang kamu harapkan" aku meremas obat yang berada di tanganku saat ini "Aku selalu mendapatkan luka karena mencintaimu, aku rasa sudah cukup. Aku akan melepaskan rasa ini" aku memukul dadaku, rasanya begitu sesak.
Tiba di rumah dan ia sudah berada di ruang tamu. Ia tampak marah, tapi apa peduliku. Setelah apa yang ia lakukan padaku selama ini, aku sudah tidak ingin lagi terluka karenanya.
Aku berjalan ke dapur untuk memeriksa apakah semua piring sudah dicuci, sebenarnya aku tidak perlu melakukan hal itu, mengingat bagaimana telitinya seorang ahjumma jung. Hanya dia yang baik padaku selama di rumah ini. jika pria itu, dia baik padaku sebagai rasa balas budi karena aku menyayangi putranya. Ia tidak ingin aku mengandung anaknya, supaya suatu hari saat ia bertemu dengan wanita yang ia cintai, aku tidak memiliki alasan untuk mempertahankannya. Dan aku sudah menyerah, aku tidak akan memperjuangkan perasaan ini lagi. karena wanita itu sudah muncul, ia sudah memilih wanita itu.
***
AUTHOR POV
Siwon sedang duduk di sofa kamar sambil menonton TV. Saat yoona masuk ke kamar, Yoona berusaha untuk tidak peduli padanya. Setidaknya ia akan mulai sedikit demi sedikit untuk tidak memperhatikan apa yang pria itu lakukan. Yoona meletakkan tasnya di meja rias dan ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Saat ia keluar dari kamar mandi, ia juga tidak peduli dengan Siwon. Ia tidur di tempat tidurnya dan mematikan lampu di sampingnya. Ia tidur dengan posisi miring dan membelakangi posisi Siwon. Siwon kesal karena sejak tadi Yoona tidak mengatakan apa pun. Setelah pulang begitu malam tapi tidak ada penjelasan apa pun.
"Darimana saja kamu?" tanya Siwon akhirnya "Pulang begitu malam"
"Setidaknya aku masih ingat rumah untuk pulang" ujar Yoona
"Apa yang kamu inginkan sebenarnya?"
Yoona terlalu lelah untuk berdebat, sebenarnya ia tidak ingin berbicara dengannya malam ini, tapi pria itu sudah memulainya. Mungkin ini saat yang baik.
"Saat itu kamu bertanya apa yang aku pilih? Aku memutuskan untuk memilih baby ini, aku tidak ingin menjadi nyonya choi lagi" Yoona bangkit dari tempat tidurnya
"Apa yang kamu katakan?" Siwon mengenggam tangannya sebelum ia berhasil turun dari ranjang
"Kamu memintaku untuk memilih, dan aku memberimu jawaban" Siwon melepaskan gengamannya
"Kamu berharap aku memintamu bertahan denganku?"
"Tidak," ujar Yoona pelan, ia membuka tasnya dan mengeluarkan obat yang selama ini ia konsumsi. Ia melempari obat itu ke Siwon. "Tidak lagi setelah aku menyadari obat apa yang kamu berikan padaku selama ini. Kamu menolak kandunganku dan aku berpikir semua ini karena kamu tidak nyaman dengan morningsickness yang kamu alami. Tapi ternyata kamu sudah mencegahnya untuk hadir sejak lama. Aku tidak akan bertahan lagi walaupun ada bagian dari kamu di dalam diriku, karena kamu tidak pernah menginginkannya. Kehadirannya itu hanya karena kecerobohanmu" tidak ada air mata lagi. Sudah cukup untuk yoona menangisi pria yang bahkan tidak pernah memiliki perasaan padanya. Ia tidak ingin menjadi bodoh lagi.
"Kamu berhasil membuatku begitu rendah, gomawo" ujar Yoona
Siwon menatap obat itu, ia tampak terkejut dengan sikap Yoona. Baru saja Yoona melemparinya obat itu dan mengatakan tidak akan bertahan dengannya lagi. Apa dia sudah keterlaluan selama ini, pikirnya.
"Apa kamu terkejut? Kamu terkejut aku mengetahui semua kejahatanmu? Kamu menipuku selama dua tahun dan aku dengan bodoh begitu percaya padamu. Apa aku memang tampak begitu bodoh di hadapanmu?"
"Apa yang kamu katakan?"
"Aku percaya kamu memberikan aku vitamin maka aku mengonsumsinya setiap hari selama dua tahun ini. kamu menjadikan aku pelacur selama ini," ujar Yoona "Apa maksudmu melakukan semua ini Choi Siwon?"
Siwon begitu terkejut melihat Yoona berteriak marah padanya, bagaimana tidak? Selama ini Yoona selalu mematuhi apa yang ia katakan.
"Aku sudah memilih baby ini, aku tidak akan membunuhnya" ujar Yoona, ia bangkit dari tempat tidur dan Siwon memegang tangannya. Dengan kasar ia menghempaskan tangan itu "Jangan pernah menyentuhku" teriak Yoona, tak ada sedikit pun air mata yang keluar dari mata indahnya.
"Kamu mau kemana?"
"Pulang ke tempatku" ujar Yoona
"Aku tidak membiarkanmu membawa milikku pergi dariku" ujar Siwon
Yoona berbalik, ia melepaskan cincin berlian yang melingkar di jari manisnya itu. Cincin yang dipakaikan Siwon saat mengucapkan janji suci di depan Tuhan. Ia melemparkan cincin itu ke Siwon tanpa mempedulikan etika seorang Im Yoona. Ia mengambil kopernya, ne miliknya dan memasukkan baju-baju miliknya.
"Aku bukan membicarakan cincin ini tapi bayiku" ujar Siwon
"Dia milikku, kamu sudah menolaknya sejak mengetahui dia berada di perutku. Bukan, kamu bahkan mencegah dia hadir dengan memberiku obat sialan itu. Dia tidak pernah menjadi milikmu" nada bicara Yoona tidak sama seperti biasanya. Ia berteriak marah pada Siwon, sejak Siwon menolak bayinya malam itu semuanya sudah berbeda. Dan puncaknya siang tadi saat mengetahui obat yang diberikan Siwon selama ini adalah obat KB, ia tidak akan memaafkan pria itu dengan mudah. Ia tidak akan mempertahankan apa yang bukan miliknya lagi. sudah cukup. Daniel juga tidak akan menjadi alasannya untuk bertahan disakiti lagi. Saat tidak ada lagi alasan untuk bertahan, itulah alasan terbaik untuk pergi.
***
Siwon terlalu kaget melihat perubahan yang sangat drastis dari seorang Im Yoona. Tanpa ia sadari seluruh pakaian Yoona sudah masuk dalam koper, saat ini wanita itu telah bersiap untuk melangkah meninggalkan kamar.
Saat membuka pintu, kebetulan Daniel masuk. Putra kecil itu terbangun dari tidurnya dan ia ingin tidur bersama kedua orang tuanya, melihat mommynya membawa koper, ia menatapnya penuh tanda tanya.
"Mommy mau kemana?" Tanyanya dan Yoona hanya menggelengkan kepalanya. Ia tidak ingin keputusannya untuk pergi kembali hilang karena menatap anak kecil ini. dia harus melindungi bayinya, kali ini ia harus lebih egois memikirkan diri sendiri dari pada orang lain. Ne, bagaimana pun dia menyayangi Daniel, dia tetap bukan mommynya. Kenyataan yang membuat ia sangat sakit.
"Daniel sini tidur dengan daddy" ujar Siwon
Yoona tanpa menoleh lagi, ia berjalan keluar kamar. Di depan kamar ia melihat ahjumma jung.
"Nona mau kemana?" tanya Ahjuma Jung saat ia akan mencari Daniel dan melihat Yoona membawa kopernya
"Ahjuma tolong jaga Daniel ya"
"Nona mau kemana?"
"Aku tidak bisa tinggal disini lagi ahjuma"
Ahjuma Jung menangis
"Nona jangan pergi. Ahjuma bisa jelasin" ujar ahjuma
Yoona tersenyum pada ahjuma Jung.
"Mianhae ahjuma, aku harus pergi sekarang"
"Jika karena Jung Soojung, nona pergi. Ahjuma mohon jangan pergi. Ahjuma akan memberitahu nona semuanya"
"Ahjuma cukup" bentak Siwon yang baru keluar dari kamar "Aku mencintai Jung Soojung dan tidak menginginkan Yoona menjadi istriku lagi. Kita akan bercerai segera dan aku akan menikahi Jung Soojung, sudah cukup jelas?"
"Gomawo" ujar Yoona dan ia melepaskan genggaman tangan ahjuma Jung
"Nona, bukan seperti itu"
"Cukup ahjuma, aku sudah cukup sakit. Apa lagi yang aku harapkan?" ujar Yoona dan ia melangkah pergi.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
FanfictionNothing to lose, your love to win, hoping so bad that you'll love me in,, i'm at your feet waiting for you.. Setetes air mataku menetes dari mataku. Saat mendengarkan lirik lagu kesukaanku ini, Aku masih saja merindukannya, dan dia juga menjadi alas...