IM YOONA POV
Setelah sehari menginap di rumah appa, ahjushi park menjemput kita untuk kembali ke apartement milik pria ini. Kita masih diam, tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kita. ia masih sibuk dengan iphonenya setelah ia permisi untuk pulang pada appa tadi dan aku tenggelam dalam pikiranku. Aku memutuskan untuk duduk di depan bersama ahjushi park daripada bersamanya di belakang. Ia menatapku kesal, tapi bukankah sejak dulu aku selalu di depan jika melakukan perjalanan bisnis dengannya. Aku tau batasan kita, jadi aku tidak akan melanggarnya.
Aku memandang jalanan yang mulai macet, ahjushi tidak membawa kita ke apartement tapi ke suatu tempat yang baru aku sadari itu adalah pemakaman. Saat mobil berhenti, ia keluar lebih dulu. Lalu ia membuka pintu mobilku dan membuka safety belt. Ia mengenggam tanganku dan membawaku ke depan makam tifanny eonni.
"Fanny a," panggilnya dan aku merasa setiap suara yang ia keluarkan mengandung cinta. Ia masih sangat mencintai Tifanny, aku yakin dengan hal itu. "Aku datang untuk memberitahumu, aku akan menikahi Yoona. Dia akan menjadi ibu dari anakmu, aku mohon kamu memberikan aku ijin. Aku masih mencintaimu tapi aku harus menikahinya" hatiku sangat sakit, ia menjadikanku perlariannya saja, ia hanya bisa mencintai Tifanny mungkin sampai ia tidak lagi bernafas dan aku, aku hanya menjadi pajangannya pengganti kakak sepupuku. Aku bisa lari saat ini, tapi aku tidak melakukannya. Aku sadar tidak akan pernah ada aku di hatinya tapi aku masih tetap berharap suatu saat ia akan sadar aku tulus mencintainya. aku tidak tau apakah hari itu akan datang? Aku menghapus air mataku. Dan berlutut di depan makam eonni.
"Eonni, aku akan menjaga Daniel dengan baik. Aku akan menjadi eomma yang menyayangi Daniel dengan tulus. Tapi aku tidak akan pernah berusaha menggantikan posisimu di hati oppa. Aku tidak akan pernah melakukannya" ujarku dan ia menatapku
Aku berdiri dan berjalan menuju ke mobil.
"Kenapa kamu melakukannya?" tanyanya setelah ia mencengkram tanganku, aku hanya diam tanpa menatapnya, aku takut air mataku jatuh "Aku tanya kenapa kamu melakukannya? Kenapa kamu mau menikah denganku padahal kamu tidak mencintaiku?"
"Apa oppa berharap mendengar aku mengatakan aku mencintai oppa?" tanyaku "Aku tidak mungkin memiliki perasaan pada kakak iparku, bagaimana mungkin aku mengkhianati eonni. Bukankah kamu mengatakan akan menyayangi Daniel jika aku menikah denganmu. Bukankah kamu mengatakan aku akan bisa bersama Daniel jika aku menikah denganmu. Dua alasan itulah yang membuat aku menerima pernikahan ini"
Ia melepaskan tanganku
"Aku akan menjadi istri yang baik untukmu jadi oppa tidak perlu mencari wanita lain untuk memuaskan oppa" ujarku dan aku masuk ke dalam mobil. Aku terus menahan air mataku, sampai di gas station yang berada tak jauh dari pemakaman eonni, ahjushi park mengisi bahan bakar. Aku memutuskan untuk ke toilet. Aku tidak tahan lagi.
Aku menghabiskan waktu di kamar mandi dengan menangis. Setelah perasaanku agak lega, aku keluar setelah aku memastikan mataku biasa-biasa aja.
***
AUTHOR POV
Mereka tiba di mansion Choi untuk menjemput Daniel. Yoona masuk lebih dulu ke dalam untuk mencari Daniel. Dari ahjumma Jung, Yoona baru tau keberadaan Daniel. Ia segera berlari ke kamar.
"Baby" panggil Yoona saat melihat Daniel berbaring
"Mommy" Daniel akan turun dari ranjang tapi Yoona menyuruhnya tetap disana. Yoona menghampirinya dan memeluknya dengan erat.
"Mommy, Daniel kangen ma mommy. Mommy jangan tinggalin Daniel lagi ya"
"Baiklah baby"
Yoona mengendong putranya itu keluar dari kamar dan ia melihat Siwon sedang berbicara dengan Appa dan eommanya.
"Bantu Yoona gendong Daniel cepat," ujar eomma saat melihat Yoona kesusahan menggendong cucunya
Siwon menghampiri Yoona dan menggendong Daniel..
"Daddy gomawo" ujar Daniel dan Siwon tidak mempedulikannya.
***
Sehun keluar dari kamarnya karena mendengar suara Yoona, ia melewati hyungnya untuk mengajak Yoona bicara.
"Bisa kita bicara sebentar Yoong?" ujar Sehun dan Yoona hanya mengangguk lalu mengikuti langkah Sehun.
Siwon mengenggam tangan Yoona
"Ingat kamu sudah setuju menikah denganku" ujar Siwon
"Arraseo" Yoona melepaskan genggaman tangannya.
"Ada apa hun a?" tanya Yoona
"Pabo" ujar Sehun sambil menjitak kepala Yoona, ia begitu kesal melihat Yoona.
"Yak, kepalaku sakit"
"Kenapa kamu begitu mudah ikut dia pulang?"
"Ne??"
"Setelah ia berulang kali menyakitimu, kamu masih mau memaafkannya?"
Yoona mengangguk dan Sehun kembali menjitak kepalanya.
"Dasar tidak berpendirian, jangan menangis di hadapanku lagi" ujarnya
"Sehun a,,"
"Dia hyungku, tapi aku tidak memaafkannya dengan mudah setelah ia melukaimu saat itu" ujar Sehun "Kenapa kamu memaafkannya begitu mudah?"
"Kamu sudah tau jawabannya kan?"
"Kenapa aku memiliki sahabat sepertimu, membuatku kesal aja" ujar Sehun sambil berjalan meninggalkan Yoona
"Kamu mau kemana?" tanya Yoona
"Kembali ke New York, aku tidak ingin melihatmu menangis karena pria itu lagi"
"Yak, aku tidak akan menangis lagi. kamu jangan ke New York lagi, jika kamu pergi adikku akan ikut kamu kembali kesana. Aku tidak ingin kehilangan kalian berdua."
"Aku tidak peduli padamu"
***
Ponsel Yoona berbunyi dan itu panggilan dari Henry, dengan ribuan perasaan bersalah Yoona mengangkat panggilan itu.
"yeoboseo Yoong" sapa Henry sesaat setelah Yoona menerima panggilannya
"Oppa, apa kabarmu?" tanya Yoona
"yoong, aku mencarimu di café. Mereka mengatakan kamu sudah kembali ke Seoul" ujarnya "Aku mulai menyesal karena tidak mempertahankanmu, aku malah melepaskanmu" ujar Henry dan terdengar isakan dari arah sana "Yoong, bisakah kamu memberiku satu kesempatan lagi? aku akan menghapus bayangan pria itu dari hatimu"
"Oppa, aku mau bicara sesuatu" ujar Yoona, walaupun tidak sanggup memberitahu Henry tapi ini saatnya ia bercerita. Ia sudah berjanji pada Siwon dan ia tidak ingin membohongi Henry. Walaupun sebenarnya ia berharap banyak dari pernikahannya dengan Siwon.
"Ada apa Yoong?"
"Aku akan menikah oppa" ujar Yoona dan Henry terdiam sejenak "Aku akan menikah dengan Siwon oppa"
"Chukkae ya Yoong. Akhirnya kamu bisa bersama dengannya" ujar Henry, walaupun menyakitinya tapi ia juga berharap Yoona bahagia.
"Oppa mianhae" Yoona menangis
"Kamu kenapa? Bukankah ini hal yang membahagiakan? Kenapa kamu menangis?"
"Oppa, mianhae"
"Kamu tidak pernah memberi aku harapan, jangan pernah merasa bersalah Yoong, lagian kita sudah putus" ujar Henry "Aku mendoakanmu bahagia"
"Gomawo oppa" ujar Yoona "Aku berharap oppa juga bahagia"
"Kapan kamu mengirimiku undangan?"
"Aku akan mengantarkannya langsung oppa" ujar Yoona
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
FanfictionNothing to lose, your love to win, hoping so bad that you'll love me in,, i'm at your feet waiting for you.. Setetes air mataku menetes dari mataku. Saat mendengarkan lirik lagu kesukaanku ini, Aku masih saja merindukannya, dan dia juga menjadi alas...