IM YOONA POV
Sudah dua hari aku terbaring tak berdaya, aku bahkan tidak bisa mengunjungi putraku yang masih di rumah sakit. Ahjumma dan ahjushi park sangat baik, mereka berdua menggantikanku mengunjungi putraku dan mereka akan memperlihatkan video putraku yang mereka rekam.
Hari ini aku berusaha untuk bangkit, aku harus bekerja. Biaya rumah sakit tetap berjalan tanpa peduli aku sakit.
Aku mengunjungi putraku lebih dulu sebelum aku ke cafe. Badannya mulai berisi dibandingkan pertama kali aku melihatnya, walaupun begitu alat-alat medis masih melekat di tubuhnya. Kasihan sekali dia, begitu kecil sudah merasakan sakit ini.
Setelah dari rumah sakit, aku langsung menuju ke cafe milik Henry oppa. Kebetulan dia berada disini, aku akan memberinya laporan.
Aku membawakan segelas americano kesukaannya dan laporan yang harus aku serahkan padanya. Dia duduk di sampingku dan aku menjelaskannya. Pandanganku tertuju pada arah pintu. Mungkin hanya mirip, aku kembali fokus pada laporanku.
Aku kembali melihatnya, dari belakang sangat mirip. Aku tidak bisa berkonsentrasi, di detik selanjutnya saat aku berdiri ingin memastikannya, dia sudah menghilang.
"Im yoona, jangan banyak berhalusinasi" gumamku
***
AUTHOR POV
Yoona tiba di rumah sakit setelah pulang kerja. Ahjumma park memberitahunya jika suaminya mengiriminya uang dalam jumlah yang cukup banyak.
"Dia mengatakan akan datang saat dia menelepon ahjumma, tapi kemudian ia kembali menelepon untuk meminta nomor rekening" ujar nyonya park
"Im babo, apa kamu masih berharap dia datang menemuimu? Setelah apa yang kamu lakukan, kamu tidak berhak berharap lagi" gumam Yoona dan ia menangis.
Yoona meminjam ponsel ahjumma untuk menghubungi Siwon. Nomor pria itu tidak aktif.
***
Mendengar kepulangan Siwon, Yuri mendatanginya. Ia mengira Yoona sudah berada di Seoul. Ia masuk ke ruang kerja Siwon.
"Apa kamu sudah bertemu Yoona?" tanya Yuri, Siwon hanya menggelengkan kepalanya "Bukankah kamu sudah kesana, apa tidak ketemu alamatnya?" Yuri seolah menanyakan pertanyaan bodoh, bagaimana mungkin Siwon akan menyerah dan pulang jika alasannya tidak menemukan alamat.
"Dia sudah bahagia dengan pilihannya. Aku tidak akan menemuinya lagi"
"Pria? Dia bahkan hampir gila karena kondisi anakmu. Bagaimana mungkin dia masih bisa mencari pria lain?"
"Mungkin Nyonya Park itu penipu. Tapi tenang saja, aku sudah mengiriminya uang yang cukup banyak. Ia tidak akan mengganggu kamu lagi"
Ponsel Siwon yang terletak di atas meja berbunyi, pria itu hanya menatapnya tanpa berniat mengangkatnya. Yuri menatap sekilas, nama Nyonya park tertera di layar ponselnya. Yuri pun mengangkatnya dan mengatakan mungkin saja itu Yoona.
"Yeoboseo" sapa Yuri "Yoong, ini benar kamu kan?"
"Eonni, apa kamu sedang bersama siwon oppa?" tanya Yoona dan Yuri menatap Siwon sebelum menjawab pertanyaan adik iparnya "Aku tau dia ada disana karena aku menelepon ke ponselnya. Bisa aku bicara dengan dia?"
Yuri menyerahkan ponselnya pada Siwon.
"Yeoboseo"
"Aku sudah mengembalikan uangmu ke rekeningmu, jangan mencampuri urusanku lagi karena semua ini bukan urusanmu. Anakku ini tentu saja bukan anakmu, karena anakmu sudah aku gugurkan sebelum pergi darimu"
"Ne, aku tidak akan melakukannya lagi"
"Gomawo" ujar Yoona, lalu ia mengakhiri panggilannya.
"Kamu hanya akan diam disini saja?" tanya Yuri saat melihat Siwon tidak juga bergerak "Kamu tidak ingin tau bagaimana kondisi anakmu? Sebegitu tidak menginginkan Yoona kah kamu?"
"Dia yang tidak menginginkanku lagi, dia memilih menggugurkan kandungannya demi meninggalkanku"
"Mungkin Yoona bisa membohongi semua orang tapi ia tidak bisa membohongiku, aku tau bagaimana dia mencintaimu sejak dulu hingga ia rela merawat putramu. Bagaimana kamu bisa percaya dia tidak mencintaimu" ujar Yuri
Yuri menelepon Seulong untuk memintanya mencarikan tiket pesawat kesana, ia yang akan pergi menjemput adik iparnya itu.
***
Chanyeol yang berangkat kesana untuk menjemput Yoona.
"Hyung harus mengurus perusahaan dan Noona juga sedang hamil, sebaiknya aku saja yang kesana. Aku yang memberinya kesempatan untuk kabur, aku berjanji akan membawanya kembali" ujar Chanyeol
"Ne, yeobo. Biarkan Chanyeol yang mengurusnya saja. Kamu tidak boleh kelelahan" ujar Seulong
"Baiklah, tapi jika kamu juga tidak bisa membawa yoona kembali. Aku akan menghajarmu" ujar Yuri dan Chanyeol tertawa. Kakak iparnya ini sangat menakutkan.
***
Chanyeol mengantar Daniel ke mansion choi karena besok ia akan berangkat ke New York. Disana ia bertemu dengan Siwon.
"Hyung besok aku akan berangkat ke New York, apa hyung tidak mau ikut?"
"Aniy,,"
"Baiklah"
"Katakanlah padanya, aku akan melepaskannya jika dia kembali kesini"
"Ne, aku pastikan kalian akan berpisah" ujar Chanyeol, ia kesal dengan Siwon.
***
Yoona masih berada di rumah sakit dan menatap putranya dari luar ruangan yang dibatasi oleh kaca. Chanyeol yang baru tiba pun menemaninya.
"Dia akan baik-baik saja noona" ujar Chanyeol dan Yoona mengangguk
"Aku tidak bisa pulang denganmu" ujar Yoona
"Ne, aku mengerti. Kita akan kembali nanti, setelah Darren sehat"
Yoona mengangguk
"Untuk sementara aku akan menemani noona disini"
"Apa daniel baik-baik saja?"
"ne, hanya hubungannya dengan hyung tidak baik" ujar Chanyeol "Sejak noona pergi, dia tidak tinggal dengan hyung"
***
Beberapa bulan berlalu dan Darren sudah boleh keluar rumah sakit. Yoona masih bekerja dan darren dijaga oleh ahjumma. Chanyeol kembali ke Seoul bulan lalu, ia akan mengurus kepindahannya kembali ke New york karena Yoona belum bersedia kembali ke Seoul.
Yoona sedang libur dan ia membawa Darren ke supermarket untuk belanja, dan Henry memintanya untuk menunggunya. Henry akan menjemputnya karena mereka berada di tempat yang berdekatan. Saat menunggu Henry, yoona bertemu kedua mertuanya.
"Jadi karena dia?" nyonya choi menunjuk Henry yang kebetulan baru sampai. Tadi Yoona menolak untuk ikut pulang dengannya dan sekarang ia melihat Henry
Yoona mengangguk
"Jika begitu pulanglah. Selesaikan semuanya dengan Siwon" ujar tuan choi "Kami tidak menghalangimu untuk bahagia, hanya saja kamu harus menyelesaikannya dulu dengan siwon"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
FanfictionNothing to lose, your love to win, hoping so bad that you'll love me in,, i'm at your feet waiting for you.. Setetes air mataku menetes dari mataku. Saat mendengarkan lirik lagu kesukaanku ini, Aku masih saja merindukannya, dan dia juga menjadi alas...