JunQ X EunaKim - Sacrifice

73 12 8
                                    

"Lo yakin ngerjain ini sendiri? Ini ba... Eh, halo Junkyu!"

Ocehan Kanto mendadak berganti menjadi sapaan ramah saat ia membuka pintu sekre dan mendapati seseorang berbadan kurus duduk di kursi dan menulis sesuatu. Santai saja Kanto masuk dan meletakkan kardus yang dibawanya di lantai. Euna yang mengekorinya kemudian menggeser-geser kardus itu agar tak menghalangi jalan.

Pria kurus tadi?

Ah, dia tak menjawab sapaan Kanto. Junkyu hanya menoleh dan menatap mereka.

Bukan mereka, tapi dia, Euna.

"Gue bantu ngerjain ya?" tanya Kanto pada Euna.

"Nggak usah, gue hari ini sama besok gak ada kuliah. Lumayan ini buat ngisi kegabutan," sahut Euna.

"Yah... Yaudah deh, gue duluan kalo gitu. Kabarin kalo butuh bantuan, oke? Gue balik kelas dulu, bye! Junkyu bye!"

"Iya hati-hati!" "Hm,"

Kanto langsung berlari keluar meninggalkan Euna dan Junkyu. Rasanya mendadak sangat hening karena tak sepatah kata pun keluar dari mulut keduanya. Masing-masing sibuk dengan dunianya. Junkyu dengan catatannya dan Euna dengan sekardus penuh kertas formulir pendaftaran UKM mereka.

"Euna," panggil Junkyu pelan tanpa menoleh.

"Hm?" sahut Euna, juga tidak mengalihkan pandangannya.

"Kanto kayaknya serius sama lo," celetuk Junkyu.

"Dia mah semua cewek dialusin,"

"Tapi Kanto nggak pernah mau repot-repot nawarin bantuan segala," Junkyu meletakkan catatannya di meja. "terima aja, dia banyak lebihnya kok. Ya... Kecuali volume suaranya yang nggak bisa dikontrol,"

Euna terdiam sejenak. Kardus tadi didorongnya menuju tembok dan ia menatap Junkyu.

"Terus?" tanya Euna.

"Ya pacarin. Lo nggak bosen ngejomblo mulu?"

"Lo ngomong gitu..."

"Iya, karena gue peduli,"

Euna membuang pandangannya ke jendela sekre. Dua ekor burung tampak terbang melintas. Sesaat Euna tersenyum.

"Jangan lupa nanti jam 3 jadwal Clara check up," ucap Euna.

"Masih lama," sahut Junkyu. "mau ikut? Gue bawa mobil, niatnya sekalian dari sini langsung berangkat,"

"Nggak usah deh, Clara pasti pengen berduaan sama lo,"

"Berduaan ya?"

Euna dan Junkyu membisu lagi. Entah mengapa ruangan ini terasa tak nyaman untuk mereka.

"Maaf Jun,"

"Lo minta maaf buat gue atau diri lo sendiri?"

Euna terdiam lagi. Junkyu mendekatinya dan menyibakkan rambut panjang Euna yang menutupi sebagian wajahnya. Dipandangi wajah cantik itu sejenak sampai Euna salah tingkah. Junkyu tersenyum simpul.

"Gue berangkat dulu. Kalo lo nggak mau dibantu sama Kanto, nanti gue balik lagi ke sini. Itu kertas diapain? Dicap sama diamplopin kan?" Euna mengangguk. "iya nanti gue kelarin. Jangan dipaksa kerja, badan lo gampang sakit juga," lanjut Junkyu lalu keluar menenteng kunci mobil, Meninggalkan Euna yang susah payah untuk tidak menjadi emosional.

Junkyu adalah kekasihnya, atau setidaknya itu berlaku dua bulan yang lalu sebelum Euna membawa Junkyu bertemu dengan Clara, adik semata wayangnya. Niat hati ingin mengenalkan kekasih, namun niatnya menguap setelah tiba-tiba Clara menggandeng tangan Junkyu dan memintanya menjadi kekasihnya. Untuk pertama kalinya Euna membenci adiknya walau hanya sesaat.

Siapa yang bisa membenci adik semata wayang yang punya kesempatan hidup kurang dari empat bulan dan menghabiskan separuh lebih hidupnya di rumah sakit?

Junkyu pun dilema saat itu. Ia mencintai Euna, sangat mencintainya.  Saat itu belum ada seminggu mereka resmi berpacaran. Permintaan Clara tentu saja terdengar konyol untuk Junkyu, namun ia tahu Euna tak pernah bisa menolak keinginan adiknya.

Junkyu juga tahu, tak ada yang lebih membahagiakan Euna selain melihat senyum Clara.

Junkyu mengalah. Tepat hari itu Junkyu dengan berat hati memutuskan hubungannya dengan Euna dan berpacaran dengan Clara. Sejak saat itu, sepulang kuliah Junkyu selalu mengunjungi rumah sakit dan menciptakan senyum di wajah Clara.

Dan sejak saat itu pula Euna selalu meminta maaf pada Junkyu. Euna tahu Junkyu pura-pura mencintai Clara walaupun jelas terlihat ia memperlakukan Clara seperti adiknya. Namun Junkyu tak pernah menanggapi permintaan maafnya. Pria itu selalu tersenyum walaupun Euna yakin Junkyu hanya menutupi perasaannya sendiri.

Junkyu pria yang sangat baik. Euna tak tahu apa ada cara untuk membalas kebaikan Junkyu.

Dua hari lalu Junkyu tiba-tiba menghampiri Euna di kelasnya. Tak ada orang lain selain mereka berdua di sana, tapi Junkyu berbisik seakan tak mau orang lain mendengarnya.

"Gue masih mencintai lo sampai hari ini," bisik Junkyu saat itu. "tapi kalau suatu saat lo naksir orang lain, lo boleh pacaran sama orang itu. Gue nggak akan ngelarang. Lo berhak bahagia tanpa perlu nungguin gue,"

Dan itu semua membuat hati Euna semakin mencelos.

Bagaimana bisa ia memacari orang lain sementara hati dan pikirannya tak pernah memikirkan orang lain selain Junkyu?

~DONE~



Ada afterstorynya gengs di buku "Love Season", silakan dicek dan dinikmati😊

Broken InsideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang