Jude x Han Seoin - Type

33 8 6
                                    

Seoin memasuki ruang sekre sambil menahan tawa. Sesekali ia menggelengkan kepala lalu terkikik lagi. Jude tak bisa pura-pura tak ingin tahu. Potongan gadis cuek bebek tak banyak bicara seperti Seoin tiba-tiba sibuk menahan tawanya, siapa yang tidak penasaran? Barangkali kalau ruangan ini tak hanya berisi Seoin dan Jude, semua pasti menyerbu Seoin.

"Kenapa?" tanya Jude setelah menyerah pada rasa penasarannya. 

Seoin tak menjawab dan tetap bertingkah sama sampai ia duduk di kursi. Tas kotak yang dibawanya langsung ditaruh di atas meja dan ia masih tertawa. Jude menarik kursi dan duduk di samping Seoin, berniat menanyai gadis itu sampai ia menemukan jawabannya. 

"Tumben..."

"Tuhan tu adil ya? Heran, beneran adil!"

Jude mengernyit. 

Sejak kapan Seoin menanyakan kekuasaan Tuhan? 

"Tadi sepupu gue, si Ive, mampir sini ngirimin makan siang. Ternyata dia dateng bareng pacarnya terus gue dikenalin. Tahu nggak? Tampangnya nggak banget, timpang sama sepupu gue!"

Banyak sekali kejutan hari ini. Seoin yang menilai seseorang dari fisiknya juga bukan Seoin yang biasanya. 

"Barangkali sifatnya baik, makanya sepupu lo mau sama dia," Jude mencoba berkomentar yang justru disambut tawa Seoin yang kian lebar. 

"Jutek! Abis salaman dia langsung sibuk sama handphone, gaada niatan nyapa gitu sampe Ive gak enak sama gue. Ya seengaknya kalo jadi cowok nggak cakep nggak apa-apa, yang penting ramah. Pantes aja si Kanto langsung judes kalo gue tanyain pacarnya Ive bentuknya kayak apa!"

Jude mengangguk paham. Walaupun Seoin memang pendiam, tapi Seoin bukan tipe penyendiri. Ia akan mengeluh kalau suasana sekitarnya tak menyenangkan. Seoin memang cuek tapi tak pernah suka orang-orang jutek. Mendengar penjabaran Seoin tadi rasanya Jude mengerti mengapa reaksinya sampai seperti ini. 

"Terus tadi lo bilang timpang emang sepupu lo itu gimana?" tanya Jude. 

"Dari kecil, karena umur gue sama Ive nggak beda jauh dan yang cewek cuma kita berdua, kita jadi sering dibanding-bandingin. Mungkin karena dia lebih muda ya, jadi si Ive sering berusaha keliatan 'lebih' dari gue. Mulai dari dandanan sampai supel-supelnya tuh dia berusaha lebih. Kaget dong gue liat selera cowoknya ternyata kayak gitu! Kirain minimal yang gayanya kayak Song Jongki gitu kek, lah ini aduh duh!"

Seoin sampai menutup mulutnya untuk meredam tawa. Jude masih menatapnya dan memangku wajah dengan tangannya. Cukup lama ia terdiam dan kemudian berceletuk. 

"Selera lo aja kali yang beda..."

Seoin menoleh pada Jude dan memiringkan kepalanya. Ia terlihat berpikir keras sebelum kemudian menganggukkan kepalanya. 

"Iya mungkin aja dia cakep di mata si Ive. Tapi kalo gue tetep no pokoknya,"

"Berarti gue lebih cakep ya?"

"Iya, cakepan lo jauh,"

"Jadi udah lolos seleksi jadi pacar lo nih?"

Seoin membisu. Tawanya tadi mendadak hilang. Jelas sekali Seoin berusaha menghindari kontak mata dengan pria di depannya. Jude tersenyum simpul lalu mengacak rambut Seoin.

"Iya, kita nggak bakal pacaran," Jude mengambil kotak makanan dari tas kotak yang tadi dibawa Seoin. "gue makan ya?" lanjutnya sambil menyendokkan nasi beserta lauk pauk ke dalam mulutnya sendiri. 

Orang tuanya telah bercerai sejak Seoin baru bisa mengingat, namun keduanya tetap tinggal di rumah yang sama hanya untuk menghindari amukan keluarga yang sudah menjodohkan mereka. Seoin kecil biasa melihat orang tuanya membawa kekasih masing-masing ke dalam rumah, saling mencaci, dan semua berulang hampir setiap hari. 

Sejak saat itu Seoin sering ketakutan sekaligus marah tiap kali mendengar kata 'pacar'.  Pacar orang tuanya telah merusak masa kecilnya yang seharusnya bahagia. Hanya Kanto, saudara kembarnya, yang ia percaya sekaligus tempatnya berlindung dari segala ketakutannya sampai ia bertemu Jude dan menemukan tempat berlindung yang lain. Namun pada Jude pun Seoin masih menahan diri. Ia tak ingin bersandar pada orang lain lalu tak bisa lepas, karena dalam benaknya hal itu lah yang membuat orang tuanya lebih memilih kekasih masing-masing daripada keluarganya.

Jude sudah tahu semua itu. Jude juga berani menjamin perasaan dalam hatinya pada Seoin bukan lagi sekadar tertarik.

Tapi Jude sadar, untuk berada di tempatnya sekarang saja perjuangannya tak sedikit, apalagi membuat Seoin menerima hatinya?

"Seoin," panggil Jude.

"Hm,"

"Perasaan gue tetep sama, tapi jangan terbebani ya? Ini urusan gue dan hati gue, lo cukup jadi Seoin yang biasanya,"

Seoin masih terdiam. Jemarinya memainkan ujung bajunya, berusaha mengalihkan perhatiannya. Jude mengacak rambut Seoin sekali lagi.

Juga menambahkan kecupan singkat di puncak kepalanya.

"Jangan pernah lupa lo selalu punya hak untuk dicintai. Gue sedang memenuhi hak itu,"

~DONE~






Seriusan jarang banget ada yang munculin Jude, padahal dia menarik :(

Broken InsideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang