Jeff x Anya - Fools

43 6 10
                                    

"Lo serius nggak makan?"

"Harusnya gue yang nanya, lo serius pesen segitu? Gue tahu lo suka ceker setan, tapi nggak lima porsi juga lo makan sendiri Jeff. Lo masih punya maag kan?"

"It's nice,"

"Hah?"

"Udah lama nggak ada yang merhatiin apa yang masuk ke perut gue,"

Jeff tersenyum tipis menanggapi helaan napas Anya. Ia tahu gadis di hadapannya tak nyaman dengan apa yang baru saja ia katakan.

"Jeff..."

"Gue makan dulu, boleh kan Nya?"

Anya mengangguk ragu. Suasananya terlalu canggung dan ia tak tahu setan apa yang merasukinya sampai ia menuruti kemauan Jeff untuk menemaninya makan siang di rumah makan favorit mereka dulu yang (sialnya) ternyata masih berjualan sampai sekarang. Terakhir kali Anya kemari adalah sehari sebelum kelulusannya dari SMA.

Juga sehari sebelum hubungannya dan Jeff kandas dengan cara yang sangat tidak menyenangkan.

Anya dan Jeff tak pernah bertegur sapa sejak saat itu. Mereka sempat bertemu di pesta ulang tahun teman mereka, namun Jeff sudah menggandeng seorang gadis cantik yang berhasil membuat Anya jengah. Kemudian mereka tak pernah bertemu lagi sama sekali. Anya sibuk dengan karir modelling, Jeff sibuk dengan kehidupannya sebagai personel band terkenal di ibukota.

Dan hari ini, entah takdir atau apa, Anya tak sengaja berpapasan dengan Jeff yang baru saja keluar dari toko alat musik yang terletak tepat di samping rumah makan ini. Anya tak bisa menemukan alasan untuk menolak dengan sopan dan di sinilah mereka, duduk berhadapan dengan dua gelas es teh dan lima mangkuk cakar ayam bumbu pedas.

"Lo nggak makan bukan karena diet kan?"

Anya memang seorang model. Menjaga pola makan adalah salah satu bagian dari rutinitasnya. Tapi Anya yakin tanpa bertanya pun Jeff pasti tahu alasannya hanya duduk tanpa memesan makanan apapun.

Siapa yang nyaman makan dalam kondisi canggung seperti ini?

"Gue..."

"Lo kurusan. Perasaan dulu gue sering banget nyubit pipi lo,"

"Lo kenapa sih?"

Jeff meletakkan sendoknya lalu menatap mata Anya dalam. Ia tersenyum penuh arti.

"Gue... Belum move on dari kita," ujarnya lirih, namun sangat cukup untuk mengejutkan Anya.

"Jeff, becandaan lo nggak lucu,"

"Gue nggak bercanda Nya," Jeff menghela napas panjang. "gue tahu lo pasti ngerasa ini semua konyol tapi gue serius. Udah enam tahun kita pisah dan enam tahun itu juga gue nyesel udah ngelepas lo gitu aja,"

"Lo bukan sekadar ngelepas. Lo ngebuang gue tanpa alasan yang jelas," nada Anya mulai meninggi. "oh, seinget gue justru lo duluan yang pamer udah punya cewek baru,"

"We broke up on that night, right after your friend picked you up and you went home. She knew I'm not over you... No! Wait! Atha, please..."

Badan Anya membeku. Ia benar-benar berniat untuk pergi dari sana dan menjauh dari Jeff selamanya. Ia sudah berdiri dari duduknya dan siap untuk meninggalkan Jeff sendirian namun panggilan itu membuat otaknya berhenti bekerja untuk sejenak.

Demi Tuhan jauh dalam hatinya Anya sudah memaafkan Jeff. Anya bukan seorang pendendam. Hatinya tak menyimpan perasaan apapun terhadap pria jangkung itu. Bahkan saat Jeff mengajaknya makan tadi Anya sudah berencana untuk benar-benar berbaikan dengan Jeff dan menjadi teman. Anya tak mau permusuhan tak jelas mereka semakin berlarut-larut.

Broken InsideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang