Sungjun x Nari - Fight

64 9 10
                                    

Ceklek...

"Sungjun?"

"Iya,"

Gadis itu tersenyum riang mendengar sahutan itu. Ia bergegas bangkit dari tidurnya dan duduk di atas ranjang. Tangannya bergerak maju seperti ingin meraih sesuatu, yang kemudian digenggam oleh Sungjun.

Senyum gadis itu makin cerah. Sungjun hanya bisa menghela napas dan ikut tersenyum walau sedikit terpaksa.

"Gue nggak sabar dioperasi besok! Berarti gue bisa liat lo kan, Jun?" gadis itu menggenggam tangan Sungjun erat.

"Iya, Nari. Nanti kita bisa ketemu," jawab Sungjun.

"Gue mau lo ajarin gue baca tulis juga. Kan gue cuma tahu braille, gak lucu dong gue kemana-mana kalo nulis pesan pake titik-titik,"

"Iya,"

"Gue mau kita ke pantai. Kan gue selama ini cuma bisa ngerasain angin sama airnya doang, gue pengen liat pemandangan,"

"Gue mau lo nemenin gue,"

"Iya,"

"Janji?"

Suara Sungjun tercekat. Ditatapnya Nari lamat-lamat. Gadis itu jelas sekali tak bisa menutupi kegembiraannya. Genggamannya masih erat di tangan Sungjun, sangat erat sampai Sungjun tak tahu harus berbuat apa.

"Kok diem sih, Jun? Kan biasanya lo ngelawak garing, kok lo jadi irit banget ngomongnya?" protes Nari saat menyadari Sungjun masih tenggelam dalam pikirannya sendiri.

"Nggak, gue lagi pengen ngeliatin lo aja,"

"Terus?"

"Terus sadar lo cantik banget hari ini,"

Muncul semburat merah di wajah Nari. Ia menoleh ke sana kemari, seperti menghindari tatapan Sungjun walau sebenernya ia tak tahu pria itu ada di sebelah mana. Tangan kanannya memang menggenggam tangan Sungjun, tapi Nari tak tahu dimana wajahnya.

Iya, Kim Nari adalah gadis tuna netra yang akhirnya mendapatkan donor kornea mata. Ia akan dioperasi besok sehingga hari ini ia mulai opname di rumah sakit.

"Curang ih, kan gue nggak tahu muka lo kayak gimana!" protes Nari lagi.

"Ini,"

Sungjun meraih tangan kiri Nari dan mengarahkan kedua tangan Nari ke wajahnya sendiri. Sungjun memejamkan matanya, membiarkan jemari Nari bergerak sendiri menyusuri wajahnya. Ia tahu Nari sesekali tersentak kaget bila tangannya tak sengaja menyentuh rambutnya. Bahkan Sungjun menggenggam tangan Nari, meyakinkannya untuk benar-benar mengenali wajahnya.

"Udah apal?" tanya Sungjun. Nari mengangguk.

"Tapi nggak kebayang,"

"Ya nanti lo raba muka gue lagi aja kalo gak yakin sama apa yang lo lihat,"

Nari tersenyum lebar. Tangan Sungjun digenggamnya lagi erat-erat.

Mereka bukan pasangan kekasih. Sungjun hanyalah seorang fisioterapis yang membantu Nari kembali berjalan sejak kecelakaan yang menimpanya tahun lalu. Hidup Nari sempat kacau sejak kecelakaan itu. Ia merasa lemah dan tak berguna. Nari hampir memilih menyerah untuk bertahan hidup sampai tiba-tiba keluarganya membawa Sungjun untuknya.

Nari sempat meremehkan keberadaan Sungjun. Ia yakin tak akan ada yang mampu membuatnya kembali bangkit dari keterpurukannya. Ia bersikap dingin pada Sungjun. Ia tak berharap apa-apa.

Namun yang Sungjun lakukan justru di luar dugaan. Ia tak seperti orang-orang sekitar Nari yang selalu berkata gadis itu akan bisa berjalan lagi suatu saat nanti. Sungjun hanya meminta Nari menerima dan mencintai dirinya sendiri apapun keadaannya. Sungjun mendampingi Nari untuk selalu mensyukuri hidup. Sungjun tak bersikap sok tahu, ia justru membuat Nari merasa sedang belajar bersama. Kini Nari bukan hanya mampu berjalan lagi, ia sudah menjadi gadis periang yang bisa menikmati hidupnya. Nari sadar Sungjun orang yang berbeda.

Nari juga sadar, hatinya kini mulai terisi akan keberadaan Sungjun.

Namun Nari tak pernah tahu kalau keluarganya tak menyukai hubungannya dengan Sungjun yang kian erat. Nari juga berasal dari keluarga kaya yang terpandang, tentu timpang dengan Sungjun yang hanya seorang fisioterapis yang besar di panti asuhan. Mungkin Nari tak tahu, tapi Sungjun jelas menyadarinya. Sungjun hanya berpura-pura tak terjadi apa-apa. Hatinya pun terlanjur jatuh pada Nari.

Dan saat ia benar-benar jatuh hati, orang tua Nari memanggil Sungjun tepat sehari setelah Nari mendapatkan kabar donor kornea untuknya.

Mereka meminta Sungjun pergi jauh dari kehidupan Nari sebelum gadis itu bisa mengenalinya lebih jauh. Mereka bilang mereka sudah menemukan jodoh terbaik untuk Nari. Mereka bilang mereka akan mengabulkan apapun permintaan Sungjun asalkan Sungjun tak lagi menemui Nari seumur hidupnya.

Sungjun hanya meminta kesempatan untuk menemani Nari sebelum operasi selama satu jam.

Sungjun tahu cinta memang harus diperjuangkan. Tapi memastikan orang yang kau cinta tak dibenci oleh orang-orang terdekatnya hanya karena keberadaanmu juga bagian dari perjuangan menurut Sungjun.

"Halo sayang!"

"Ibu?"

Seorang wanita paruh baya memecah lamunan Sungjun. Ia buru-buru berdiri dan melepaskan genggaman Nari. Sungjun membungkuk memberi hormat yang hanya dibalas anggukan kecil.

"Kata dokter sekarang waktunya kamu istirahat, Nak," ujar wanita paruh baya itu sambil melirik Sungjun tajam. "tidur aja ya," lanjutnya.

"Tapi Bu, aku lagi ngobrol seru..."

"Udah istirahat aja, ini juga udah sore, udah waktunya gue pulang," potong Sungjun.

Sungjun mengerti sindiran tadi. Waktunya telah habis dan sudah saatnya ia pergi sesuai janjinya. Pria sejati tak akan mengingkari janji.

Walaupun demi menepati janjinya pada orang tua Nari, berarti Sungjun akan mengingkari semua janjinya pada Nari.

"Lo mau pulang sekarang?"

"Iya, gue pamit ya. Permisi Nyonya, semoga anda selalu sehat,"

"Jun! Sungjun!"

Sungjun tak lagi menoleh ke belakang. Ia benar-benar melangkah keluar dari ruangan itu. Sudah mantap ia meninggalkan sejuta kenangan manis yang sempat hinggap di hidupnya.

Sungjun yakin Nari akan menemukan kenangan yang lebih manis tanpa dirinya.

Dirinya sendiri?

Tak apa, hidup dengan rasa sakit sepertinya bukan hal yang sangat buruk.

~DONE~

Udah, gatau lagi gue mah.
Susa bikin sungjun sedi, bikin nari keliatan ceria cem cewek puber juga susa.
Ya begini ini jadinya.
Padahal udah ngendon lama draftnya.
Tapi bolak balik ganti plot, karena gue mau bikin sungjunari beneran broken inside.
Lah kok malah otak gue yang broken .g
Yaudala ya, semoga menikmati aja deh😂

Broken InsideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang